Kamis, 20 Oktober 2022 | 11:44 Wita

Berkah Hujan dan Konsep Zero Runoff

Editor: Humas Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar
Share

Oleh : Ir Muaz Yahya, Arsitek dan Direktur Utama Wadi Barakah

HidayatullahMakassar.id — Awal pekan ini kami kembali mengunjungi Kawasan Wadi Barakah Pondok Pesantren Hidayatullah Tompobulu, Puccak Maros, setelah rehat sejenak pasca Kawasan ini menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Kejurnas IOF Seri IV tanggal 1 – 2 Oktober 2022 yang lalu.

Kunjungan bersama Ust. Abd Azis Qahhar Muzakkar, Ketua Dewan Pembina Ponpes Hidayatullah Makassar, Ust Wito Fatah, Ketua Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar dan Ust Firmansyah Lafiri, Sekretaris Korporat Wadi Barakah, menjadi berbeda dari biasanya karena kami harus rela kehujanan dan basah kuyup lantaran terjebak hujan kala meninjau sungai dalam kawasan yang segera akan dimulai kembali penataannya.

Hujan yang mengguyur kawasan Tompubulu tentunya menjadi berkah bagi semua, seperti yang difirmankan dalam Alquran bahwa hujan adalah berkah.

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS Qaf ayat 9).

Bahwasanya Allah SWT menurunkan hujan sebagai rahmat-Nya sesuai dengan kebutuhan seluruh makhluk-Nya.

Selain itu, hujan yang turun sebagai bentuk dari keseimbangan alam yang Allah ciptakan. Dengan turunnya hujan, air di bumi akan terpenuhi kebutuhan bagi seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman:
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS Az Zukhruf ayat 11).

Sesungguhnya Allah menurunkan hujan sesuai kadar perhitungan-Nya, bahwa dunia dan seisinya diciptakan dengan seimbang. Tidak ada kelebihan atau kekurangan yang diberikan Allah SWT.

Untuk menjaga keseimbangan tersebut, pengelolaan air hujan ini menjadi penting dan sangat terkait dengan pengelolaan tapak pada perencanaan Bangunan Gedung Hijau (BGH).

Hal itu bertujuan untuk menghasilkan rancangan bangunan yang responsif terhadap kondisi tapak sehingga memiliki kinerja yang baik dalam hal efisiensi energi, konservasi air dan meminimalkan dampak buruk ke lingkungan.

Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan bangunan seluruhnya harus dapat dikelola dengan menggunakan sumur resapan dan/atau kolam retensi.

Pembangunan yang kita lakukan menyebabkan peningkatan pada air limpasan yang disebabkan oleh banyaknya lapisan tidak tembus air (permeable) dan berkurangnya jumlah lahan terbuka. Hal ini menyebabkan air hujan tidak dapat tembus/terinfiltrasi ke dalam tanah melainkan langsung melimpas ke saluran drainase, sungai atau laut.

Berdasarkan keadaan tersebut maka dikembangkan metode pengelolaan air hujan, memanen dan memanfaatkan air hujan untuk mengatasi air limpasan permukaan yang diakibatkan oleh air hujan.

Zero Runoff (nol limpasan) merupakan konsep pengelolaan sumber daya air dengan cara menahan atau menampung limpasan permukaan yang terjadi di permukaan atau di dalam tanah sehingga debit limpasan permukaan yang bermuara ke sungai dapat dikurangi.

Pada kawasan perkotaan yang koefisien area terbangunnya cukup tinggi termasuk perkerasan pada halaman sehingga limpasan air hujan berpotensi membebani drainase kota.

Pengaturan aliran air limpasan dilakukan dengan menampung air hujan sebanyak-banyaknya dan sebagian diresapkan ke dalam tanah, sehingga sangat sedikit (bahkan mendekati nol) aliran permukaan yang dikeluarkan dari kawasan tertentu (runoff water).

Pengelolaan air hujan pada Bangunan Gedung dan persilnya mengacu pada PP No. 16/2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Ketika hujan turun lantas terjadi banjir atau bencana alam, maka bisa dipastikan bahwa itu adalah hasil dari kerusakan yang dilakukan manusia itu sendiri. Wallahu alam.(*)



BACA JUGA