Senin, 7 Juni 2021 | 07:57 Wita

GNH, Ilmu ‘Putih’ Hidayatullah

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Ust Sarmadani Karani, Ketua Yayasan Al Bayan Hidayatullah 2015 -2019

HidayatullahMakassar.id — GNH atau gerakan nawafil Hidayatullah, adalah upaya untuk menjaga iman, spirit untuk bangkit, dan semanatg untuk beramal baik.

Ya, GNH ini baru dibuat istilahnya pada November 2018 lalu saat Silatnas di Balikpapan. Sebuah gerakan nawafil, memaksimalkan dan memaksakan ibadah Sunnah kepada semua kader dan jamaah Hidayatullah.

GNH itu adalah aktivitas ibadah nawafil diantaranya Qiyamullail, Ngaji one day one juz, Sholat sunnah rawatib, Infak every day, wirid (pagi sore malam), dan dakwah Fardiyah.

Ya, banyak ibadah nawafil lainnya, tapi hanya ini yang menjadi target utama, untuk dikerjakan setiap hari. Semaksimal mungkin, jika bisa, harus dipaksa, agar terbiasa, dan enak dirasa.

Ibadah nawafil di GNH, memang masih kurang, silahkan kita tambah dengan mewajibkan diri puasa sunnah Senin Kamis, sholat Dhuha, dan lainnya.

Bagi saya, ini semacam “tarekat”, bacaan-bacaan khusus untuk menjaga iman dan imun. Atau bisa dibilang ilmu putih, (karena kalau ilmu hitam bisa sesat) bagi para aktivis pejuang Islam.

Atau juga, GNH ini, bisa dikata upaya untuk menepi, berzikir dan berfikir sejenak, untuk kemudian bangkit kembali. Untuk selanjutnya, melakukan sesuatu yang lebih berkah, lebih banyak dan lebih bermanfaat.

Ya, dengan GNH ini, bisa mejadi penyeimbang gerakan para aktivis, yang kadang berlebihan tanpa pikiran, bahkan bergerak sporadis. Dengan GNH, gerakan dakwah kita bisa terukur untuk ummat, tanpa kajili-jili.

Bahkan GNH ini, menurut saya, saat melihat dan berinteraksi dengan pencetusnya langsung, Ustad Abdurrahman Muhammad, Pemimpin Umum Hidayatullah, saat menjadi ajudan beliau, bahwa gerakan perjuangan ini harus berbanding lurus dengan gerakan spiritual.

Sosok seorang pembaharu, aktivis pejuang, aktivis pergerakan, harus ditopang dengan spiritual yang tajam. Dan GNH adalah upaya untuk menajamkan spiritual itu.■



BACA JUGA