Senin, 12 September 2022 | 21:50 Wita

Mahasantri Menulis – Wahai Wanita, Jagalah Perhiasanmu dengan Menutup Aurat

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

OPINI, HidayatullahMakassar.id — Masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda lebih tertarik dengan budaya barat. Sehingga banyak di kalangan remaja sekarang memakai pakaian tertutup tapi seperti telanjang, yakni memakai baju yang ketat yang membuat lekuk tubuhnya terlihat.

Demikian pula kalangan remaja yang berhijab, banyak yang memakai hijab tapi tidak sesuai dengan syariat islam. Seperti memakai jilbab tapi tidak menutupi dada dan hanya dililitkan di leher.

Padahal Allah menganjurkan kepada kaum wanita di banyak tempat dalam Al-Qur’an yang menyinggung mengenai menjaga aurat bagi seorang wanita. Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,” (QS. Al Ahzab : 59).

Dan Allah berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْوَرِيشً

“Hai anak adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.”

Wahai wanita, jagalah perhiasanmu dengan menutup aurat atau kenakanlah pakaian yang menutup auratmu.

Sesungguhnya Allah sudah memberikan pakaian yang layak untuk hambanya, akan tetapi manusia itu sendirilah yang kurang bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Rasulullah bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, (yang pertama) suatu kau yang memiliki cambuk seperti ekor sapu untuk memukul manusia dan yang kedua (para wanita yang berpakain tapi telanjang, berpakaian dari ketaatan dan mengajak lainnya untuk mengikuti mereka, kepala mereka seperi punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim, no.2128]

Jilbab tidak bertujuan membatasi gerak, aktualisasi, kemajuan dan perkembangan seorang perempuan. Jilbab juga bukan simbol keterbelakangan, kelemahan, atau kekalahan kaum wanita terhadap suatu kelompok di zaman tertentu.(*)

*) Oleh : Salbiani, Mahasantri Prodi PGMI STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar