Sabtu, 12 Juni 2021 | 07:07 Wita

Hukum Orang Yang Junub Boleh Membaca Al-Qur’an ?

Editor: Firman
Share

■ Dakwah Al-Bayan : Kajian Bhulughul Maram Kitab Taharah, Bab Mandi dan Hukum Junub (Hadits ke 107)

HidayatullahMakassar.id — Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

وَعَنْ عَلِيٍّ – رضي الله عنه – قَالَ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُقْرِئُنَا اَلْقُرْآنَ مَا لَمْ يَكُنْ جُنُبًا – رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَهَذَا لَفْظُ اَلتِّرْمِذِيِّ وَحَسَّنَهُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان َ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membacakan kepada kami Al-Qur’an selama beliau tidak junub.” (Diriwayatkan oleh yang lima. Lafazh hadits ini adalah lafazh Tirmidzi dan ia menghasankannya. Ibnu Hibban mensahihkan hadits ini). [HR. Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban]. Hadits ini disahihkan juga oleh Ibnus Sakan, dan Al-Baghawi.

Hal-jal Penting dari Hadits

▪️Orang junub hendaklah tidak membaca sedikit pun dari Al-Qur’an hingga ia mandi junub. Inilah pendapat jumhur ulama.

▪️ Larangan membaca Al-Qur’an yang dimaksud dalam hadits tersebut di atas adalah membaca Alquran tanpa  menyentuh mushaf Alquran. Orang yang sedang dalam hadas besar, boleh membaca Alquran dengan hafalannya, tanpa menyentuh Alquran.

▪️Imam Al-Bukhari dalam shahihnya, berkata; “Ibnu Abbas berpendapat bolehnya membaca Alquran bagi orang yang junub. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdzikir kepada Allah dalam setiap kesempatan waktunya.” Termasuk dzikir yang paling utama, yaitu membaca Al-Qur’an.

▪️Ibnul Mundzir berkata; “Kami mendapati riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa beliau membaca wiridnya (sebelum tidur pen.) ketika sedang junub.”

▪️Ikrimah dan Ibnul Musayyib memberi keringanan membaca Alquran ketika junub. Ibnul Musayyib mengatakan, “Bukankah hafalan Alquran itu ada di dalam tubuhnya’.”

▪️Hukum membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf Al-Qur’an bagi orang yang junub berlaku juga pada wanita yang sedang haid.

▪️Wanita haidh masih boleh membaca Al-Qur’an asalkan tidak menyentuh mushaf Al-Qur’an secara langsung. Kalau memang mengharuskan  menyentuh mushaf Al-Qur’an, bisa dengan menggunakan kain penghalang seperti kain yang suci dan semacamnya (bisa juga dengan sarung tangan.)

▪️Wanita haid boleh juga dibolehkan membaca Al-Qur’an dari Kitab Tafsir. Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam An Nawawi dalam Al-Majmu’ “Jika kitab tafsir lebih banyak kajian tafsirnya daripada ayat Al-Qur’annya sebagaimana umumnya kitab tafsir, ada beberapa pendapat ulama membolehkah disentuh saat berhadats. Akan tetapi, yang lebih tepat, kitab tafsir semacam itu tidak mengapa disentuh karena tidak disebut mushaf.”

▪️Demikian juga Al-Qur’an terjemahan dalam bahasa non-Arab, tentu tidak disebut mushaf yang disyaratkan dalam hadits yang mensyaratkan dalam keadaan suci ketika menyentuhnya. Akan tetapi, jika isi Al-Qur’annya (tulisan Arab) lebih banyak atau sama banyaknya dari kajian terjemahan, sudah sepatutnya tidak disentuh dalam keadaan berhadats. Baik karena junub maupun karena haidh.
Wallahu a’lam bish shawwab.■

Oleh: Ust Abdul Qadir Mahmud MAKadep Dakwah & Pelayanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar

Untuk menikmati sajian berseri Kajian Kitab Bhulughul Maram ini, serta info dan artikel dakwah lainnya, silahkan bergabung di

Group
● WA: Dakwah Al Bayan. Klik https://chat.whatsapp.com/HBSbB3fZ1Uk6fk71SkBm0Z ● Telegram: https://t.me/hidmanews ● Konsultasi & Pertanyaan ke 085255799111

Simak dan nikmati pula di :

● Portal: www.hidayatullahmakassar.id ● YouTube: Al Bayan Media TV https://youtube.com/chhannel/UC83a_coR66ZBb6fRxjKGyIA ● Facebook: Albayan Media Corp ( @albayanmediacorp )

Sebarkan!!! Semoga menjadi ladang pahala bagi kita semua. Aamiin



BACA JUGA