Minggu, 8 Agustus 2021 | 09:37 Wita

Hikmah Asasi Panglima dan Pasukan Terbaik Penakluk Konstantinopel

Editor: Firman
Share

Oleh : Ust “Babeh” Dzikrullah, Ketua Departemen Hubungan Antar Bangsa DPP Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Setiap muslim sepatutnya menggantungkan dan berusaha mewujudkan cita-citanya dengan bersandarkan pada contoh dan keteladanan Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa shallam.

Selain dari sunnah Rasulullah, kita di Hidayatullah juga ikhtiar perjuangannya merujuk pada perjuangan orang-orang terbaik terdahulu (shalafus saleh).

Salah satu sosok terbaik yang sepatutnya menjadi spirit dan motivasi bersama adalah Sultan Dinasti Utsmaniah Muhammad Al Fatih dengan kesuksesannya pada 1453 menaklukan Konstantinopel.

Karena Al Fatih menaklukkan dengan peperangan khusus,  peperangan yang telah diceritakan 800 tahun sebelumnya oleh Rasulullah. Melalui hadits yang mashur

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ

“Sesungguhnya akan dibuka (ditaklukkan) kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“.

(Hanya saja hadits di atas meskipun sangat masyhur adalah sebuah hadits yang lemah, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani).

Namun terdapat banyak hadits shahih, salah satunya sebuah hadits nubuwat penaklukan Konstantinopel, dari Abu Qobil, ia berkata:

كنا عند عبدِ اللهِ بنِ عمرو بنِ العاصِ ، و سُئِلَ أيُّ المدينتيْنِ تُفتحُ أولًاالقسطنطينيةُ أو روميَّةُ ؟ فدعا عبدُ اللهِ بصندوقٍ له حِلَقٌ ، قال : فأخرج منه كتابًا قال : فقال عبدُ اللهِ : بينما نحنُ حولَ رسولِ اللهِ نكتبُ ، إذ سُئِلَ رسولُ اللهِ : أىُّ المدينتيْنِ تُفتحُ أولًا القسطنطينيةُ أو روميَّةُ ؟ فقال رسولُ اللهِ : مدينةُ هرقلَ تُفتحُ أولًا : يعني قسطنطينيةَ

“Kami berada di sisi Abdullah bin Amr bin Ash dan beliau ditanya tentang mana kota yang dibuka terlebih dahulu, apakah Konstantinopel ataukah Romawi? Maka beliau meminta untuk diambilkan sebuah kotak, lalu beliau mengeluarkan sebuah kitab lalu berkata: ‘Berkata Abdullah bin Mas’ud: Tatkala kami bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menulis, tiba-tiba beliau ditanya: Manakah kota yang terlebih dahulu dibuka, apakah Konstantinopel ataukah Romawi?’. Maka beliau menjawab: ‘Yang dibuka terlebih dahulu adalah kota Heraklius’. Yaitu Konstantinopel“.

Rasulullah tak menyebutkan siapa, kapan dan bagaimana Konstantinopel akan ditaklukkan. Tapi hanya pastikan yang akan menaklukkan Konstantinopel tersebut oleh seorang panglima dan pasukan terbaik. Terbaik ketaqwaannya, keikhlasannya dan kemampuannya.

Padahal ketika saat itu sedang memimpin perang Tabuk, Rasulullah mengetahui bahwa Romawi begitu digdaya telah menguasai Konstantinopel selama 200 tahun. Konstantinopel saat itu setara Washington DC Amerika Serikat saat ini.

Ketika Rasulullah menyatakan Konstantinopel akan ditaklukkan, tak ada yang bisa membayangkan karena Konstantinopel adalah ibukota dari kerajaan Romawi yang menjadi negara super power saat itu.

Namun apa yang terjadi, hanya 2 tahun setelah diangkat menjadi sultan Dinasti Utsmaini dan setelah 200 tahun keluarga Utsmaini siapkan, Konstantinopel takluk.

Banyak hikmah yang bisa dipetik dari sejarah monumental Islam tersebut. Empat hikmah di antaranya bahwa:

1. Kemenangan Islam itu semata atas pertolongan Allah,

2. Kesabaran adalah modal utama dari perjuangan ditunjukan penaklukan Konstantinopel sudah diikhtiarkan selama 8 abad

3. Kesungguhan dalam perjuangan, Dinasti Utsmaniah mempersiapkan selama 200 tahun penaklukan tersebut. Maka jika hari ini Hidayatullah perjuangan dakwah dan tarbiyahnya telah genap 50 tahun, belumlah apa-apa, jika dibandingkan.

4. Apa yang dilakukan Sultan Muhammad Al Fatih menaklukan negara super power Romawi bisa pula dilakukan ummat Islam saat ini. Syaratnya cukup melakukan 4 hal pula,.

Keempat syarat tersebut
1. Ketaatan total pada Allah dengan kecintaan pada quran dan sunnah.
2. Bangun diri, keluarga dan masyarakat sebagaimana cara (sunnah) Rasulullah
3. Istiqomah di jalan fisabilillah dengan meninggikan kedekatan dengan Allah ta’alla melalui ibadah seperti qiyamul lail, sedekah, persaudaraan,
4. Istiqomahlah sampai akhir hanyat.

Hidayatullah sebagai sebuah haraqah gerakan dakwah saat ini sedang membangun dirinya supaya sesuai peradaban Islam yang telah dijelaskan dan disediakan Allah dalam quran dn hadits.

Maka seluruh kader Hidayatullah dan ummat harus tanamkan perhatian pada pusat-pusat peradaban Islam Makkah, Madinah, Baitul Maqdis, kota penting Islam seperti Baghdad, Damaskus dan lainnya.

Salah satunya mempelajari
Sirah Nabawiyah. Sejarah Rasulullah jika dibaca serius maka pikiran dan wawasan kita akan terbuka dan terdorong sebagai muslim internasionalis. Sebagaimana jika kita ucapkan laillahaillaha maka dunia otomatis menjadi kecil sekali.

Mudah-mudahan Allah menjaga kita untuk tegakkan Islam.■ fir

*) Dari webinar Hidayatullah 50 Tahun Global Forum oleh Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar.