Sabtu, 16 Januari 2021 | 10:14 Wita

Kumis Harimau

Editor: Firman
Share

Sapa Pagi: Dr Nasrullah Bin Sapa Lc MM

HidayatullahMakassar.id — Allah ta alla berfirman dalam salah satu ayat quran

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ

“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…(Ar-Rad, 13:11).

Anda tahu bagaimana cara seorang pawang harimau di kebun binatang menjinakkan harimau?

Bagi kebanyakan kita tentu hal yang paling dihindari adalah bertemu dengan binatang buas yang satu ini. Namun bagi seorang pawang harimau, berinteraksi dengan binatang buas yang satu itu justru menjadi hal biasa yang nyaris dilakukan setiap hari.

Yang kerap jadi pertanyaan, bagaimana cara para pawang ini ” menaklukkan” hewan pemburu yang dikenal sangat buas tersebut? Mengapa harimau-harimau itu bisa jadi jinak saat ditangani oleh para pawang? Apa rahasianya?

Menurut salah seorang penjaga kebun binatang, semua kipper (penjaga) wajib memiliki kumis harimau. Kumis itu dibawa setiap kali mendekati harimau. Para kiper percaya bahwa harimau tidak akan berani mengganggu manusia yang membawa kumisnya. Kumis harimau itu dibungkus dalam plastik kecil, kemudian dikantongin setiap kali bertugas. Harimau dengan penciumannya paling tajam, sehingga meskipun dibungkus, tetap dapat tercium.

Kita semua tahu betapa buas dan kuatnya harimau tersebut, dia mampu menerkam siapa pun yang ada di dekatnya dan kapan pun dia mau. Bahkan para pawang harimau pun menyadari itu. Namun dia tidak mau melakukannya, karena kumis harimau yang tercium olehnya akhirnya dia tidak mengetahui dan tidak menyadari kekuatannya.

Manusia dengan dasar penciptaannya mempunyai potensi dan kemampuan yang luar biasa. Mereka tumbuh dan berkembang dengan keinginan dan keyakinan masing-masing terhadap apa yang akan dicapainya suatu saat nanti. Ketika SD anak anak ini ditanya tentang cita-cita masa depannya, dengan kejujuran, kepolosan dan tanpa beban mereka menyampaikan akan menjadi apa mereka kelak. Ada yang ingin jadi dokter, jadi pilot bahkan anak kedua saya ketika saya tanya ingin jadi apa kelak dia dengan lantang menjawab mau menggantikan presiden Jokowi.

Sayang sekali, banyak orang sering merasa kesusahan bahkan merasa hidupnya berakhir karena menghadapi berbagai masalah. Mereka biarkan hidup mereka tumbuh dan terbentuk oleh situasi negatif seperti yang dialami oleh harimau ketika mencium bau kumis harimau lain. Mereka menyerah dan membiarkan diri mereka yang “buas” dan punya sejuta potensi terpenjara dengan keyakinan dan perspektif negatif yang muncul dari pemikiran mereka sendiri.

Semua itu ditentukan dan disebabkan oleh pikiran negatif. Kumis harimau yang ada di saku sang pawang tidak akan pernah menghalangi atau membahayakan si harimau, akan tetapi pikiran dan instingnyalah yang menghalanginya. 

Namun, dengan keyakinan yang tinggi keadaan dan pikiran negatif ini dapat kita ubah jika kita mau melakukannya. Semua orang dengan potensi yang Allah SWT berikan kepadanya mampu meraih cita-cita yang diinginkannya.

Namun, Langkah pertama yang harus dilakukan adalah keputusan dari diri kita sendiri untuk berubah. Keputusan itulah yang akan membuka jalan dan mengaktifkan semua potensi yang kita miliki sehingga kita menuju kepada perubahan yang lebih baik sesungguhnya.

Banyak dari kita berkeinginan agar bisa menjadi penulis, agar bisa mengaji dengan baik, bisa ceramah, membuat kanal dakwah di youtube, dan lain sebagainya. Namun keinginan keinginan itu terhalang oleh aroma “kumis harimau” yang ada di sekitar kita yang akhirnya menyetir pikiran kita untuk menunda bahkan tidak melakukannya.

Setiap dari kita mempunyai “kumis harimau” yang berbeda-beda yang menghalangi kita untuk mencapai perubahan dahsyat yang kita inginkan. Alasan keluarga, kesibukan, rasa malu, kemalasan, usia, tampang dan sebagainya. Maka mulai saat ini kita mulai mencicil untuk melakukan apa yang kita inginkan dan membuat satu persatu “kumis harimau” yang mungkin saja masih banyak di saku kita.

Ada sebuah hadits Qudsi yang menerangkan kepada kita bahwa Allah senantiasa menurut pandangan dan prasangka hamba-Nya. 

فقد قال عليه الصلاة والسلام { قال الله عز وجل أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه حيث ذكرني } الحديث رواه البخاري ومسلم من حديث أبي هريرة .

Rasulullah sholallohu’alaihi wasallam telah bersabda; Allah azza Wajalla berfirman: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku. Aku bersamanya setiap kali ia mengingat-Ku. (hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim, dari Abu Hurairah rhadiallohuanhu).

Tulisan ini juga salah satu usaha penulis untuk membuang salah satu dari sekian banyak “kumis harimau” yang ada di saku penulis.■

*) Ketua DPD Hidayatullah Makassar



BACA JUGA