Minggu, 26 April 2020 | 06:05 Wita

Bersegeralah dalam Kebaikan

Editor: Firman
Share

Oleh: Rahim Mayau, SDM Yayasan Pendidikan Al Insyirah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Di Grup Whatsapp Ramadhan, Pak Yus membagi informasi tentang Sulaiman al Rajhi, seorang milyalder Arab Saudi yang mewakafkan kebun kurma dengan dua ratus ribu pohon di dalamnya, yang juga merupakan kebun terluas yang ada di dunia.

Belum hilang perasaan takjub melihat gambar dan informasinya, muncul tanggapan Ustadz Cak Nus,”Doakan saya jadi orang berikutnya.”Kalimat ini pun memberi rasa takjub yang kedua, dan dalam hati berkata,” Cak Nus beruntung karena bersegera.” Tanpa saya sadari telah banyak kiriman aamiin yang berikutnya.

Berbagi pesan singkat hari itu, mengingatkan saya kisah para sahabat radiallahu anhum, yang pertama, Abu Thalhah yang menginfakkan kebun kurma terbaik yang bernama Bairuha yang pada masa itu adalah kebun kurma paling jempol yang ada di Madinah.

Hal ini dilakukan setelah mendengar turunnya firman Allah SWT. ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(Q.S. Ali Imran : 92).

Kedua, Ukasyah bin Mihshan, setelah terlibat diskusi dengan sahabat lainnya tentang tujuh puluh ribu orang ummat Rasulullah yang masuk Surga tanpa dihisab dan diazab. Kemudian mendengarkan penjelasan Rasulullah tentang kriterianya.  

Maka Ukasyah bin Mihshan segera berdiri dan berkata,”Mohonkanlah kepada Allah, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka,’ Beliau menjawab :’Engkau termasuk mereka’. Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata:’Mohonlah kepada Allah, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka.’ Beliau menjawab, “Kamu sudah didahului ukasyah.” (H.R.Imam Bukhari dan Muslim).

Ketika seseorang memohon untuk di doakan, berarti ia memiliki keyakinan terhadap permohonannya, ada kepercayaan yang kokoh terhadap sosok yang mendoakan bahwa permohonannya akan diijabah, ia telah menetapkan pilihan dan cita-cita yang bulat, dan yang terpenting niat telah terpatri. 

Niat dalam amalan adalah sepertiga dari pekerjaan, yang menurut Imam Baihaqi,”Tindakan seorang hamba terjadi dengan hati, lisan, dan anggota badannya, dan niat yang tempatnya di hati adalah salah satu dari tiga hal tersebut.”

Semoga Allah SWT membimbing dan meneguhkan kita, dalam menyelesaikan keinginan berwaqaf  yang mungkin telah terbetik di hati. Ingat, niat adalah sepertiga dari jalan waqaf, itu berarti kita butuh tekad kuat menyelesaikan dua pertiganya agar terwujud. Aamiin.■



BACA JUGA