Sabtu, 22 Agustus 2020 | 17:16 Wita
Spirit Hijrah Rasulullah
■ Oleh: Ust Abd Qadir Mahmud SPd MA, Kepala Departemen Tarbiyah Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
HidayatullahMakassar.id — Hijrah selama ini yang diajarkan hanyalah berpindahnya Rasulullah dari Makkah ke Yastrib (Madinah saat ini).
Padahal hijrah bukanlah sekedar berpindah dari Makkah ke Madinah sebagaiman migrasi penduduk ke suatu kota dengan segala kerepotannya. Hijrah bukanlah juga upaya melarikan diri dari segala bentuk gangguan kafir Qurays, tapi Hijrah merupakan perintah Allah subhanahu wata’ala kepada Rasulullah tatkala pintu Dakwah di Makkah semakin susah oleh karena adanya gangguan kafir qurays.
Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam QS. Al-Anfal 30;
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَ ۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ ﴿الأنفال : ۳۰﴾
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
Hijrah juga diwajibkan kepada kaum muslimin baik yang lemah maupun yang kuat, yang miskin maupun yang kaya, laki-laki maupun wanita, dari kalangan merdeka atau hamba sahaya, Allah berfirman;
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلاَئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا * إِلاَّ المُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالوِلْدَانِ لاَ يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلاَ يَهْتَدُونَ سَبِيلاً * فَأُولَئِكَ عَسَى اللهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللهُ عَفُوًّا غَفُورًا
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”.
Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun”.
Hijrah adalah perjuangan yang besar. Hijrah adalah bentuk perlawanan terhadap kaum musyrikin Mekkah bahkan Jazirah Arab secara umum. Dalam hijrah, kehilangan nyawa sebuah resiko yang begitu terpapar di depan mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, dan kaum muslimin;
Bukan hanya ganasnya kaum kafir qurays tapi perjalanan dari Makkah ke Yastrib saat itu bukanlah hal yang mudah. Itu sebabnya Allah SWT memberi kabar gembira pada kaum Muslimin yang berhijrah;
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللهِ يَجِدْ فِي الأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إلى اللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللهِ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Demikian juga dalam firman Allah yang lain;
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ * لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلاً يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Hajj: 58-59).
Dalam peristiwa Hijra Rasulullah tidak sendiri, tapi dia dibersamai oleh sejumlah orang yang berkomitmen tinggi mendukung hijrah Rasulullah;
1. Ada Ali bin Abi Thalib; seorang pemuda yang rela menerima resiko nyawa terancam dengan menempati tempat tidur Rasulullah deng berselimut mantel Hijau dari Hadramaut milik Rasulullah yang sering Beliau pakai saat tidur.
2. Ada Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menemani Rasulullah melakukan Hijrah dari Makkah ke Madinah dengan arah selatan (arah Yaman) jalan yang berat sulit dan menanjak (ada sebahagian riwayat bahwa mereka berjalan dengan cara berjinjit). Dan setelah menempuh jarak sekitar 5 mil mereka tiba di Gunung Tsaur yang di puncaknya ada Gua.
Sebelum masuk Gua Abu Bakar menunjukkan komitmen yang luar biasa kepada Rasulullah: “Demi Allah, janganlah engkau masuk kedalamnya sebelum aku masuk terlebih dahulu. Jika didalam ada sesuatu yang tidak beres, biarlah aku yang terkena, asal tidak mengenai engkau”.
Tidak cukup sampai disitu; Setelah Rasulullah tiba didalam gua dia merebahkan kepalanya dipangkuan Abu Bakar dan tertidur. Saat Rasulullah sedang tidur Abu Bakar digigit oleh binatang berbisa, tapi dia tidak bergeming karena khawatir Rasulullah terbangun.
Abu Bakar menahan sakit sampai keluar air matanya menetes mengenai wajah Rasulullah, Lalu Rasulullah terbangun dan bertanya; “Apa yang terjadi wahai Abu Bakar ?; Abu Bakar berkata; “Demi ayah dan ibuku menjadi jaminanmu, aku digigit bintang, Lalu Rasulullah meludahi luka Abu Bakar sehingga hilang rasa sakitnya.
Perjalanan Rasulullah dan Abu Bakar kemudian diabadikan oleh Allah dalam QS. At-Taubah: 40
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.””
3. Ada Asma binti Abu Bakar; Wanita yang berkomitmen tinggi terhadap usaha Hijrah Rasulullah. Setelah kafir Quraisy kehilangan jejak Rasulullah dan Abu Bakar, mereka yang dipimpin oleh Abu Jahal menyeret Ali bin Abi Thalib ke sekitar Kabbah lalu menyiksanya lalu kemudian mereka ke Rumah Abu Bakar dan bertanya kepada Asma binti Abu Bakar. Karena Asma tidak memberi informasi Abu Jahal sampai mengangkat tangannya dan menampar pipi Asma binti Abu Bakar sampai lepas anting-antingnya.
Bukan hanya itu, saat Rasulululah bersama Abu Bakar akan meninggalkan gua menuju Madinah. Asma rela menempuh perjalanan yang sulit menembus gelapnya malam membawakan Rangsum/Makanan untuk perjalanan Rasulullah dan Abu Bakar. Saat Asma tidak mendapatkan tali untuk mengikat rangsum makanan di onta dia melepas nithaqnya (pengikat pinggangnya) dan merobeknya jadi dua bagian. Satu untuk mengikat rangsum dan satunya lagi untuk ikat pinggang lagi.Dengan peristiwa ini Asma dijuluki Dzatun Nithaqain.Selanjutnya Ada Abdullah bin Abu Bakar, seorang pemuda yang cerdas yang selalu menemani Rasulullah dan Abu Bakar sepanjang malam dan dia kembali ke Makkah pada akhir malam dan dipagi harinya dia menyusup ke orang-orang Qurays seolah-olah dia tidak pernah kemana-mana.
4. Ada juga pembantu Abu Bakar Amir bin Fuhairah yang kalau siang hari sampai sore menggembala domba dekat mulut goa sehingga susunya bisa diambil untuk Rasulullah dan Abu Bakar, bahkan ketika Rasulullah dan Abu Bakar meninggalkan goa menuju Madinah, Amir bin Fuhairah menghalau kambing-kambingnya untuk menghapus jejak kaki Rasulullah dan Abu Bakar.
LALU APA YANG DAPAT KITA AMBIL DARI HIRAH RASULULLAH ?
Hijrah sesungguhnya akan ada terus sampai hari kiamat, sebagaimana hadits dari Mu’awiyah;
عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : لا تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ وَلاَ تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
Dari Mu’awiyyah, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda : ”Hijrah tidak terputus sehingga taubat terputus, dan taubat tidak terputus sehingga matahari terbit dari barat”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabarani, Al-Baihaqi, Ad-Darimi, Nasa’i, Abu Ya’la. Dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Syaikh ’Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata : ”Keterangan ahli ilmu dalam masalah ini banyak sekali. Mereka semua bersepakat tentang wajibnya hijrah apabila seseorang tidak mampu menampakkan agamanya; dan sunnah hukumnya apabila seseorang mampu menampakkan agamanya. Setelah ini, tidak boleh bagi seseorang untuk keluar dari ucapan mereka..”
Dan hal terpenting dari hijrah itu bahwa, akan selalu ada orang-orang yang berkomitmen.
Saat membahas hijrah, paling tidak ada dua maksud dari Hijrah itu:
- Hijrah hissi, yaitu berpindah tempat, yaitu berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam atau berpindah dari negeri yang banyak fitnah ke negeri yang tidak banyak fitnah. Ini adalah hijrah yang disyari’atkan.
- Hijrah maknawi (dengan hati), yaitu berpindah dari maksiat dan segala apa yang Allah larang menuju ketaatan.
Wallahu a’lam.■
*) Disampaikan pada taklim rutin bulanan oleh Albayan Islamic School dan DPD Hidayatullah Makassar di Masjid Umar Alfaruq Hidayatullah Makassar.
TERBARU
-
Difasilitasi BI Green House, Santri Putri Al Bayan Kembangkan Minat Berkebun
23/01/2025 | 18:25 Wita
-
Alhamdulillah.. Ketua STAI Al Bayan Tuntaskan Studi Doktoral
23/01/2025 | 06:46 Wita
-
Tausyiah Raker : “Kalau tak memiliki tak mungkin memberi.”
15/01/2025 | 17:20 Wita