Jumat, 8 Mei 2020 | 16:37 Wita

Jangan Selalu Salahkan Setan

Editor: Firman
Share

■ Ramadhan Mubarak: Supriadi Yosup Boni,Penulis Buku “Apa Salah MLM,”

HidayatullahMakassar.id — Rasulullah shallallahu alaihi Wa sallam menyebutkan banyak keistimewaan bulan ramadhan. di antaranya, pintu syurga dibuka lebar-lebar, pintu neraka ditutup rapat-rapat dan setan-setan dibelenggu. Tujuannya agar manusia fokus beribadah dan bebas gangguan.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ).
“Apabila ramadhan tiba, pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”, (HR. Bukhary, no. 3277, Muslim, no. 1079), begitu diriwayatkan Abu Hurairah ra dari Rasulullah salallahu alaihi wa sallam.

Pertanyaan yang sering muncul adalah kalau betul setan-setan dibelenggu, dikerangkeng hingga tidak bisa menggoda manusia, mengapa masih saja ada orang berbuat dosa dan melakukan kesalahan?

Menjawab pertanyaan ini, banyak orang yang mencoba mengutak-atik makna setan dibelenggu. Sebagian orang berkata, itu artinya ruang gerak setan hanya dipersempit. Jadi bukan dibelenggu seperti yang dipahami. Penafsiran ini seakan sudah jauh dari teks hadits Rasulullah salallahu alaihi wa sallam.

Ada lagi yang mengatakan, setan memiliki daya sihir jarak jauh. Sehingga, sekalipun sudah dikerangkeng ia masih bisa menyihir manusia untuk melakukan kesalahan dan dosa.

Banyak pertanyaan yang perlu diklarifikasi oleh penganut penafsiran ini. Misalnya, betulkah setan punya daya sihir jarak jauh? Berapa jarak jangkau daya sihir itu? Dan kalau betul begitu, apa manfaat setan dibelenggu dan dikerangkeng seperti disebutkan hadits tersebut?

Sesungguhnya, jika ditelisik lebih jauh, hadits tersebut adalah pukulan telak bagi siapa pun (kita) yang masih gemar berbuat salah dan dosa.

Maksudnya, seakan Rasulullah salallahu alaihi wa sallam ingin katakan, wahai para pendosa dan pelaku kesalahan, jangan selalu menyalahkan setan atas kesalahan dan dosa. Sebab, persoalan sesungguhnya bukan pada setan, tapi pada diri kalian sendiri. Betapapun setan dibuat tak berdaya oleh Allah ta ala, jika kalian tetap melakukan dosa maka pasti terjadi. Itu berarti pada diri kalianlah masalah yang sesungguhnya.

Mungkin ada yang berkata, tapi setan kan kerjaannya memang selalu menggoda kita untuk berbuat dosa dan salah, setanlah yang mempercantik dosa di hadapan manusia hingga kita tergiur. Dan itulah kesalahan dia.

Jawabannya, betul, bahwa ia menggoda dan memang kerjaannya selalu menggoda. Hanya saja, kenapa kita mau tergoda? Padahal, kita sudah tahu kalau godaannnya selalu buruk-buruk dan dosa.

Kemudian, di bulan ramadhan setan sudah dibelenggu, sudah tidak berdaya, lantas kenapa kita masih berbuat salah dan dosa? Itu pertanda bahwa masalahnya ada pada diri kita dan bukan pada godaan setan.

Pasalnya, sekuat dan seindah apapun godaan setan, bila kita tidak biarkan diri kita tergoda maka kita tidak akan terjatuh dalam dosa. Sebaliknya, betapapun setan sudah dibuat tidak berdaya, jika kita senang berdosa, ya tetap saja dosa dan salah dilakukan.

Lebih jauh, pesan tersirat dari hadits di atas adalah terkait hambatan yang membuat orang tidak kunjung menjadi baik atau terus menjadi lebih baik. Ada dua minimal, yakni:

Pertama, tertipu dengan persepsi yang terlalu positif terhadap diri sendiri. Dimana baru sedikit berbuat baik sudah memosisikan diri sosok sempurna dan penghuni syurga.

Kedua, selalu mencari pembenaran atas setiap kesalahan yang ada. Selalu menganggap diri benar dan tidak pernah salah. Kalau toh terjatuh dalam kesalahan maka faktor eksternallah penyebabnya. Godaan setan termasuk salah satu di antaranya.

Jika ini muncul maka orang tidak akan mungkin bertambah baik. Sebab, ia tidak merasa bersalah dan tidak perlu berbuat baik lebih banyak.

Jadi, jujurlah akui kesalahan sendiri dan tidak kambing hitamkan setan sembari terus dan tulus berbuat baik, sekecil apapun itu. Dengan begitu maka ke depan iman dan takwa kita akan terus meningkat. Ramadhan ini pun. Wallahu a’lam.■



BACA JUGA