Rabu, 18 November 2020 | 17:59 Wita

Dari Masjid ke Istana

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Rahim MayauSDM Yayasan Pendidikan Al Insyirah Makassar & Pimpinan Pesantren Lorong Raudhah Indonesia

BersinarNews.com — Tiga orang wakil rakyat yang juga muballig, menyampaikan statement tentang memakmurkan  masjid. Ada yang menyampaikan,“ Dari masjid ke masjid.“ Ada yang mengatakan.”Antara lain ukuran  standar bagi seorang muslim tentang keislamannya adalah shalat jamaahnya di masjid.” Dan Paling akhir mengucapkan,” Dari masjid ke istana.”

Ketiga statement di atas, mengingatkan betapa strategisnya keberadaan masjid untuk dimakmurkan, baik sebagai tempat menegakkan shalat jamaah, ibadah lainnya, tarbiyah, mengonsolidasi potensi ummat, mendeteksi kawan, dan sebagai tempat  paling berkah, untuk kaderisasi calon pemimpin yang amanah.

Memakmurkan masjid sebagaimana yang diteladankan Rasulullah sallallahu alaihi wa salam, telah terbukti melahirkan khulafaurrasyidin. Pemimpin ummat yang amanah dan berprestasi; menjaga aqidah ummat; membukukan Alqur’an; kodifikasi Alqur’an; penulisan mushaf Alqur’an; pemberian tanda baca Alqur’an, perluasan wilayah Islam, pengamanan wilayah, pembentukan angkatan laut, tata administrasi pemerintahan, sistim penggajian, pemerintahan yang efisien dan efektif, pembenahan keuangan negara, renovasi masjid nabawi, penetapan kalender hijriah, memajukan ilmu bahasa, membangun kota ilmu pengetahuan, santunan baitul mal kepada seluruh rakyat secara adil, dan berbagai prestasi gemilang lainnya.

Memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah dan berbagai aktivitas keummatan, akan melahirkan kader tangguh dan amanah; kader yang telah akrab dengan bergabai persoalan keummatan; kader yang terbiasa bertindak proaktif dan solutif atas berbagai fenomena keummatan.

Kader yang istiqamah shalat berjamaah, adalah kader yang memetik hikmah kepemimpinan di dalamnya; ia belajar tentang memilih dan dipilih sebagai pemimpin shalat dengan pendekatan kriteria; ia terdidik bahwa yang berdiri di sekitar imam adalah orang yang beriman, bertaqwa, dan berilmu; ia terbiasa dengan perhatian imam atas jamaahnya, dan ia mengambil pelajaran dari batalnya imam sebagai bentuk  kejujuran dalam menjalankan amanah.

Semua aktivitas dan pembelajaran dalam berjamaah, adalah bagian dari modal menuju istana. Memakmurkan masjid, dan menata langkah “Dari masjid ke istana”, memerlukan keyakinan, keistiqamahan, kesabaran dan ikhtiar yang sungguh-sungguh.

Dari sini dapat terbangun asa meraih janji Allah Ta’ala, ”Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat kami.”( Q.S. As- Sajdah : 24 ).■



BACA JUGA