Minggu, 25 Oktober 2020 | 21:30 Wita

Meneguhkan Komitmen Berjamaah

Editor: Firman
Share

Oleh : Ust Dr Ir H Abd Qahhar Mudzakkar MSi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar

HidayatullahMakassar.id — Berjamaah merupakan salah satu dari enam jati diri atau identitasnya Hidayatullah. Jati diri Hidayatullah itu Sistematika Wahyu (SW) sebagai manhaj tarbiyah dan dakwah, Ahlus Sunnah wal Jamaah, Alharakah Al Jihadiyah Al Islamiyah, Imamah dan Jamaah, Jama’atun minal muslimin dan Wasathiyah.

Kajian berjamaah penting dipahami karena banyak sekali ayat dalam quran menguraikan pentingnya berjamaah. Kita ambil misalnya di Surat Al-Fatihah Ayat 5

 إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”

Kenapa menggunakan kata  “kami” ? Sebagai cerminan berjamaah, bersama. Demikian pula pada surah Azzumar di ayat terakhirnya. Ayat 71.

 وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ 

Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.

Ayat ini mengungkapkan orang masuk surga dan neraka juga berjamaah “berombongan” Rombongan koruptor, peminum dan penzina mereka akan bersama-sama ke neraka.

Betapa pentingnya berjamaah, tidak bersendiri-sendiri, apalagi dalam urusan dakwah

Jelas bahwa kita tidak bisa kerjakan dakwah sendiri-sendiri. Kalau berdakwah sendiri-sendiri akan repot sekali. Misalnya dalam perkembangan terakhir terkait dakwah menggunakan teknologi digital.

Intinya kita tidak bisa sendiri-sendiri dalam berIslam. Simbolnya shalat, shalat fardhu berjamaahlah merupakan shalat yang paling afdol. Khususnya bagi laki-laki. Tidak ada contoh dari shahabat yang dibiarkan shalat fardhu di rumah terus menerus.

Allah memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya kita memelihara kebersamaan dan komitmen berjamaah yakni dalam surah Al Imran 159 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Bagaimama berjamaah ? Spiritnya dalam ayat di atas. Al Imran ayat 159 penting menjadi spirit berjamaah yang harus dipahami bagi pemimpin jamaah maupun jamaahnya.

Dari ayat itu dijelaskan bahwa yang paling kita harapkan dari Allah selain hidayah yakni rahmat kasih sayangNya. Rahmat merupakan/mencakup rahmat dan rahimNya.

Dalam quran sangat banyak kata Rahmat. Ini menunjukan sangat penting. Apagi rahmat Allah itu dikaitkan pula sebagai ampunan Allah. Dan Allah maha pengampun, seberapa pun banyak dan besarnya dosa seorang manusia.

Pemimpin yang kasar sungguh tak nyaman berada di sisinya. Karena mulut yang kasar keluar dari hati yang kasar. 

Maka kita perlu melatih diri agar memiliki hati yang lembut sehingga berkata-kata lembut dengan ketaatan melaksanakan ibadah, menjadi pemaaf, mendoakan orang yang berbuat salah dan mengajaknya bermusyawarah. Apalagi musyawarah itu syariatnya dakwah.

Pengalaman kita jika ada sebuah organisasi dakwah tidak berjalan maka ceklah bermusyawarahnya/rapatnya. Jika tak optimal biasanya karena pemimpinya sering mengambil keputusan sendiri.

Sebagaimana ulama mendirikan negara kita dengan konsep politik syuro pada sila keempat. Di sila keempat itu tidak menyebut demokrasi.

Demikian pula di pembukaan UUD tidak ada satu kata pun menyebut demokrasi. Baru dikenal setelah ada amandemen UUD. 

Jadikan Al Imran 159 merupakan manhaj atau methode berjamaah dengan selalu saling berlaku lemah lembut, memaafkan, saling mendoakan dan memusyawarahkan semua keputusan.

Cara lain dengan saling mengunjungi rumah ini nilai silaturahimnya sangat tinggi, dan juga saling memberi hadiah. Ini semua akan melembutkan hati, sehingga akan melembutkan tingkah laku.

Pemaaf juga merupakan ciri seorang itu bertaqwa. Apalagi dalam quran tidak ada term meminta maaf dalam quran yang ada hanya memberi maaf. Maka hadirkan selalu dipikiran dengan “memberi” agar komitmen berjamaah semakin teguh.■ fir

*) Dari catatan on the spot pada pengajian bulanan Yayasan Albayan Hidayatullah, Makassar di Masjid Umar Al Faruq, Sabtu (24/10/2020)



BACA JUGA