Rabu, 7 September 2022 | 11:39 Wita

Shalat Empat Dikerjakan Hanya Dua Raka’at Karena Lupa

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

KAJIAN BHULUGHUL MARAM: KITAB SHALAT BAB SIFAT SHALAT Hadits ke 349

Oleh: Ust Abdul Qadir Mahmud MA, Kadep Dakwah & Pelayanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar

KAJIAN, HidayatullahMakassar.id — Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلاَتَي العَشِيِّ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ إِلى خَشَبَةٍ فِي مُقَدَّمِ الْمَسْجِدِ، فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهَا، وَفِي الْقَوْم أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَهَابَا أَنْ يُكَلِّمَاهُ، وخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ، فَقَالُوا: قُصِرَتِ الصَّلاَةُ، وَرَجُلٌ يَدْعُوهُ النَّبيُّ صلّى الله عليه وسلّم ذَا الْيَدَيْنِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله، أَنَسيْتَ؟ أَمْ قُصِرَت؟ فَقَالَ: «لَمْ أَنْسَ وَلَمْ تُقْصَر»، فَقَالَ: بَلَى قَدْ نَسِيتَ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمْ، ثُمَّ كَبَّر، فَسَجَدَ مِثلَ سُجُودِهِ، أَوْ أَطْوَلَ، ثمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَكَبَّرَ، ثُمَّ وَضَعَ رَأْسَهُ، فَكَبَّرَ، فَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ، أَو أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّر. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: صَلاَةَ الْعَصْرِ
وَلأَبِي دَاوُدَ، فَقَالَ: «أَصَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ؟»، فَأَوْمَأَوا: أَيْ نَعَمْ
وَهِيَ فِي «الْصَّحِيحَيْن» لكِن بِلَفْظِ: فَقَالُوا
وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ: وَلَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَقَّنَهُ الله ذلِكَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat salah satu dari dua shalat ‘asyiyy (shalat Zhuhur dan ‘Ashar), di mana shalat tersebut dikerjakan hanya dua rakaat. Kemudian beliau menuju tiang di bagian depan masjid dan meletakkan tangannya pada kayu.

Dalam jamaah itu ada Abu Bakar dan ‘Umar, tetapi keduanya tidak berani mengatakan apa pun kepada beliau. Orang-orang keluar dengan segera dan bertanya-tanya, “Apakah shalat tadi diqashar?” Dalam jamaah itu ada seorang laki-laki yang dijuluki oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Dzulyadain, ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah baginda lupa atau shalat tadi memang diqashar?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku tidak lupa dan shalat tidak diqashar.” Orang itu berkata lagi, “Tidak, baginda telah lupa.” Maka, beliau shalat lagi dua rakaat kemudian salam, lalu takbir kemudian sujud seperti biasa atau lebih lama, kemudian mengangkat kepalanya, lalu takbir kemudian meletakkan kepalanya, lalu takbir kemudian sujud seperti biasa atau lebih lama kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir.” (Muttafaqun ‘alaih dan lafaznya adalah dari Bukhari) [HR. Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Itu adalah shalat ‘Ashar.

Menurut riwayat Abu Daud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah Dzulyadain benar?” Lalu mereka mengiyakan. Hadits itu ada dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, tetapi dengan lafaz, “Mereka berkata.” Dalam sebuah riwayatnya pula disebutkan, “Beliau tidak sujud sampai Allah meyakinkan akan hal itu.”

Catatan

• Al‘asyiyy adalah waktu di antara tergelincirnya matahari dan terbenamnya. Ar-Raghib berkata; “Makna ‘asyiyy adalah waktu tergelincirnya matahari hingga pagi [Shubuh]. Menurut riwayat lain adalah shalat ashar. Adapun yang dimaksud dalam hadits ini adalah shalat Zhuhur.

• Nama Dzulyadain dalam hadits adalah Al-Kharbaq bin ‘Amr, ia berasal dari Bani Salim sebahagian yang lain mengatakan dari Bani Khaza’a. Dia diberi gelar Dzulyadain karena kedua tangannya cukup panjang lebih dari tangan normal.
Wallahu a’lam bish shawwab.(*)



BACA JUGA