Jumat, 12 Agustus 2022 | 09:24 Wita

Tafsir As’sadi Al Baqarah Ayat 145 : Sembunyikan Kebenaran Kedholiman Terbesar

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Ust H Hendra Wijaya Lc MH

TAKLIM, HidayatullahMakassar.id — Allah ta’alla berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 145

وَلَٮِٕنۡ اَ تَيۡتَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ بِكُلِّ اٰيَةٍ مَّا تَبِعُوۡا قِبۡلَتَكَ‌ۚ وَمَآ اَنۡتَ بِتَابِعٍ قِبۡلَتَهُمۡ‌ۚ وَمَا بَعۡضُهُمۡ بِتَابِعٍ قِبۡلَةَ بَعۡضٍؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ‌ۙ اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيۡنَ‌ۘ

Dan walaupun engkau (Muhammad) menyampaikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau termasuk orang-orang zhalim.

Syaikh Abdurahman bin Nasir bin Abdullah Assadi mengatakan, dalam ayat ini terlihat bagaimana Rasulullah bersemangat berdakwah kepada siapa saja. Rasulullah tahu hidayah itu datangnya dari Allh, dirinya dan kita sebagai pengikutnya tugasnya hanya menyampaikan.

Kadang orang tak disangka-sangka bisa menerima dakwah. Itu menunjukan betapa Allah yang membolakbalikkan hati seseorang. Sebagaimana kisah Nabi  Musa mendakwahkan tauhid kepada Firaun tapi ditolak mentah-mentah namun namun para pengikutnya yakni para tukang sihir menerima dakwah Nabi Musa. Padahal sihir ilmu kegelapan, seorang penyhir sangat susah menerima kebaikan. 

Begitu pula yang dilakukan Rasulullah menyampaikan dakwah kepada siapa pun terutama sasaran dakwahnya saaat itu yakni kepada kaum Yahudi dan Nasrani yang sejatinya telah mengetahui kebenaran.

Namun “bagi orang yang telah ditutup hatinya dengan kekufuran sebagaiaman par ahli kitab walaupun didatangkan dalil kebenaran namun mereka enggan mengikuti.”

Ahli kitab yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani mereka kufur, menolak dakwah Rasul ullah dengan keyakinan, bukan karena kebodohan merka. Itulah kedholiman mereka. Mereka tahu kebenaran tapi menolaknya, itulah kedholiman terbesar. 

Kedholiman yang besar karena orang yang menolak kebenaran disebut dholim pada diri sendiri. Orang yang berbuat maksiat pada hakikatnya tahu kemaksiatan sebagai larangan tapi karena lemahnya iman maka tetap terjatuh pada perbuatan dosa bermaksiat.

Orang Yahudi dan Nasrani tahu tentang kerasululan Muhammad, oleh karena itu maka mereka berhijrah ke Madinah untuk menyambut kedatangan nabi terakhir. Tapi setelah datang nabi, yakni Rasulullah Muhammad lalu mereka menolaknya enggan untuk menerima dakwah kebenaran yang disampaikan.

Orang dholim seperti ini akan sangat susah menerima kebenaran karena hawa nafsunya merekabersikukuh untuk tetap dalam kedholiman dan kekufuran.

Maka kata Allah, kepada mereka walaupun dibawakan bukti yang banyak tapi tetap menolaknya. Namun apakah kita berhenti mendakwahkan kenbenaran kepada mereka ? Tentu tidak, kita tetap fokus menyampaikan kepada orang belum tahu juga kepada yang tahu.

UNtuk itu Allah mengingatkan “Kalian jangan mengikuti kiblat mereka” ini membuktikan ushul dalam aqidah adalah menyelisih aqidah orang musyrik.

Seperti halnya ketika Rasulullah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada 10 Muharam merayakan kemenangan Nabi Musa dari kejaran Firaun. Maka Rasulullah mengatakan “Sekianya tahun depan Allah memanjangkan umurku maka saya akan berpuasa pula pada 9 Muharram” untuk menyelisih puasa orang Yahudi.

Jadi menyelisih amal, kebiasan dan adat istiadat orang musyrik dan yang menolak aqidah Islam adalah disyariatkan. Agar kita dibedakan sebagai seorang mukmin.(bersambung/fir)

*) Dari Taklim Rutin Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar di Masjid Umar Al Faruk tiap Kamis malam.

Simak Live Streaming Kajian Tafsir As-Sa’di akun Youtube Al Bayan Media : https://youtu.be/4jALYOezcqM



BACA JUGA