Kamis, 28 Oktober 2021 | 09:37 Wita

Sengaja Berbicara dalam Shalat

■ Dakwah Al Bayan : Kajian Bhulughul Maram KITAB SHALAT BAB SYARAT SHALAT (Hadits 198)

HidayatullahMakassar.id — Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu berkata,

وعَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي الله عنه قَالَ: إنْ كُنَّا لَنَتَكَلَّمُ فِي الصَّلاَةِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم، يُكلِّمُ أَحَدُنَا صَاحِبَهُ بِحَاجَتِهِ، حَتَّى نَزَلَتْ: }حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاَةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ} [البقرة: 238] ، فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ، وَنُهِينَا عَنِ الْكَلاَمِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللّفْظُ لِمُسْلِمٍ.

“Kami benar-benar pernah berbicara dalam shalat pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, salah seorang di antara kami berbicara kepada temannya karena sebuah keperluan, lalu turunlah ayat, ‘Peliharalah segala shalatmu dan shalat yang tengah dan berdirilah untuk Allah dengan khusyuk.’ Lalu kami diperintahkan untuk diam dan kami dilarang untuk berbicara.” (Muttafaqun ‘alaih, lafaznya menurut Muslim).

Faidah Hadits

▪️Hadits ini mengabarkan, bahwa dahulu kaum muslimin berbicara dalam shalat, dimana salah seorang berbicara dengan temannya dengan pembicaraan menyangkut kehidupan dunianya. Kondisi seperti ini berlangsung sampai turun ayat dalam QS. Al-Baqarah :238 di atas

▪️Hadits ini menjadi dalil diharamkannya berbicara dalam shalat baik dalam shalat wajib maupun shalat sunnah, baik berbicara yang sedikit maupun banyak, baik pembicaraannya penting maupun tidak.

▪️Orang yang berbicara dalam shalat secara sengaja membatalkan shalatnya karena melakukan perbuatan diharamkan. Dan maksud “Orang yang sengaja” adalah orang yang mengetahui dengan pasti bahwa ia sedang shalat.

▪️Shalat itu hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya. Hendaklah seorang yang shalat tidak tersibukkan dengan hal lain selain dari bermunajat kepada Allah dan tunduk di hadapan-Nya.■

■ Oleh: Ust Abdul Qadir Mahmud MA, Kadep Dakwah & Pelayanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar