Jumat, 24 Januari 2020 | 10:22 Wita

Basyar dan Doktrin Anak Tuhan

Editor: Firman
Share

Manusia Milenial, Oleh : Drs. H. Ahkam Sumadiyana, MA

HidayatullahMakassar.id — Betapa ambisiusnya sebagaian manusia, sehingga untuk meyakinkan kepada pengikutnya saja mereka harus membuat doktrin dan memproklamirkan diri sebagai anak Tuhan, mereka tahu bahwa doktrin tersebut menyalahi hati nurani dan pemikiran mereka, terutama tentang eksistensi dirinya sebagai basyar. Namun karena ambisi dan obsesi sehingga semua cara harus ditempuh sekalipun melawan kebenaran yang mereka ketahui.

Peristiwa semacan itu dapat kita peroleh informasikan melalui firman Allah Ta’alaa sebagai berikut;
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ ..

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”.


قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُم بِذُنُوبِكُم بَلْ أَنتُم بَشَرٌ مِّمَّنْ خَلَقَ….
Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah ‘Basyar’ di antara orang-orang yang diciptakan-Nya.


يَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَلِلّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ ﴿١٨﴾
Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu)” (Al-Maidah [5]:18).

Sejarah telah menceritan kepada kita bahwa banyak manusia dengan sombong menolak Tuhan dan para Utusannya. Namun mereka sangat berani memproklamirkan diri sebagai Tuhan dan anak-anak Tuhan.

Faktanya mereka tahu dan sadar bahwa dirinya adalah ‘basyar’ namun mereka mengingkarinya. Apalagi hanya dalam tulisan yang lalu mereka telah menolak Nubuwah dengan alasan sebagai ‘basyar’.

Mereka orang yahudi mengatakan bahwa Uzair Tuhan, sedangkan orang Nasrani mengatakan bahwa Yesus anak Tuhan, sehingga secara otomatis mereka berasumsi akan mendapatkan kasih sayang Tuhan karena sebagai anak-anaknya.

Bagaimana mungkin mereka telah menolak Nubuwah dengan alasan ‘Basyar’ kemudian dengan status yang sama dirinya adalah ‘Basyar’ lalu menyebutkan sebagai anak Tuhan. Tentu saja Allah Ta’alaa menjawab pengakuan mereka dengan;
بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ

Artinya; “Akan tetapi kalian adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya.” (Al-Maidah [5]: 18).

Dengan kata lain, kalian sama saja dengan anak Adam lainnya; dan Dialah Yang memberikan kcputusan atas semua hamba-Nya.

Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, pernah kedatangan Nu’-man ibnu Asa. Bahr ibnu Amr, dan Syas ibnu Addi. Lalu mereka berbicara kepadanya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berbicara dan menyeru mereka kepada Allah dan memperingatkan mereka akan pembalasan-Nya. Namun mereka mengatakan, “Kamu sama sekali tidak dapat membuat kami takut, hai Muhammad, karena kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya,” Sama persis seperti yang dikatakan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagaimana diutarakan daalam surah Al-Maidah ayat 18 di atas.

Mengenai perkataan mereka, “Kami adalah anak-anak Allah,” sesungguhnya mereka mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada Israil (yakni Nabi Ya’qub), ‘Engkau adalah anak pertama-Ku (kekasihku)’.” Maka Allah memasukkan orang-orang Yahudi ke dalam neraka, dan mereka tinggal di dalam neraka selama empat puluh hari untuk dibersihkan dan dihapuskan semua dosanya.

Kemudian ada suara yang menyerukan, “Keluarkanlah dari neraka semua orang yang disunat dari kalangan anak-anak Israil!” Lalu mereka dikeluarkan dari neraka. Yang demikian itulah perkataan mereka, “Kami tidak akan dimasukkan ke dalam neraka kecuali hanya beberapa hari yang berbilang.” [Lihat;Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 (Dar al-Hilal Kairo: Pustaka Imam Asy-Syafie’ Muassasah, 2008), h.54-56].

Pada tingkatan Basyar ini seharusnya manusia memiliki kesadaran dan keyakinan bahwa sesungguhnya manusia memiliki derajat yang sama dengan makhluq jelata lainnya. Wallahu ‘Alam.■

*) Anggota Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar



BACA JUGA