Kamis, 15 Desember 2022 | 17:48 Wita
4 Jenis Ukhuwah, Paling Utama Ukhuwah Imaniah
Oleh : Ust Drs Abdul Qadir Mahmud MA, Plt Ketua STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar
HidayatullahMakassar.id — Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam cukup banyak menjelaskan dan menegaskan pengertian ukhuwah, yang dengan muatan kandungan yang berbeda, di antaranya;
1. Ukhuwah fi al-‘ubudiyyah, yaitu persaudaraan karena sama-sama makhuk ciptaan dan sama-sama tunduk pada Allah. Hal ini terlihat dalam firman Allah dalam QS. Al-An’am (6): 38
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Dalam hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ وَلاَ بِالْعِظَامِ فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
“Janganlah kalian beristinja’ (membersihkan kotoran pada dubur) dengan kotoran dan jangan pula dengan tulang karena keduanya merupakan bekal bagi saudara kalian dari kalangan jin.” (HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
2. Ukhuwah fil insaniyyah/basyariah, yakni persaudaraan karena sama-sama manusia secara keseluruhan. Penegasan bahwa semua manusia bersaudara adalah sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-Hujurat (49): 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Manusia diciptakan beragam. Mereka mempunyai berbagai kelompok sosial dan karakter yang satu sama lain berbeda. Tujuannya untuk ta’aruf (saling mengenal). Satu sama lain harus saling mengenali karakter masing-masing, sehingga terjadi hubungan yang harmonis dan interaktif.
Sikap saling mengenal satu sama lain ini akan menghilangkan purbasangka, imej negatif dan stigma. Sebaliknya saling mengenal akan melahirkan suasana dialogis, persaudaraan dan saling mengisi. Inilah awal munculnya persaudaraan.
Islam mendidik kesadaran kepada para penganutnya bahwa kemanusiaan individu menuntutnya untuk memandang orang lain sebagaimana dia memandang dirinya sendiri tanpa membeda-bedakan ras dan warna kulit. Allah menciptakan semua umat manusia, kemudian memuliakan mereka. Atas dasar itu, seseorang wajib menghormati dan memuliakan manusia lain.
3. Ukhuwah fi al-wathaniyyah wa al-nasab. yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. Landasannya masih dari surat al-Hujurat (49): 13 di atas dimana orang kadang merasa bangga dengan keturunan karena keturunan orang menjadi dihargai.
Selain itu kita semua keturunan Nabi Adam AS. Sehingga semua kita adalah suadara karena berasal dari seorang Nabi yang berbangsa manusia. Allah berfirman dalam QS. Maryam (19):58,
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam …”
Ayat ini menjadi dalil bahwa kita semua adalah suadara karena berasal dari seorang nabi yang berbangsa manusia bukan makhluk lainnya.
Keberagaman yang kita miliki dari sisi bangsa, suku, agama dan golongan merupakan panduan yang abadi sebagai pendorong untuk saling berkompetisi dalam melakukan kebaikan, berlomba menciptakan prestasi dan memberikan tuntunan bagi perjalanan bangsa manusia untuk menggapai kemajuan.
4. Ukhuwah fid din al-Islam adalah persaudaraan karena seagama atau seiman (ukhuwah fid din al-Islam). Allah Swt. menegaskan bahwa persatuan dan persaudaraan sesama mukmin dikarenakan persamaan keimanan/keyakinan dan ketauhidan kepada Allah Swt. Dalam QS. Al-Hujurat (49): 10 Allah berfirman;
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Ukhuwah karena keyakinan ini lebih populer di kalangan umat Islam dengan istilah ukhuwah Islamiyah yang berarti persaudaraan karena sama-sama tunduk dan menganut agama Islam.
Persaudaraan seiman dan sekeyakinan ini mendapatkan pengukuhan dari Nabi Saw. dengan perumpamaan yang sangat indah. Dalam Hadis Nabi Saw. dijelaskan:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim].
Ukhuwah (persaudaraan) itu sangat indah, damai, terhormat, menyenangkan, memudahkan dan menjadi kekuatan dalam berbagai kegiatan dan perjuangan. Sebaliknya permusuhan adalah sesuatu yang sangat tercela, menyusahkan, menyulitkan, dan melemahkan dalam berbagai kegiatan dan perjuangan.
Selanjutnya yang penting untuk diperhatikan, bahwa semangat persaudaraan itu dilakukan secara proporsional dan mengikuti skala prioritas. Prioritas pertama adalah persaudaraan sesama orang beriman (ukhuwah imaniah), kemudian persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah/ukhiwah basyariyah).
Ukhuwah imaniah harus diprioritaskan kepada keluarga dekat dan jauh, tetangga dan handaitaulan, bangsa dan baru ukhuwah imaniah secara universal. Artinya, tidak dibenarkan membela saudara seiman di tempat yang jauh dengan mengabaikan nasib (menelantarkan) saudara seiman yang lebih dekat baik karena ikatan darah (keluarga) geografis dan kebangsaan.(bersambung/*)
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita