Kamis, 11 Mei 2023 | 16:45 Wita

Al-qur’an Menunjukkan Al-Insan Makhluk Lemah

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Drs KH Ahkam Sumadiana MA, Murabi Nasional Hidayatullah, Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar

HidayatullahMakassar.id — “Al-Insan” merupakan makhluk yang lemah. Beberapa ayat Alquran yang membahas hal ini:

يُرِيۡدُ اللّٰهُ اَنۡ يُّخَفِّفَ عَنۡكُمۡ‌ۚ وَخُلِقَ الۡاِنۡسَانُ ضَعِيۡفًا‏ ﴿۲۸﴾

Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan “Al-Insan” dijadikan bersifat lemah.” [al-Nisa ayat 28.]

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهٖ نَفۡسُهٗ وَنَحۡنُ اَقۡرَبُ اِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ الۡوَرِيۡدِ‏ ﴿۱۶﴾

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan “Al-Insan” dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” [al-Qaf [50]: 16].

“Al-insan” Mudah putus asa;

لَا يَسۡـَٔـمُ الۡاِنۡسَانُ مِنۡ دُعَآءِ الۡخَيۡرِوَاِنۡ مَّسَّهُ الشَّرُّ فَيَـُٔـوۡسٌ قَنُوۡطٌ ‏ ﴿۴۹﴾

Artinya:“Al-Insan” tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” [Fushilat [41]: 49.]

لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِىۡ كَبَدٍؕ‏ ﴿۴﴾

Artinya:“Sesungguhnya kami Telah menciptakan “Al-Insan” berada dalam susah payah.”[al-Balad [90]:4].

“Al-Insan” mudah dipengaruhi oleh syaitan, beberapa ayat Alquran:

قَالَ يٰبُنَىَّ لَا تَقۡصُصۡ رُءۡيَاكَ عَلٰٓى اِخۡوَتِكَ فَيَكِيۡدُوۡا لَـكَ كَيۡدًا ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ لِلۡاِنۡسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ‏ ﴿۵﴾

Artinya: “Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi “Al-Insan”.” [al-Yusuf [12]: 5].

“Al-Insan” Ingat Allah bila ditimpa bahaya, dan lupa Allah bila mendapat kesenangan.

وَاِذَا مَسَّ الۡاِنۡسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۡۢبِهٖۤ اَوۡ قَاعِدًا اَوۡ قَآٮِٕمًا فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنۡ لَّمۡ يَدۡعُنَاۤ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗ‌ؕ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلۡمُسۡرِفِيۡنَ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏ ﴿۱۲﴾

Artinya: “Dan apabila “Al-Insan” ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang Telah menimpanya. begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” [al-Yunus [10]: 12.]

وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَا فِىۡ هٰذَا الۡقُرۡاٰنِ لِلنَّاسِ مِنۡ كُلِّ مَثَلٍ‌ ؕ وَكَانَ الۡاِنۡسَانُ اَكۡثَرَ شَىۡءٍ جَدَلًا‏ ﴿۵۴﴾

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami Telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran Ini bermacam-macam perumpamaan. dan “Al-Insan” adalah makhluk yang paling banyak membantah.” [al-Kahfi [19]:54.

وَاِذَا مَسَّ الۡاِنۡسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهٗ مُنِيۡبًا اِلَيۡهِ ثُمَّ اِذَا خَوَّلَهٗ نِعۡمَةً مِّنۡهُ نَسِىَ مَا كَانَ يَدۡعُوۡۤا اِلَيۡهِ مِنۡ قَبۡلُ وَجَعَلَ لِلّٰهِ اَنۡدَادًا لِّيُـضِلَّ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ ؕ قُلۡ تَمَتَّعۡ بِكُفۡرِكَ قَلِيۡلًا ‌ۖ اِنَّكَ مِنۡ اَصۡحٰبِ النَّارِ‏ ﴿۸﴾

Artinya:“Dan apabila “Al-Insan” itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; Kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” [al-Zumar [39]: 8.] [31]

“Al-Insan” hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang telah diusakannya, ayat Alquran yang membahas hal ini yaitu:

وَاَنۡ لَّيۡسَ لِلۡاِنۡسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ‏ ﴿۳۹﴾

Artinya: “Dan bahwasanya seorang “Al-Insan” tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya.” [al-Najm [53]: 39].

خَلَقَ الۡاِنۡسَانَۙ‏ ﴿۳﴾ عَلَّمَهُ الۡبَيَانَ‏ ﴿۴﴾

Artinya: “Dia menciptakan “Al-Insan”. “Mengajarnya pandai berbicara.”. [al-Rahman [55]: 3-4].

وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ حُسۡنًا‌ ؕ وَاِنۡ جَاهَدٰكَ لِتُشۡرِكَ بِىۡ مَا لَـيۡسَ لَـكَ بِهٖ عِلۡمٌ فَلَا تُطِعۡهُمَا ؕ اِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَاُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ‏ ﴿۸.

Artinya: “Dan kami wajibkan “Al-Insan”(berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” [al-Ankabut [29]: 8].

Sifat negatif manusia identik dengan “Al-Insan”
berikut firmannya;

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً ﴿١٩﴾ إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعاً ﴿٢٠﴾ وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعاً ﴿٢١

Artinya:”Sesungguhnya “Al-Insan” diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”,[Al-Ma’ariij [70]:19-21].

وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُ‌ۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ‏ ﴿۹﴾

Artinya:“Dan jika kami rasakan kepada “Al-Insan” suatu rahmat dari kami, Kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya, Pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (al-Hud [11]: 9)

قُلْ لَّوۡ اَنۡـتُمۡ تَمۡلِكُوۡنَ خَزَآٮِٕنَ رَحۡمَةِ رَبِّىۡۤ اِذًا لَّاَمۡسَكۡتُمۡ خَشۡيَةَ الۡاِنۡفَاقِ‌ ؕ وَكَانَ الۡاِنۡسَانُ قَتُوۡرًا ﴿۱۰۰﴾

Artinya:“Katakanlah“ Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, Karena takut membelanjakannya” dan adalah “Al-Insan” itu sangat kikir.” [al-Isra’ [7]: 100].

“Al-Insan” dan keadaannya ketika hari kiamat. Beberapa ayat Alquran yang membahas hal ini yaitu:

وَكُلَّ اِنۡسَانٍ اَلۡزَمۡنٰهُ طٰۤٮِٕرَهٗ فِىۡ عُنُقِهٖ‌ؕ وَنُخۡرِجُ لَهٗ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلۡقٰٮهُ مَنۡشُوۡرًا‏ ﴿۱۳﴾

Artinya: “Dan tiap-tiap “Al-Insan” itu Telah kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah Kitab yang dijumpainya terbuka.” [al-Isra’ [7] 13].

وَقَالَ الۡاِنۡسَانُ مَا لَهَا‌ ۚ‏﴿۳﴾

Artinya:“Dan “Al-Insan” bertanya:“Mengapa bumi (jadi begini)?” [al-Zalzalah [99]: 3].

يَقُوۡلُ الۡاِنۡسَانُ يَوۡمَٮِٕذٍ اَيۡنَ الۡمَفَرُّ‌ ۚ‏ ﴿۱۰﴾

Artinya: “Pada hari itu “Al-Insan” berkata: “Ke mana berlari?” [al-Qiyamah [75]: 10].

يُنَبَّؤُا الۡاِنۡسَانُ يَوۡمَٮِٕذٍۢ بِمَا قَدَّمَ وَاَخَّرَؕ‏ ﴿۱۳﴾

Artinya:“Pada hari itu diberitakan kepada “Al-Insan” apa yang Telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.”[al-Qiyamah ayat 13].

بَلِ الۡاِنۡسَانُ عَلٰى نَفۡسِهٖ بَصِيۡرَ ةٌ‏ ﴿۱۴﴾ۙ 

Artinya:“Bahkan “Al-Insan” itu menjadi saksi atas dirinya sendiri.”[al-Qiyamah [75] 14].

Demikianlah kajian tentan “Al-Insan” sehingga dapat kita fahami bahwa positioning “Al-Insan” di hadapan Allah Swt maupun terhadap sesama manusia belum memiliki jaminan keselamatan baik di dunia terlebih untuk jaminan keselamatan di akhirat kelak.(*)



BACA JUGA