Rabu, 19 April 2023 | 09:54 Wita

Derajat ‘Basyar’ Paling Buruk

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Drs KH Ahkam Sumadiana MA, Murabi Nasional Hidayatullah dan Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — Derajat ‘Basyar’ yang paling buruk di kalangan manusia, Allah jelaskan dalam salah satu firmanNya.

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلَـئِكَ شَرٌّ مَّكَاناً وَأَضَلُّ عَن سَوَاء السَّبِيلِ ﴿٦٠﴾

Artinya; “Katakanlah Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang ‘Basyar’ yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus”. [Al-Maidah [5]:60].

Katakanlah, “Apakah akan kukabarkan kepadamu) kuberitakan (orang-orang yang lebih buruk) lagi daripada mereka (demikian) yang kamu salahkan itu (mengenai pembalasannya) asal artinya ialah pahalanya (di sisi Allah) yaitu (orang yang dikutuk oleh Allah) artinya dijauhkan dari rahmat-Nya (dan dimurkai-Nya serta di antara mereka ada yang dijadikan-Nya kera dan babi) dengan merubah bentuknya (dan) orang (yang menyembah thagut) yakni setan dengan jalan menaatinya.

Pada kata minhum ditekankan arti man pada lafal sebelumnya yang dimaksud ialah orang-orang Yahudi.

Menurut satu qiraat dibaca `abuda dengan diidhafatkan kepada yang sesudahnya sebagai isim jamak dari `abd dan dinashabkan karena ma`thuf kepada qiradah.

(Mereka itu lebih buruk tempatnya) karena mereka menempati neraka berfungsi sebagai tamyiz (dan lebih tersesat lagi dari jalan yang lurus) dari jalan yang benar.

Sawaa arti asalnya ialah pertengahan. Disebutkan buruk dan lebih tersesat untuk mengimbangi ucapan mereka, ‘Sepengetahuan kami tak ada agama yang lebih buruk dari agamamu.” [Tafsir Jalalain].

Kata “basyar” juga telah digunakan oleh wanita mulia dalam islam yaitu Maryam binti Imran, dengan ucapan yaa Allah bagaimana mungkin seorang wanita mempunyai anak padahal belum pernah disentuh “Basyar”. Berikut ayatnya;

قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٤٧﴾

Atinya; “Maryam berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh Basyar/seorang laki-laki.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia”. [Ali-Imran [3]:47].

Kata Maryam, “Wahai Tuhanku! Betapa mungkin aku mempunyai anak padahal aku belum pernah disentuh oleh “Basyar”seorang laki-laki?”) misalnya dengan perkawinan dan sebagainya.

(Firman-Nya, “Soalnya seperti itulah) yaitu menciptakan anakmu tanpa bapak (Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.” Apabila Dia menghendaki menetapkan sesuatu) seperti hendak menciptakannya (maka cukuplah bagi-Nya mengatakan padanya, “Jadilah,” maka jadilah dia.) artinya terciptalah ia. [Tafsir jalalain]

Bahkan sekalipun wajah Nabi Yusuf ‘alaihis sallam sangat tampan dan menajubkan tetap saja bahwa dia adalah basyar.

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّيناً وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلّهِ مَا هَـذَا بَشَراً إِنْ هَـذَا إِلاَّ مَلَكٌ كَرِيمٌ ﴿٣١﴾

Artinya; “Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah Basyar/manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” [Yusuf [12];31].

Iblis merasa lebih superior daripada manusia.
Alasannya bahwa “Basyar” yang berasal dari tanah itu keberadaannya lebih rendah dibandikan dengan iblis yang berasal dari api. Firman Allah Swt;

قَالَ لَمْ أَكُن لِّأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ ﴿٣٣﴾

Artinya; “Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada “Basyar/manusia” yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. [al-Hijr:[15];33].

Secara keseluruhan ayat-ayat Al-quran yang mengungkapkan tentang istilah “basyar”, ternyata semuanya menunjukkan pada gejala umum yang nampak pada fisiknya atau lahiriahnya, yang secara umum antara satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan, terutama anatomi-anatomi yang tampak kelihatan oleh yang lain.

Meskipun ada perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak menyangkut hal-hal yang substansial, namun hanya menyangkut masalah-masalah kecil yang tidak banyak mempengaruhi terhadap fungsi dan eksistensinya selaku manusia.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan spirit dan pemikiran yang lebih komprehensif dalam upaya manusia menemukan hakekat dan jati dirinya, terutama yang digali dari sudut pandang Al-quran.

Harapannya setelah memahami “Basyar” dari sudut pandang penciptaan ini, dapat memberikan manfaat yaitu munculnya kesadaran terhadap hakekat kebenaran al-Qur’an yang selanjutnya dapat meningkatkan keimanan kita.(*)



BACA JUGA