Jumat, 15 Desember 2023 | 06:31 Wita
Mengenal Wahyu Sistem
Oleh : Drs KH Ahkam Sumadiana MA, Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
HidayatullahMakassar.id — Secara etimologi
Wahyu adalah kata benda, berasal dari kata kerja bahasa Arab waha-yuhi yang berarti memberi tahu secara tersembunyi dan cepat.
Makna al-wahyu artinya al-Isyarah (isyarat), al-Kitabah (tulisan), al-Maktub (yang ditulis), al-Risalah (surat), al-Ilham (ilham), al-Kalam al-Khafa (pembicaraan yang tersembunyi).
Adapun secara terminology, menurut Ar-Raghib, wahyu adalah isyarat yang cepat. Oleh karena itu, sesuatu yang diisyaratkan dengan cepat disebut ‘amrun wahyun’ yakni sesuatu yang cepat.
Wahyu merupakan pemberitahuan Allah Ta’alaa, kepada para nabi, berupa syari’at atau kitab, yang memperkenalkan kepada mereka berbagai informasi alam gaib, syari’at, dan hikmah. Diantara para nabi tersebut ada yang diberi kitab dan ada pula yang tidak.
Al-wahyu menurut para ulama walaupun dengan kalimat yang berbeda-beda namun hakekatnya sama.
al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, “Di dalam istilah agama wahyu adalah pemberitahuan dengan syari’at. Dan terkadang istilah wahyu dimaksudkan sebagai obyeknya, yaitu yang diwahyukan, yaitu perkataan Allâh yang diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Az-Zarqani rahimahullah. Beliau menyatakan bahwa wahyu adalah, “Pemberitahuan Allah kepada hamba pilihan-Nya akan semua perkara yang ingin Dia tunjukkan kepada hamba tersebut yang berupa hidayah dan ilmu, dengan cara rahasia dan tersembunyi, tidak biasa (terjadi) pada manusia.”. [Manahilul ‘Irfan, 1/63, karya az-Zarqani].
Dengan penjelasan ini kita mengetahui bahwa wahyu menurut syari’at hanya ditujukan kepada hamba pilihan Allah Ta’alaa, yaitu para Nabi atau Rasul. Oleh karena itu seseorang tidak bisa berusaha mendapatkan wahyu. Karena wahyu adalah semata-mata anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Perlu diketahui pula bahwa wahyu ada tiga macam cara sebagaimana dalam ayat berikut;
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْياً أَوْ مِن وَرَاء حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ ﴿٥١﴾
Artinya; “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan [1] perantaraan wahyu atau [2] dibelakang tabir atau [3] dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (As-Syuura [42]: 51).
Dalam ungkapannya, wahyu dapat berupa rumus dan pernyataan yang tersembunyi atau tidak terang. Kadang-kadang berupa suara yang tidak tersusun atau isyarat melalui sebagian anggota badan dan tulisan, sebagimana diisyaratkan dalam al-Qur’an yang mengisahkan Nabi Zakariya:
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَن سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيّاً ﴿١١﴾
Artinya: “Maka keluar dari mihrab menuju kamnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka ; hendaklah kamu bertasbih diwaktu pagi dan petang.” (Maryam [19]:11).
Masih menurut al-Raghib, al-Wahyu dapat berupa al-ilham al-ghririzy (ilham instingtif), seperti wahyu yang diberikan kepada lebah;
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ ﴿٦٨﴾
Artinya; “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”. (al-Nahl [16]: 68).
Dan ilham al-khawatir yang dicurahkan alam ke dalam hati manusia dan pikiran seseorang yang mempunyai fitrah yang salim (bersih selamat) dan jiwa yang suci, seperti wahyu yang diberikan kepada ibu Musa yaitu Maryam, serta wahyu yang berupa bisikan (waswasah) setan, sebagimana yang terdapat dalam ayat:
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ ﴿٧﴾
Atinya; ” Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil), dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (Al Qashash 28:7).
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوّاً شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ ﴿١١٢﴾
Artinya: “Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaithan-syaithan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka ‘membisikkan’ kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (al-An’Am [6]: 112).
Imam Al-Ghazali, mengenai wahyu. Menurutnya, manusia mengetahui baik dan buruk dan mengetahui kewajiban-kewajiban hanya karena turunnya wahyu.
Dengan demikian jika sekiranya wahyu tidak ada, kata Al-Ghazali, manusia tidak akan berkewajiban mengetahui Tuhan dan tidak akan berkewajiban berterima kasih kepadan-Nya atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya kepada manusia. [Al-Ghazali, al-Iqtusad fi al-I’tiqad,. (Damaskus: dar al-amanah,.) h. 184].
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem/sis·tem/ /sistém/n perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya: pemerintahan negara (demokrasi, totaliter, parlementer, dan sebagainya. Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI]. Pusat Bahasa Edisi Keempat. (Dendy Sugiono. PT. Gramedia Pustaka Utama. Tahun Terbit: 2008. Jakarta).
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contohnya suatu negara. [Wikipedia ensiklopedia bebas). Christopher Moore (pengarang). Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. tahun 1957 di Toledo, Ohio) adalah seorang penulis novel Amerila Serikat. Ia dibesarkan di kota Mansfield, Ohio].
Dapat disimpulkan bahwa system adalah satu kesatuan yang utuh berupa komponen yang saling berkaitan untuk mencapai kesempurnaan.
Sehingga dapat kita difinisikan bahwa yang dimaksud dengan ‘Wahyu System’ adalah, Informasi atau bimbingan langsung secara cepat dan tersembunyi dari Allah Ta’alaa kepada Nabi dan Rasul-Nya melalui proses dan mekanisme untuk mencapai kesempurnaan sesuai dengan kehendak dan ketetapan dari Allah Ta’alaa.(*)
Catatan : Uraian tentang Wahyu Sistem di artikel ini merupakan pengertian Wahyu Sistem secara text book. Bukan pengertian sepenuhnya Wahyu Sistem sebagaimana dipahami Ust Abdullah Said (pendiri Hidayatullah) atau Hidayatullah (secara lembaga). Istilah dan implementasi Wahyu Sistem pasca ust Abdullah Said tidak lagi dipopulerkan karena khawatir bias walau Pemimpin Umum Hidayatullah saat ini Ust Abdurrahman Muhammad tetap menerapkan karena relevan dengan istilah kepemimpinan spiritual
TERBARU
-
Prodi Pendidikan Guru Madrasah STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar Raih Akreditasi Baik
19/12/2024 | 06:21 Wita
-
Tim Akreditasi Visitasi Tadris Matematika STAI Al Bayan Makassar
18/12/2024 | 06:32 Wita
-
BI Sulsel Pilih Al Bayan Hidayatullah Makassar Ponpes Percontohan Wakaf Tunai
10/12/2024 | 09:38 Wita