Senin, 21 September 2020 | 11:01 Wita
Sebuah Nasihat Pernikahan
■ Oleh: Dr KH Nashirul Haq Lc MA, Ketua Umum DPP Hidayatullah
HidayatullahMakassar.id — Pernikahan dalam quran disebut sebagai perjanjian yang berat dan kuat. Padahal hanya disahkan dan dihalalkan oleh kalimat akad yang simpel. Demikian pula untuk akad bermuamalah bisa halalkan dan membedakan transaksi ribawi atau tidak.
Dengan kalimat akad juga melimpahkan tanggungjawab orangtua seorang istri kepada suaminya, lahir dan bathin, jasmani dan rohani.
Pernikahan yang paling diberkahi Allah menurut syariat yakni “yang paling mudah dan murah maharnya”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺧَﻴْـﺮُ ﺍﻟﻨِّﻜَـﺎﺡِ ﺃَﻳْﺴَـﺮُﻩُ
‘Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah.’ (HR. Abu Dawud)
Dan dalam riwayat Ahmad,
ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ﺍﻟﻨَّﻜَـﺎﺡِ ﺑَﺮَﻛَﺔً ﺃَﻳَْﺴَﺮُﻩُ ﻣُﺆْﻧَﺔً
“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.”
[Salah satu kebutuhan penting dari orang yang menikah adalah didoakan] Sebab kebahagiaan pernikahan itu juga karena doa yang tulus kepada Allah.Hanya Allah yang punya otoritas dan maha kuasa menurunkan rasa kebahagiaan hambanya yang berdoa.
Islam banyak menuntun kita agar menjadi seorang suami dn istri yang baik dan diberkahi Allah. Salah satunya di surah Anisa ayat 19.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا۟ بِبَعْضِ مَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Kepada para suami dan istri diperintahkan untuk saling memperbaiki ucapan. Panggillah istri dengan sapaan yang menyenangkannya. Bila perlu ditanya mau dipanggil dengan panggilan apa.
Perbaiki sikap dan perilaku kepada pasangan. Dan kepada para suami agar meluaskan nafkahnya kepada para istri
Banyak sekali contoh membina kehidupan berumahtangga yang telah diteladankan oleh Rasulullah. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan menikah dan berkeluarga dalam Islam.
Salah satunya, keluarga itu disebut institusi yang membina individu-individu muslim bagi terciptanya peradaban Islami. Dimulai dengan membahagiakan istri.
Sebab kata Rasulullah memotivasi kita “Sebaik-baik kalian orang paling baik terhadap istrinya,”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ … رواه الترمذي وغيره
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya”.
Sehari-hari nabi banyak lakukan pekerjaan rumah tangga. Nabi menjahit sendiri, perbaiki sandal sendiri. Tradisi di Bugis Makassar para suami agak gengsi jika melaksanakan pekerjaan yang katanya sebagai tugas istri.
Nabi juga suka mencandai dan bermain-main dengan istrinya. Nabi ajak berlomba lari istrinya. [Aisyah menceritakan, Aku pernah ikut safar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketika itu aku masih muda, badannya belum gemuk dan bellum berlemak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh rombongan safar, “Silahkan kalian jalan duluan.”
Merekapun jalan duluan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajakku,
تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ
Mari kita lomba lari. Akupun lomba lari dengan beliau dan aku bisa mengalahkan beliau.
Hingga setelah aku mulai gemuk, berlemak dan sudah lupa dengan perlombaan yang dulu, aku pergi bersama beliau untuk melakukan safar. Beliau meminta kepada rombongan, “Silahkan kalian jalan duluan.”
Merekapun jalan duluan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajakku,
تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ
Mari kita lomba lari…
Akupun lomba lari dengan beliau dan beliau bisa mengalahkanku. Beliau tertawa dan mengatakan, “Ini pembalasan yang kemarin.” (HR. Ahmad 26277 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)]
Sekarang suami istri hanya memamerkan kemesraan di Facebook tapi tidak bermesraan di rumah. Kalau bisa setiap keluar rumah kecup kening istri. Saya minimal lima kali sehari mengecup istri.
Para istri Rasulullah juga memberi kesaksian betapa nabi tak pernah marah dengan kata kasar. Karena walau bagaimana pun baiknya seorang istri pasti memiliki kekurangan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469)
Salah satu tips marah kepada pasangan yang kami terapkan. Buat perjanjian untuk tidak sama-sama marah. Jika suami marah, istri wajib diam. Demikian pula sebaliknya.
Bagaimana dengan para istri. Rasulullah telah menetapkan kriteria istri yang baik, salah satunya dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu,
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرٍ مَا يَكْنِزُ ا رْملَْءُ، ا رْملَْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya], dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.”(HR. Abu Dawud)
Menyenangkan bukan saja karena fisik tapi karena tutur kata dan perilaku ketaatan, menjaga kehormatannya dan menjaga harta suaminya.
Karena keluarga adalah institusi menentukan peradaban Islam maka pendidikan harus menjadi perhatian serius
Pernikahan itu suci maka perhatikan syariat agar menjadi semuanya ibadah. Dan untuk mencapai kehidupan berumahtangga yang sakinah mawahdah wa rahamah kuncinya pasangan harus memahami kewajibannya masing-masing.
[Wallahuallam].■ fir■ Catatan dari ceramah nasihat pernikahan pada Walimahtul Ursy Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar, Sabtu (19/9/2020).
TERBARU
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita
-
Borong 5 Emas, Al Bayan Taekwondo Juara Umum ElevenKick Makassar
18/11/2024 | 05:20 Wita