Rabu, 8 Mei 2024 | 18:10 Wita

Tausyiah PU Hidayatullah: Istiqomahlah pada Ketaatan (1)

Editor: admin
Share

HidayatullahMakassar.id — Bapak Pemimpin Umum (PU) KH Abdurrahman Muhammad menyampaikan taushiyah di arena musyawarah khusus kampus induk dan kampus utama (KIKU) Hidayatullah se-Indonesia di aula Ponpes Al Bayan Hidayatullah Makassar, BTP Tamalanrea, Makassar, Rabu (8/5/2024). Berikut petikannya :

Kebaikan dari Allah yang senantiasa terlimpahkan begitu banyak tidak dapat dihitung sehingga tidak ada ucapan yang mengawali dan mengakhiri hidup ini selain ucapan memuji kemurahan-Nya.

Alhamdulillah tadi (pembacaan Al Qur’an) kita mendengar bacaan al-Qur’an. Firman Allah “… Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar,” (Al-Ahzab [33]: 77)

Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya, itulah yang menjadi perjuangan kita, bagaimana kita taat kepada Allah dan rasul-Nya sehingga kita menemui kemenangan itu, kemenangan yang agung.

MasyaAllah, pertemuan para penyandang identitas, kampus terdepan kampus utama dan Ummul Qura. Iya sebagaimana yang saya katakan tadi, perjuangan kita adalah bagaimana menjalani hidup ini dengan penuh ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya dan itulah selain menjadi inti perjuangan juga menjadi inti kebaikan.

Kalau ada ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya, itu ada fadhilah (keutamaan). Bagaimana kita me-ribath rabithu dan juga melakukan muraqabah senantiasa melakukan pengawasan dalam perjalanan ketaatan ini.

Ibn Abbas Radhiyallahanhu pernah mengatakan tidak ada yang lebih sulit kecuali istiqamah dalam ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya, lalu menyetir ayat Firman Allah: “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan,” (Hud [11]: 112)

Istiqomahlah seperti apa yang diperintahkan bersama orang-orang yang selalu kembali atau selalu bertaubat bersamamu dan jangan melampaui batas.

Nabi juga mengajarkan sebuah doa, Ya Allah kami memohon kepada-Mu nikmat istiqamah, konsisten, dan manisnya ketaatan.

Menjadi terdepan dalam kebaikan yang merupakan ajang perjuangan yang dihasilkan oleh keistiqamahan (konsistensi) ketaatan penuh kepada Allah dan rasul-Nya. (Ia) memang memerlukan kekuatan tenaga dan apakah tenaga dan kekuatan itu?

Kekuatan itu ada pada Allah, kekuatan itu bersumber dari Allah. Dan siapakah Allah itu, bagaimana kita mengetahui siapa Allah itu sebagai sumber segala kekuatan.

Kekuatan ilmu kekuatan semangat dan segala macam kekuatan. La haula wala quwwata illa billah

Dalam wirid-wirid harian pagi petang, kita membaca “ya hayyu ya qayyum” wahai Maha Hidup dengan rahmatMu kami memohon pertolongan…”

Apa yang dikatakan Allah di depan tadi, Allah memberi petunjuk teknis, bagaimana kita bertakwa dan mengikat janji bahwa kita tidak akan mengakhiri hidup ini kecuali dengan penuh ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.

Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran [3]: 102-103)

Bagaimana kita memproteksi menjaga meribath melakukan ribath, melakukan muraqabah? Allah menyambungnya i’tisham-lah kepada Allah secara berjamaah. Kalau dalam bahasa modern berorganisasi.

Apa sih organisasi itu, kita semua sudah pada tahu. I’tisham billah secara berjamaah. “wa la tafarraqu” dan haram bercerai berai. Begitu detailnya ayat ini menuntun.

Berorganisasilah dan jangan bercerai berai. “wadzkuru nikmatallah” Ingat nikmat Allah bahwa engkau diikat dengan ukhuwah islamiyah. Inti ukhuwah adalah “allafa baina qulubikum” adanya ikatan yang benar dalam hati, bukan ikatan-ikatan material, bukan ikatan kepentingan dunia. Tapi bagaimana semua aktifitas menuju kesatuan hati.(Masykur/bersambung)



BACA JUGA