Senin, 3 Mei 2021 | 19:24 Wita

Sepuluh Malam Terakhir

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Syamril, Direktur Sekolah Athirah

HidayatullahMakassar.id — Rasulullah adalah manusia yang dijamin oleh Allah masuk surga. Namun ada yang unik dari beliau. Adanya jaminan itu justru ibadahnya semakin banyak dan berkualitas.

Bayangkan jika kita yang dapat jaminan masuk surga. Mungkin ibadah kita biasa-biasa saja. Alasannya, buat apa lagi toh sudah dijamin masuk surga. Bukankah ibadah untuk dapat pahala sebagai bekal di akhirat agar dapat masuk ke dalam surga.

Suatu hari Aisyah istri Rasulullah menanyakan hal itu. Jawaban beliau sungguh luar biasa. “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur”. Jadi adanya jaminan itu beliau syukuri dengan ibadah yang semakin intensif.

Rasulullah telah melepaskan diri dari ibadah transaksional menjadi ibadah cinta. Transaksional karena imbalan dan hukuman. Cinta karena rasa syukur dan persembahan. Ini perlu kita renungi. Apakah kita masih transaksional?

Intensifikasi ibadah Rasulullah juga sangat luar biasa pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Apa saja kebiasaan beliau? Pertama, menghidupkan malamnya sehingga tidak bisa dibedakan bangun dan tidurnya. Seolah-olah sepanjang malam beliau terjaga terus dalam aktivitas ibadah.

Rasulullah i’tikaf di masjid. Melepaskan diri dari segala urusan sehari-hari sebagai pemimpin masyarakat. Masuk dalam bilik khusus di masjid melakukan shalat, zikir dan do’a. Keluar dari biliknya hanya saat urusan pribadi seperti bersuci dan merapihkan diri. Itu dilakukan selama 9 atau 10 hari penuh. Sejak masuk malam ke 21 sampai dapat dipastikan di sore hari terakhir Ramadhan sudah tampak hilal. Berarti besoknya sudah 1 Syawal.

Ibadah utama yang dilakukan di malam hari yaitu shalat malam. Khusus bagi Rasulullah shalat witir menjadi wajib hukumnya sehingga tidak pernah ditinggal oleh beliau baik dalam keadaan mukim ataupun safar atau perjalanan.

Kedua, Rasulullah membangunkan istri-istrinya. Juga anak dan menantunya untuk beribadah bersama. Jadi ada kebersamaan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah lakukan itu sampai beliau meninggal. Setelah itu istri-istrinya melanjutkan kebiasaan tersebut.

Ketiga yaitu banyak meminta atau berdoa agar diampuni segala dosa. Aisyah secara khusus minta agar diajarkan doa khusus di malam itu. Maka Rasulullah mengajarkannya untuk membaca doa “Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fuanni”. Artinya wahai Allah yang Maha Pengampun, ampunilah aku.

Mulai malam Senin 2 Mei 2021 kita sudah memasuki 10 malam terakhir. Mari intensifkan ibadah. Jika tidak sanggup penuh 9 atau 10 hari x 24 jam karena masih harus masuk kerja maka bisa i’tikaf di malam hari.

Jika itu juga sulit maka bisa datang ke masjid untuk shalat tahajjud berjamaah. Biasanya mulai jam 2.30 pagi sampai subuh. Jadi sekalian sahur di masjid. Kemudian pagi harinya kembali ke rumah dan masuk kerja lagi. Hati-hati, tetap jaga protokol kesehatan.■


Tags:

BACA JUGA