Minggu, 11 Oktober 2020 | 16:50 Wita

Pelajaran Kesabaran dan Menghadapi Bala dari Nabi Ayyub

Editor: Firman
Share

Kajian Kitab Thibun Nabawi (8)

HidayatullahMakassar.id — Salah satu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuturkan kisah kesabaran Nabi Ayub atas bala yang Allah timpakan kepadanya, diriwayatkan oleh Anas ibn Malik, sebagaimana disebutkan Abu Ya‘la dan Abu Nu‘aim, mengisahkan:

   إِنَّ نَبِيَّ اللهِ أَيُّوبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِثَ فِي بَلائِهِ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ سَنَةً فَرَفَضَهُ الْقَرِيبُ وَالْبَعِيدُ إلاَّ رَجُلَيْنِ مِنْ إِخْوَانِهِ كَانَا مِنْ أَخَصِّ إِخْوَانِهِ كَانَا يَغْدُوَانِ إِلَيْهِ وَيَرُوحَانِ.   

Artinya, “Sesungguhnya Nabiyullah Ayub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya. ……”

Hikmah dari hadits panjang kisah Nabi Ayub itu menjelaskan di antaranya kesabaran dua sahabatnya, bala penyakit yang menimpa Nabi Ayyub membuat kehilangan segalanya baik keluarga dan shahabatnya menjauh, hingga kehilangan harta. Lalu kemudian Allah gantikan dengan kebaikan yang berlipatganda.

Dalam quran Allah memaparkan kisah Nabi Ayyub dalam surah Al Anbiya dan Shad

Surat Al-Anbiya Ayat 83 dan 84

 ۞ وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ 

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَٰبِدِينَ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar dua ayat ini dijelaskan :

Dan ingatlah (wahai Rasul) hamba kami Ayyub, ketika Kami mengujinya dengan kondisi buruk dan penyakit parah dalam tubuhnya. 

Dia telah kehilangan istri, harta benda, dan anaknya. Maka dia bersabar dan mengharapkan pahala (dari Allah). 

Dan dia memanggil Tuhannya, “Sesungguhnya kondisi buruk telah menimpaku, sedang Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang. Maka singkirkanlah penyakit ini dariku.”

Maka Kami mengabulkan doanya dan melenyapkan bala darinya. Dan Kami mengembalikan apa yang sudah hilang darinya, berupa istri, anak,dan harta benda dengan jumlah yang berlipat-ganda. 

Kami lakukan itu sebagai rahmat dari Kami (baginya) agar dia menjadi teladan baik bagi setiap orang yang bersabar menghadapi bala, mengharap rahmat tuhannya, lagi menghambakan diri kepadaNya.

Ini mutiara besar bagi orang yang bersabar, mengharapkan rahmat dan beribadah ketika bala menimpanya.

Lalu diuraikan pula di Surah Shad dituturkan dalam 4 ayat pendeknya.

Surat Shad Ayat 41

 وَٱذْكُرْ عَبْدَنَآ أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلشَّيْطَٰنُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ 

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”.

Surat Shad Ayat 42

 ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ 

(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. 

Surat Shad Ayat 43

 وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ 

Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.

Surat Shad Ayat 44

 وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَٱضْرِب بِّهِۦ وَلَا تَحْنَثْ ۗ إِنَّا وَجَدْنَٰهُ صَابِرًا ۚ نِّعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ 

Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).

Dari kisah singkat di dua surah ini pelajaran besarnya kita diperintahkan berdoa, disuruh kembali dan memohon kepada Allah.

Karena doa di balik musibah merupakan penangkal, obat dan upaya hadapi musibah. 

Doa sehubungan dengan bala ada 3 keadaan

1. Doa kuat maka bala tak menimpa

2. Bala turun dan dihadapi doa yang berimbang maka bala tertahan

3. Bala dihadapi doa yang lemah maka bala tetap menimpa. Namun mengurangi dampak dari bala.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda “Siapa yang ingin dibahagiakan dengan terkabulnya doa saat musibah maka perbanyaklah doa saat tenang.”

Jadi doa perkara besar saat bala. Disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ»

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan doa.” (HR. At Tirmidzi).

Dari ayat tentang kisah Nabi Ayyub di atas menjelaskan cara menghadapi dan berdoa saat bala menimpa:

1. Doa di saat bala menimpa. 

2. Bertawasul dengan Rabb (rububiyah) dan Rahmat Allah (makrifatullah) 

3. Dan mengungkapkan kondisinya.

Hikmah bala

1. Memperhebat ibadah, dengan pahala yang besar. Sebagaimana janji Rasulullah

عن مَعْقِل بن يَسَار – رضي الله عنه – قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: العبادة في الهَرْج كهجرة إليَّ

Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ibadah dalam zaman harju seperti hijrah kepadaku.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Dan ibadah paling mulia yakni doa. Doa pula merupakan hakikat ibadah

2. Pelajaran bagi orang berpikir. Dengan semakin mantap makrifatullahnya dalam berdoa dan beribadah.

Akan datang penjelasan bacaan dan doa di kala musibah. Diantara “Allahuma atina fiddunya hasanah…. “

3. Ilmu dipermantap dan diperhebat.

Ayat tentang Nabi Ayyub juga menunjukkan pula bahwa Allah mengabulkan doa kita dengan tetap harus dengan usaha kita sebagai sebabnya

Juga menjelaskan bahwa di antara obat yakni air dingin. Untuk demam sebagaimana hadits Dari nafi’, dari ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عن نافع، عن ابن عمر، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:

«إنما الحمى أو شدة من فيح جهنم، فأبردوها بالماء»

”Sesungguhnya demam atau demam yang sangat adalah sebagian dari aroma neraka jahannam; maka dinginkanlah ia dengan air”. [mutafaqun alaihi]

Methode pengobatan dengan air

  1. Dikompres
  2. Diteteskan
  3. Dipercikkan di kala waktu subuh
  4. Didoakan lalu air dituangkan 3 kali ke dada.

Doa terhebat dengan pikiran dari pemahaman akan musibah 

Dia pasti dikabulkan kecuali bagi orang yang beristinja (meragukan doa tidak dikabulkan). Karena berdoa hanya ketika ada maunya saja. Maka memang tak layak untuk dikabulkan doanya.

Padahal saat berdoa dia sudah dapatkan hasil yakni kedekatan dengan Allah. 

Pengabulan terhebat saat di padang mashar yakni pengabulan doa yang tak dikabulkan saat di dunia.

Ada sebab lain doa tak dikabulkan yakni makan minum dan pakaian yang haram. 

*) Dari catatan kajian Kitab Thibun Nabawi karya Abu Abdillah Muhammad Ibnu Abdil Wahid al Magdisi oleh Al Ustadz Khaidir Muhammad Sunusi hafizhahullah Rumah Belajar Al-Kautsar Jl Paccarekkang Daya



BACA JUGA