Sabtu, 8 Juni 2024 | 10:57 Wita

Sang Imam Teladan

Editor: admin
Share

Oleh: Abdul Qadir Mahmud MA, Ketua STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Selain Rasulullah saw, Allah SWT menyebutkan manusia teladan lain dari dua manusia teladan yang pernah hadir dan memberi warna dalam perjalanan kehidupan manusia yakni Nabi Ibrahim Khalilullah as.

Allah SWT menyebut Nabi Ibrahim sebagai manusia teladan sebanyak dua kali dalam al-Qur’an, yakni pada surah al-Mumtahanah/60: 4

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”

Demikian juga dalam surah al-Mumtahanah/60: 6

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ ۚ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ

Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.

Mengapa Nabi Ibrahim AS dipilih oleh Allah sebagai salah satu manusia teladan dan diabadikan dalam al-Qur’an ?

Nabi Ibrahim merupakan salah satu rasul Allah yang selalu diperhadapkan dengan berbagai ujian dalam kehidupannya, mulai dari berhadapan dengan kaumnya dalam dakwah tauhid termasuk ayahnya sendiri sampai pada konfrontasi dengan raja Namrud yang berujung harus menghadapi hukuman dengan dilemparkan ke dalam api.

Demikian juga tatkala diuji dengan perintah meninggalkan istri dan anaknya yang masih bayi dilembah yang tandus, meskipun dengan berat hati Nabi Ibrahim melaksanakannya dan puncak ujian Allah swt kepadanya adalah tatkala Ibrahim diperintah oleh Allah untuk menyembelih anak kesayangannya Ismail dan lagi-lagi ia menujukkan ketaatannya melaksanakan ujian tersebut secara totalitas.

Keberhasilan Ibrahim melewati ujian demi ujian tersebut kemudian diabadikan oleh Allah dalam QS. al-Baqarah; 124 “Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat berupa perintah dan larangan, kemudian Ibrahim menunaikannya-dengan sempurna”.

Keberhasilan Nabi Ibrahim melewati berbagai ujian mengantarkan dirinya sebagai orang yang layak menjadi imam (pemimpin), Allah berfirman kepadanya… “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”.

Selanjutnya Allah melegitimasi Ibrahim sebagai imam atau pemimpin yang berkarakter luar biasa , “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif/lurus. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah), dia mensyukuri nikmat-nikmatNya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus.” (QS. an-Nahl/16: 120-121).

Nabi Ibrahim disebut al ummah karena ia merupakan panutan dalam kebaikan dan Ia menjadikan istrinya, anaknya dan seluruh yang ia punyai sebagai sarana mengajarkan kebaikan -kebaikan sehingga sampai hari ini pun ia banyak diikuti oleh orang-orang di seluruh dunia.

Perjalanan ketaatan nabiullah Ibrahim melewati ujian menunjukkan totalitas keteladanan dalam keseluruhan pribadinya baik dalam perkataan, perbuatan, dan karakter.

Peradaban manusia yang besar dan berkelanjutan hanya dapat dibangun oleh pemimpin-pemimpin yang telah melalui ujian berat. Mereka adalah sosok yang tidak hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan, tetapi juga kekuatan karakter dan keteguhan hati untuk menghadapi segala tantangan dan membawa masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

Dalam konteks modern, pemimpin yang terbentuk dari ujian berat mampu menghadapi tantangan global yang kompleks dengan ketahanan dan inovasi. Mereka memiliki keberanian untuk mengambil risiko yang diperlukan untuk mendorong perubahan positif dan kemajuan.

Pengalaman menghadapi ujian membuat mereka lebih adaptif, tangguh, dan berkomitmen untuk mencapai visi jangka panjang yang membawa manfaat bagi seluruh umat manusia.

Sebaliknya peradaban manusia akan rusak dari pemimpin yang tidak teruji karena tidak memiliki integritas dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai moral dan etika. Tanpa ujian yang menantang, mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk membuktikan ketaatan mereka pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.

Hal ini dapat mengakibatkan keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, daripada kesejahteraan seluruh masyarakat.

Kisah dan keteladanan Ibrahim a.s memberikan pelajaran yang sangat dalam kepada kita bahwa ujian demi ujian akan melahirkan pemimpin peradaban yaitu peradaban manusia yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan.

Peradaban yang tidak saja membawa kebahagiaan di dunia yang fana, tapi juga ketentraman dan kebahagiaan di akhirat yang kekal. Wallahu a’lam bishawwab.(*)



BACA JUGA