Minggu, 30 Mei 2021 | 15:07 Wita

Pendidikan Mengukuhkan Eksistensi sebagai Khalifatullah

Editor: Firman
Share

Oleh : Ust Drs H Ahkam Sumadyana MA, Trainer Nasional Hidayatullah dan Dewan Pembina Yayasan Albayan Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Allah ta’alla berfirman dalam QS. At-Tin ayat 4,

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Manusia disebut sebagai ciptaan terbaik karena memiliki potensi dan instrumen yang lengkap dibandingkan makhluk lain yang Allah ciptakan.

Malaikat hanya punya ruh dan akal tapi tidak memiliki nafsu dan jasad. Jin hanya memiliki ruh, akal dan nafsu tapi tidak miliki jasad. Hewan miliki akal nafsu dan ruh tidak memiliki akal.

Sedangkan manusia memiliki lengkap. Demikian pula memiliki potensi dua sifat komplit, sifat fujur dan sifat takwa.

Maka dengan potensi dan kesempurnaan instrumen sebagai makhluk inilah yang menjadi tanggungjawab kita untuk menghantarkan generasi menjadi generasi tauhid dan generasi qurani, agar tak terjebak pada rekayasa dan kompetisi dunia yang berpotensi sebabkan keluar dari fitrah, ber-Islam.

Karena Allah dalam firmanNya di surat Al-Baqarah ayat 30

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Allah menghendaki manusia menjadi wakilNya sebagai khalifatullah di bumi.
Maka dengan eksistensi sebagai dan menjadi wakil atau pelaksana visi misi Allah ta’alla di muka bumi maka tak pantas seorang khalifah ingkar terhadap amanahnya.

Namun untuk menjalankan amanah kita harus memenuhi tanggungjawab dalam tarbiyah ilmu pengetahuan, tarbiyah ruhiyah untuk mentarbiyah spirit taqarub ilallah, tarbiyah skill dan keterampilan profesional.

Selain untuk menjalankan amanah sebagai khalifah, tarbiyah juga untuk menjadi bekal berkompetisi. Karena sesungguhnya kehidupan ini kompetisi dalam berbuat kebaikan. Untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’alla.

Inilah dasar pemikiran, nawaitu atau prinsip kenapa pendidikan atau tarbiyah dilaksanakan di Hidayatullah.

Prinsip yang kedua, pendidikan di Hidayatullah itu sifatnya jaringan. Dengan berlandaskan kaidah bahwa tidak ada Islam tanpa jamaah, dan tidak ada jamaah tanpa kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan tanpa ketaatan.

Maka desain pendidikan di Hidayatullah itu dalam rangka untuk mengukuhkan kehidupan berjamaah dengan ketaatan pada Allah ta’alla.

Karena pendidikan di Hidayatullah itu didesain berjaringan maka dibangun dan telah tersedia sarana pendidikan seluruh Indonesia di 600an kampus/pondok pesantren. Agar bisa terus ditingkatkan kualitas dan ketaqwaan maka hendaknya tak bisa lepas dari jaringan ini. Dan menjadikan para guru/ustadz sebagai orangtua sosiologis.

Maka di Hidayatullah itu sebenarnya tidak menghendaki ada istilah “penamatan” dan “alumni” karena jika seorang santri telah selesai di jenjang pendidikan rendah didorong melanjutkan pendidikan di jenjang lebih tinggi di jaringan tarbiyah Hidayatullah maupun bukan. Semuanya untuk mengembangkan kualitas diri dan menjaga fitrah manusia menjadi khalifatullah. Wallahuallam.■ fir

*) Dari catatan on the spot taujih di Penamatan dan Ramah Tamah SMP SMA Albayan Islamic School Hidayatullah Makassar.



BACA JUGA