Rabu, 15 Januari 2020 | 16:53 Wita

Cermin Diri

Editor: Irfan Yahya
Share

Spirit Al Bayan, Oleh : Suwito Fattah SPd MM

HidayatullahMakassar.id —Segalanya adalah cermin. Coba kita perhatikan ketika kita melihat kaca, lalu melihat ada sesuatu yang kotor di tubuh kita di cermin tersebut, maka tentu kita akan bersihkan. Hasil cerminan itulah saudara kita. Seperti sabda Nabi,”Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya,”kita yang akan memantulkan cahaya kepada kawan seperjalanan kita. Ketika ada kekurangan pada kawan kita, maka kita harus instropeksi diri. Jika cermin itu buram, barangkali disebabkan hembusan nafas kita yang terlalu banyak mengandung asam arang dosa.

Kemampuan kita untuk mengaca, melihat hal-hal yang baik dan keunggulan siapapun yang ada di sekeliling kita. Kita bercermin, melihat bahwa ada perbedaan nilai antara kita dengan bayang-bayang. Lalu kita menghargai kelebihannya, memujinya, sehingga kebaikan makin bercahaya.

Maka saat kita bercermin, menemukan aib pada kawan seperjalanan itu sungguh artinya dengan menemukan aib kita. Karena setiap kawan ada cermin untuk melihat bayang-bayang kita. Jika menemukan hal yang tidak pas dalam hati, yang kita benahi adalah diri kita yang sedang bercermin padanya.

Kita sadar bahwa diri kitalah yang memungkinkan untuk kita benahi, memperbagus akhlak kita. Jiwa kita yang harus kita bersihkan dari noktah-noktah hitam yang melekat, agar kita dapat memantulkan kembali akhlak yang mempesona bagi kawan seperjalanan kita.
*) Ketua Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar



BACA JUGA