Senin, 14 Desember 2020 | 10:59 Wita

PW Pemuda Hidayatullah Sulsel Gelar Dialog Kepemudaan. Saatnya Gerakkan Budaya Literasi

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Usai pelantikan Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah (PW PH) Sulsel, PH Sulsel memanfaatkan kehadiran pengurus pusat Hidayatullah dengan menggelar Dialog Kepemudaan.

Hadir sebagai narasumber pada dialog itu Kepala Bidang Organisasi DPP Hidayatullah Ust Asih Subagyo SKom MKom dan Dirut Al Bayan Media Corp/Pempred HidayatullahMakassar.id H Firmansyah Lafiri ST di Aula Kampus Utama Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar, BTP No. 26 Ahad 27 Rabi’ul Akhir 1442 H (13/12/2020).

Dialog yang berlangsung hingga pukul 22.05 wita itu turut dihadiri para pengurus Pemuda Hidayatullah Sulsel, pengurus organisasi pemuda dan santri SMA Al Bayan.

Lafiri mengungkapkan dua fakta terkait Pemuda Hidayatullah Sulsel yang diamatinya yakni masih kurangnya pemberitaan oleh media dan belum berkiprahnya Pemuda Hidayatullah Sulsel di forum dan komunitas kepemudaan di daerah ini.

“Dua hal ini bisa jadi karena Pemuda Hidayatullah Sulsel secara kelembagaan tidak aktif dan belum membuka diri ataukah para pengurusnya kurang percaya diri. Maka tidak ada cara lain mulailah memperbaiki dua hal yang paling nampak di publik ini,” ujar mantan Redaktur Harian Tribun Timur tersebut.

Melihat dua fakta tersebut Lafiri mendorong Pemuda Hidayatullah Sulsel agar memulai memotivasi pengurus dan anggotanya untuk melakukan empat budaya literasi membaca, berdiskusi, menulis dan peduli.

“Seorang yang rajin membaca dan aktif berdiskusi otomatis memiliki kemampuan menulis jika ia memviasakannya, sehingga akan menjadi sosok yang berwawasan, percaya diri dan dikenal,” jelasnya.

Ust Asih mendukung wacana penguatan literasi pemuda Hidayatullah tersebut dengan mengutarakan sejarah kejayaan Islam dilakoni oleh pemuda-pemuda yang memiliki intelektua, progresif dan berakhlak.

“Anak muda harus berfikir bagaimana untuk menciptakan sejarah.
kita ini sering sekali menikmati sejarah ketika kita berbicara sejarah atau masa lalu itu sangat luar biasa tapi kita tidak pernah berfikir bagaimana masa depan atau bagaimana membuat sejarah karena ketika pemuda berbicara masa lalu maka sebetulnya pemuda itu muda usianya namun tua dalam berfikir,” urainya.

Sejarah mencatat banyak peristiwa yang melibatkan peran pemuda, Al Fatih diumur yang cukup muda (17) mampu menaklukan konstantinolel, Hidayatullah sampai hari ini eksis itu karena pemuda dan di Indonesia awal-awal kemerdekaan sangat banyak peran pemuda di dalamnya.

“Melihat perkembangan dunia yang sangat dinamis maka pemuda harus tampil, mengambil peran dalam segala aspek kahidupan dan mampu memberi dampak yang baik serta mampu menjawab tantangan yang akan datang,” tantang Ust Asih.■ laida



BACA JUGA