Jumat, 23 April 2021 | 08:44 Wita
Landasan Ilmu dalam Menyiapkan Sumber Daya Insani
■ Oleh : Drs. H. Ahkam Sumadiyana, MA, Trainer Nasional, Anggota Dewan Muzakarah Pusat Hidayatullah 2015-2020
HidayatullahMakassar.id — Hakekat peradaban manusia sebagaimana yang pernah ditegakkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabatnya adalah peradaban ilmu, tentu saja peradaban ilmu yang Allah Swt dan Rasul-Nya proses sangat berbeda dengan proses dan transformasi ilmu pengetahuan yang terjadi pada manusia pada umumnya.
Karena transformasi ilmu yang Allah ta’alla buat merupakan sebuah sistem kehidupan manusia, konsekuwensinya peradaban ilmu ini hanya dapat terwujud apabila mengikuti proses secara sestemik dan sistematis.
Wujud sistemik dan sistematis tersebut dapat kita perhatikan bagaimana korelasi dan integrasi antara ayat pertama turun kemudian hadits Rasullah shallallahu alaihi wa sallam serta aktivitas awal ummat islam dalam menuntut ilmu. Berawal;
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾
Artinya; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, [QS. al-alaq:1]
Kemudian dalam Hadits shahih;
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya; “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” [Hadits shahih li ghairihi, diriwayatkan Ibnu Majah (no. 224),
Ayat dan hadits yang mulia tersebut di atas merupakan perintah membaca atau belajar yang berimplikasi hukum, sehingga secara syar’i menuntut ilmu merupakan fardu a’in bagi tiap muslim. Nah kewajiban ini seharusnya ditindak lanjuti dengan membuat sistem keilmuan yang benar dan baku dalam Islam, sehingga kaderisasi dapat berjalan secara sestemik dan sistematis dengan standar istimewa di atas rata-rata.
Sejarah mencatat bahwa institusi keilmuan pertama kali dalam Islam adalah Dar Al-Arqam bin Abi Al-Arqam. Ini adalah halaqah tarbiyah pertama sekaligus markaz dakwah paling awal dalam Islam. Berkumpulnya para sahabat secara rutin memberikan banyak pengajaran Islam, pengkaderan para sahabat, penjelasan sistem kehidupan, menjabarkan visi, misi, dan orientasi dakwah Islam sekaligus pembagian tugas dakwah.
Dalam Halaqah para sahabat tidak hanya datang, duduk. mendengar, lalu pulang, Namun Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam memberikan pada setiap mereka tugas dan beban yang mesti dilaksanakan.
Diantaranya tugas penyambutan orang-orang asing yang datang ke Mekkah demi untuk mencari kejelasan tentang agama Islam yang mulai tersebar ke luar Mekkah, tugas ini dibebankan pada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu. Hal ini tergambarkan dari kisah Abu Dzar radhiyallahu’anhu yang datang ke Mekkah demi mencari kejelasan agama Islam, yang kemudian diajak oleh Ali bin Abi Thalib untuk menghadap Rasul di Dar Al-Arqam.■
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita