Minggu, 4 Oktober 2020 | 16:23 Wita
Wahyu Sistem Berupa Kun Fayakun
■ Sirah Aplikatif : Drs. H. Ahkam Sumadiyana, MA, Anggota Dewan Muzakarah Pusat Hidayatullah
HidayatullahMakassar.id — Wahyu Sistem, Bahwa sesungguhnya apabila Allah Ta’alaa menghendaki sesuatu cukup dengan mengakatan ‘Kun Fayakun’ jadilah maka jadilah ia. Sekalipun manusia tidak mengharapkannya;
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٤٠﴾
Artinya; “Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia”. (An-Nahl:40).
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82) فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83(
Artinya; “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Allah menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Yasin: 82-83).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata bahwa jika Allah mampu membangkitkan yang telah mati, maka jika Allah berkendak sesuatu apa pun itu, pasti terjadi. Karena dalam ayat disebutkan,
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا
Artinya; “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Allah menghendaki sesuatu”, yang dimaksud sesuatu di sini sifatnya umum (karena kata tersebut adalah bentuk nakirahterletak pada konteks kalimat syarat).
Lalu disebutkan “hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”, maksudnya jika Allah berkata “kun” (jadilah), maka pasti terwujud, tidak mungkin ada yang menghalangi.
Sedangkan ayat (yang artinya) “Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu”, maksudnya Allah yang menguasai segala sesuatu di atas maupun di bawah, semuanya diatur oleh Allah. Maka mengembalikan lagi setelah mati dan membalas mereka merupakan kesempurnaan kuasa Allah. Oleh karenanya disebutkan “dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan”, keyakinan ini tidak ada keraguan lagi sedikit pun. [Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 741].
Maknanya, Kami tinggal memerintahkan kepadanya sekali perintah, maka dengan serta merta hal itu telah ada. Sehubungan dengan hal ini, salah seorang penyair mengatakan dalam salah satu baitnya:
إِذَا مَا أَرَادَ اللَّهُ أَمْرًا فَإِنَّمَا … يَقُولُ لَهُ: “كُنْ”، قَوْلَةً فَيَكُونُ …
Apabila Allah Ta’alaa menghendaki suatu urusan, maka sesungguhnya Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah kamu, ” dengan sekali perkataan; maka jadilah ia.
Dengan kata lain, Allah tidak memerlukan penegasan apa pun dalam perintah-Nya untuk mengadakan sesuatu. Karena sesungguhnya tiada yang dapat mencegah kehendak-Nya dan tiada sesuatu pun yang dapat menentang-Nya, sebab hanya Dia sematalah Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahabesar, segala sesuatu tunduk di bawah kekuasaan dan keagungan-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabbah pernah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku Ata yang pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Allah Swt. berfirman (dalam hadis Qudsi-Nya): Anak Adam mencaci-Ku, padahal tidaklah layak baginya mencaciKu. Anak Adam mendustakan Aku, padahal tidak layak baginya mendustakan Aku. Adapun pendustaannya kepada-Ku ialah: Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”. Maka Aku berfirman, artinya; “(Tidak demikian) bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (An-Nahl :38).
Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim secara mauquf. tetapi hadis ini dalam kitab Sahihain berpredikat marfu dengan lafaz yang berbeda. [Lihat; Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5 (Dar al-Hilal Kairo: Pustaka Imam Asy-Syafie’ Muassasah, 2008), h.61- 63].
Dengan demikian sangat penting kita mengambil pelajaran dari syair Arab sebagai berikut;
عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِد
Artinya; Manusia seharusnya berusaha sekuat tenaganya untuk mendapatkan kebaikan/kebenaran Tetapi, ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya.
Manusia hanya dapat berusaha sekuat tenaga akan tetapi Allah Ta’alaa jualah yang akan menentukan hasilnya. Wallahu A’lam.■
TERBARU
-
Difasilitasi BI Green House, Santri Putri Al Bayan Kembangkan Minat Berkebun
23/01/2025 | 18:25 Wita
-
Alhamdulillah.. Ketua STAI Al Bayan Tuntaskan Studi Doktoral
23/01/2025 | 06:46 Wita
-
Tausyiah Raker : “Kalau tak memiliki tak mungkin memberi.”
15/01/2025 | 17:20 Wita