Jumat, 9 Oktober 2020 | 06:07 Wita
Yahudi Itu Mengaku Paling Benar Tapi Tak Mengikuti Kebenaran Kitabnya
Ustadz Henra Wijaya Lc MH (foto: Laida)
■ Kajian Tafsir As Sa’di! (Ayat 134-137)
HidayatullahMakassar.id — Pada surah Al Baqarah 134, Allah ta alla berfirman :
QS. Al Baqarah (2) : 134
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿١٣٤﴾
134. Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Kisah ummat terdahulu itu telah disebut pada ayat sebelumnya, di antaranya ada yang beriman dan sebagian lainnya ingkar yakni Yahudi dan Nasrani.
Apa yang telah mereka kerjakan nanti diakhirat akan mendapatkan ganjaran terhadap amalan perbuatannya.
Seorang tidak akan menanggung dosa orang lain. Tidak ada dosa warisan orangtua yang kita tanggung atau anak cucu akan menanggung dosa kita. Sebagaimana keyakinan orang Nasrani mengatakan Yesus menanggung semua dosa orang Nasrani.
Oleh karenanya, ummat Islam fokus beramal ibadah. Adapun umat yang senantiasa disibukkan dengan orang terdahulu selalu mengklaim diri paling benar namun tidak membuktikan keimanannya, itu sebagaimana orang Yahudi.
Kata syaikh sesungguhnya sesuatu keimanan itu hanya diakui dengan lisannya dan dilaksanakan dengan amal saleh.
Selanjutnya di surat Al-Baqarah ayat 135
وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَٰرَىٰ تَهْتَدُوا۟ ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِۦمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”.
Allah memerintahkan Rasulullah membantah pernyataan kaum musyrikin itu “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim (bukan Yahudi dan Nasrani) yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”.
Agama Ibrahim itu mentauhidkan Allah tanpa kesyirikan dan meluruskan penyimpangan Yahudi dan Nasrani.
Lalu ditegaskan di surat Al-Baqarah ayat 136
قُولُوٓا۟ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَآ أُنزِلَ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَآ أُوتِىَ ٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
Ayat ini menjawab juga subhat bahwa orang Nasrani dan Yahudi merupakan orang beriman dan bukan kafir oleh penganut Islam libwral. Karena mereka tak beriman kepada semua nabi khususnya Muhammad saw dan tak terima kebenaran quran.
Sedangkan orang beriman Islam mengakui pernah ada kitab sebelum Quran namun telah diselewengkan.
Surat Al-Baqarah Ayat 137
فَإِنْ ءَامَنُوا۟ بِمِثْلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهْتَدَوا۟ ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا هُمْ فِى شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ ٱللَّهُ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Perselisihan tejadi karena tak mau mengikuti petunjuk Quran. Bahwa hanya dengan beriman kepada Nabi Muhammad dan mengikuti petunjuk quran itulah orang beriman.
Dalam tafsirnya Syaikh Assadi menjelaskan ayat-ayat si atas
1. Orang beriman diperintahkan untuk nyatakan dengan berikrar melalui lisannya. Menunjukan keimanan harus dikatakan tidak boleh sekedar dinyatakan di hati saja.
Selain lisan juga diikuti dengan hati dan diikuti amal shaleh. Allah memerintahkan untuk memproklamirkan akidah kita dan kewajiban mendakwahkan aqidah ini.
2. Tidak membedakan keimanan pada nabi dan seluruh kitab merupakan kekhususan ummat Islam yang tidak didapati pada agama lainnya, yang membuat orang Nasrani dan Yahudi disebut sebagai kaum yang kufur.
Membeda-bedakan menunjukan sebagai agama yang kontradiksi karena di Taurat dan Injil mengisyarakatkan akan kedatangan Rasulullah yang akan menyempurnakan sunnah di kitab sebelumnya.
Sebagaimana ungkapan populer dari Zakir Naik, “Kami orang Islam lebih Nasrani dari orang Kristen karena lebih patuh perintah Nabi Isa.” Hal ini menjadi keesyukuran sebagai muslim.■
*) Dari catatan on the spot taklim oleh Al Ustadz Henra Wijaya Lc MH, Kitab :تيسير الكريم الرحمن في تفسير كلام المنان pada Kamis 21 Shafar 1442H (8/10/2020) Ba’da Maghrib di Masjid Umar Al Faruq pondok pesantren Hidayatullah BTP Makassar.
TERBARU
-
Tausyiah Raker : “Kalau tak memiliki tak mungkin memberi.”
15/01/2025 | 17:20 Wita
-
2025, Al Bayan Optimalkan Ekspansi Kemandirian Ekonomi
15/01/2025 | 14:31 Wita
-
Al Bayan-BMH Tanam Lengkeng Teduhkan Wadi Barakah
15/01/2025 | 11:36 Wita
FOTO
Galeri – Visitasi Asesmen Prodi Ekonomi Syariah STAI Al Bayan
09/01/2025 | 20:50 WitaGaleri – Suasana Kedatangan Santri Baru Ponpes Al Bayan Hidayatullah Makassar
15/07/2023 | 22:16 WitaGaleri Foto – Keceriaan dan Kegembiraan Penutupan Jamwil III Pandu Hidayatullah se-Sulsel
01/11/2022 | 19:01 WitaGaleri Foto – Spirit Pandu Hidayatullah oleh Ust Aziz Qahhar Mudzakkar
01/11/2022 | 18:54 WitaTERPOPULER
-
1
Pra Raker Al Bayan, Ust Aziz Ungkap Rencana Pengembangan Hidayatullah Tombang
-
2
Spirit Pembina, Bingkai Kerja Kelembagaan dengan Manhaj dan Jatidiri
-
3
Al Bayan-BMH Tanam Lengkeng Teduhkan Wadi Barakah
-
4
2025, Al Bayan Optimalkan Ekspansi Kemandirian Ekonomi
-
5
Tausyiah Raker : “Kalau tak memiliki tak mungkin memberi.”