Jumat, 28 Februari 2020 | 09:34 Wita

Singkirkan Duri di Jalan

Editor: Firman
Share

Oleh: Aslam Katutu, Penulis Buku Membangun Jalan Tol Menuju Surga

HidayatullahMakassar.id — Singkirkan duri yang menghalangi di jalan, bisa saja amalan kecilmu itu adalah jalanmu menuju surga.

Jawaban sederhana ini untuk menjawab pertanyaan peserta Workshop Membangun Jalan Tol Menuju Surga, apakah membangun jalan menuju surga itu sulit ? bagaimana caranya?

Sesederhana itukah masuk surga ? Ya……jika Allah ridho dengan perbuatan baikmu.

Umumnya peserta perlu di- open mind -kan terlebih dahulu dengan contoh-contoh sederhana, agar mereka tidak membayangkan bahwa masuk surga itu sangat sangat sulit alias tidak mudah bisa masuk surga, surga itu hanyalah milik orang-orang yang ahli ibadah, bagi para pendosa tak mungkin dan bahkan tak ada secuil harapanmu bisa masuk surga.

Justru saya balik bertanya, sesulit itukah masuk surga?

Kisah yang paling sering kita baca adalah masuk surganya seorang pelacur alias penzina karena amalan sederhana menolong seekor anjing yang kehausan. Kisah lain Amr bin Tsabit, seseorang yang tak pernah sholat masuk surga, disebabkan dia ikut berjihad di perang Uhud tatkala saat itu dia baru memeluk Agama Islam dan menemui ajalnya padahal dia belum sempat melakukan sholat.

Ada kisah lain, seorang pembunuh 100 nyawa yang masuk surga , dikisahkah dari bu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda”
“Dahulu sebelum kalian ada seorang (dari bani Israil) yang telah membunuh 99 jiwa. Kemudian ia bertanya siapa yang paling tahu tentang agama yang ada di dunia ini. Lalu ditunjukkan kepadanya seorang rahib (ahli ibadah). Ia pun mendatanginya dan menjelaskan, bahwa dirinya telah membunuh 99 jiwa, apakah ada kesempatan untuk taubat bagi dirinya? Rahib itu menjawab, “Tidak.”” Akhirnya ia membunuh rahib itu sekalian, sehingga lengkaplah seratus jiwa yang telah melayang di tangannya.”

Lalu ia kembali bertanya tentang orang yang paling tahu agama yang ada di dunia ini. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang alim (berilmu). Orang itu bercerita, bahwasanya ia telah menebas 100 jiwa, apakah masih ada kesempatan bertaubat baginya? Seorang alim itu menjawab, “Ya, ada, siapa yang menghalangi dirimu untuk bertaubat? Pergilah engkau ke kampung ini, karena sesungguhya di sana ada sekelompok manusia yang beribadah hanya kepada Allah semata, beribadahlah kepada Allah bersama mereka, dan janganlah engkau kembali ke kampungmu yang dulu, karena kampung itu adalah kampung yang buruk.”

Kemudian ia pergi merantau meninggalkan kampung halamannya. Tatkala sampai di tengah perjalanan, ternyata kematian datang menjemputnya. Kemudian malaikat rahmat dan malaikat azab berseteru tentang status orang ini.

Malaikat rahmat berkata: “Dia datang dalam keadaan bertaubat kepada Allah seraya menghadapkan hatinya kepada-Nya.” Malaikat azab berkata: “Sesungguhnya ia belum pernah mengerjakan kebaikan sama sekali.”

Kemudian datanglah malaikat yang berwujud manusia, lalu ia dijadikan sebagai hakim (pemutus perkara) di antara mereka berdua. Malaikat yang berwujud manusia itu berkata: “Ukurlah jarak antara dua kampung tersebut.

Ke arah mana ia lebih dekat, maka berarti ia lebih berhak di masukkan ke sana.” Lalu mereka mengukurnya dan mendapati orang itu lebih dekat kepada kampung tujuan.
Akhirnya ia dibawa oleh malaikat rahmat. (muttafaq ‘alahi) Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Maka ia lebih dekat sejengkal dengan kampung yang baik itu, dan ia pun digolongkan ke dalam penduduknya.”

Demikianlah Allah SWT dengan mudahnya membolak-balikkan hati seseorang. Ia memberikan hidayah kepada orang yang dikehendaki-Nya.

Kisah-kisah tersebut menunjukkan bahwa rahmat Allah begitu luas. Betapa besarnya kasih sayang dan kemurahan Allah, hingga seorang penzina, seorang yang belum pernah sholat, dan seorang pembunuh sekalipun dapat masuk ke dalam surga-Nya.

Maka janganlah memandang enteng perbuatan amalmu sekecil apapun, barangkali justru itu bisa mengetuk pintu-pintu surga. Menasehati seorang kawan yang ahli maksiat lalu dengan nasehatmu dia berubah menjadi baik, memberi makan kucing-kucing liar, peduli kepada tetangga yang kesulitan, membuat tulisan pendek yang menggugah dan menganggungkan kebesaran Allah lalu men- ,posting_ ke sosial media misalnya, atau lebih enteng lagi meng- copy paste lalu men- share nasehat-nasehat spiritual yang amalnya mengalir terus menerus dan amal-amal perbuatan sederhana lainnya, Semuanya itu dapat mengundang Ridhonya Allah swt.

Selama masih ada umur jangan menunda-nunda segera berbuat baik, bersegerelah membangun jalanmu ke surga.■



BACA JUGA