Minggu, 3 Mei 2020 | 21:51 Wita

Di Antara Hamba Terbaik

Editor: Firman
Share

Oleh: Rahim Mayau, SDM Yayasan Pendidikan Al Insyirah Makassar

HidayatullahMakassar.id — “Ustadz saya bermimpi kita pergi umrah rame-rame,” “Ustadz kita akan bangun rumah qur’an ini bertingkat dan jadi lebih bagus,” “Ustadz saya selalu mendoa’akan ustadz” Kalimat indah dan tulus yang datang dari para santri ini disikapi ustadz dengan senyum haru dan ucapan “Insya Allah, aamiin”.

Apresiasi dan empati yang ditunjukkan para santri Alqur’an kepada ustadznya ini, menggambarkan ketulusan, kesungguhan, cita-cita dan munajat agar ustadnya menjalani kehidupan yang lebih baik. Apa yang para santri bahasakan itu lahir dari fitrah (cendrung kepada kebaikan).

Mungkin mereka belum pernah membaca hadits Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, namun mereka telah mengamalkan sesuai kemampuannya, “Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdo’alah untuknya hingga engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya.” (H.R.Bukhari).

Orang dewasa punya cara yang lain mengapresiasi dan peduli, sebutlah Bung Aswar Hasan dalam tulisannya berjudul “Nasib Guru Ngaji di Tengah Pandemi Corona“ Antara lain beliau sampaikan “Selama ini, mereka sesungguhnya telah berjasa kepada Negara dan bangsa ini karena telah secara sungguh-sungguh dengan tulus memperkuat dimensi mental spiritual kita sebagai bangsa yang religious di sektor informal. Sebuah dimensi kehidupan yang sesungguhnya amat vital strategis, tetapi kerap diabaikan oleh negara/pemerintah.”

“Sejarah telah mencatat bahwa guru dalam naungan Islam mendapatkan penghargaan yang tinggi dari negara termasuk  pemberian gaji yang melampaui kebutuhannya. Di riwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah, dari Sadaqoh ad-Dimasyqi, dar al- Wadl-iah bin Atha, bahwasanya ada tiga orang guru di Madinah yang mengajar anak-anak, dan Khalifah Umar bin Khattab memberi gaji lima belas dinar (1 dinar = 4,25 gram emas; 15 dinar = 63,75 gram emas; bila saat ini 1 gram emas Rp. 500 ribu, berarti gaji guru pada saat itu setiap bulannya sebesar 31.875.000).(sumber Republika.co.id 21/5/2019),

Penulis mengenal beberapa orang guru mengaji yang tetap mendedikasikan dirinya mengajar mengaji dengan daring di Bulan Suci Ramadhan ini dan di tengah masa pandemi Covid 19. Mereka tetap teguh mewariskan ilmu yang bermanfaat, mungkin bagi mereka empati dan apresiasi dalam berbagai bentuknya adalah anugerah, bukan tujuan.

Yang pasti adalah, “Khairukum manta’allamal Qur’ana wa ‘allamahu (Sebaik-baik kalian adalah yang  belajar Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari).■






BACA JUGA