Kamis, 17 September 2020 | 20:47 Wita

Meraih Pengakuan Allah dengan Syahadat yang Benar

Editor: Firman
Share

Oleh: Ust Naspi Arsyad Lc, Pengurus DPP Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Secara empirik hidup kita tak lepas dari sebuah istilah “pengakuan”. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kita selalu terkait dengan upaya mendapatkan pengakuan. 

Pengakuan dalam bentuk yang sederhana sampai yang serius. Dari sejak lahir, agama kita telah menggariskan proses kelahiran untuk pengakuan.

Allah menegaskan pengakuan kelahiran itu dengan lembaga pernikahan. Karena pernikahan seorang laki-laki berhak diakui menjadi suami dan wanita menjadi istri. 

Termasuk orangtua mempelai menjadi mertua. Seorang anak yang lahir dari hasil pernikahan juga berhak menisbatkan kepada ayahnya. 

Ini contoh tak lepasnya kita pada setiap etape kehidupan untuk pengakuan-pengakuan. Sampai misalnya anak muda rela dan bangga melakukan hal tak sepantasnya ugal-ugalan di jalan juga untuk pengakuan.

Dalam perspektif idiologis, untuk mendapatkan pengakuan itu kita makhluk telah direkayasa oleh Allah ta alla yang secara singkat dikabarkan melalui kalimat agung, diperjuangkan Nabi dan Rasulullah, para shahabat dan mujahid Islam yakni kalimat Syahadat.

Melalui kalimat syahadat ini kita mengharapkan pengakuan dari Allah bahwa kita hambaNya. 

Betapa bahayanya jika Allah ta’alla tak mengakui kita sebagai hambaNya, atau betapa beruntungnya jika kita diakui Allah sebagai hambaNya, sebagaimana firman Allah dalam Al Baqarah 186 :

 وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Kita jika diakui maka Allah akan penuhi doa. Pengakuan itu melalui bersyahadat dengan benar yakni melalui ketaatan dan ketaqwaan . 

Sebaliknya jika ada pelanggaran syariat dan kita melakukan pembiaran terhadap kemaksiatan di sekitar kita maka akan menghalangi doa-doa terkabulkan.■ fir

*) Dari catatan on the spot disampaikan pada taklim di Masjid Umar al Faruq Hidayatullah Makassar, Kamis malam (17/9/2020).



BACA JUGA