Senin, 10 Januari 2022 | 13:51 Wita

Sifat Mengangkat Tangan Dalam Takbir

Editor: Firman
Share

■ Oleh: Ust Abdul Qadir Mahmud MA, Kadep Dakwah dan Layanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah, Makassar

■ KAJIAN KITAB SHALAT, BAB SIFAT SHALAT
(Hadits 239)

HidayatullahMakassar.id — Dari Abu Humaid As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;

رَأَيْتُ النَّبيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، وَإذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ، ثمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ، فَإذَا رَفَعَ رَأَسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ، فَإذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلاَ قَابِضِهِمَا، وَاسْتَقَبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابعِ رِجْلَيْهِ القِبْلةَ، وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ اليُسْرَى وَنَصَبَ اليُمْنَى، وَإذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الأَخِيْرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الأُخْرَى، وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ. أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir dan beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya.

Apabila rukuk, kedua tangannya menggenggam kedua lututnya, kemudian meratakan punggungnya. Apabila beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau berdiri tegak hingga tulang-tulang punggungnya kembali ke tempatnya semula.

Apabila beliau hendak sujud, maka beliau meletakkan kedua tangannya tanpa meletakkan lengan di lantai dan tidak mengepalkan jari-jarinya, serta menghadapkan ujung jari-jari kakinya ke arah kiblat.

Apabila duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan meluruskan (menegakkan) kaki kanan. Apabila duduk pada rakaat terakhir, beliau memajukan kakinya yang kiri (di bawah betis kanan) dan meluruskan (menegakkan) kaki yang kanan dan beliau duduk dengan pinggulnya.” (Dikeluarkan oleh Al-Bukhari). [HR. Bukhari, Abu Daud]. Hadits ini memiliki banyak jalur dan berbagai macam lafaz. Al-Hafiz Ibnu Hajar, beliau hanya menyebutkan seperlunya saja.

Faidah Hadits

▪️Hadits ini menerangkan bahwa bertakbir adalah dengan mengucapkan “Allahu Akbar”. Dan takbir pertama saat mulai shalat disebut takbiratul ihram.

▪️Dalam hadits ini disebutkan bahwa pada saat takbiratul ihram, tangan diangkat sejajar pundak. Tangan dibentangkan secara sempurna dan tidak menggenggam, sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah bahwa; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya dengan dibentangkan.” (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dishahihkan al-Albani). Tangan Hukum mengangkat tangan di sini adalah sunnah.

▪️Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mengangkat tangan itu dengan tangan sejajar ujung bawah telinga. Sebagaimana riwayat dari Malik bin Al-Huwairits Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika takbiratul ihram, ketika rukuk, ketika i’tidal, hingga setinggi daun telinga.” (HR. Nasai, dan yang lainnya)

▪️Dari keterangan ini dapat difahami bahwa jika ada yang mengangkat dibawah pundah [misalnya tangan sejajar pusat perutnya atau di atasnya sedikit], maka orang yang melakukan seperti ini melakukan taqshir (kurang) dalam menerapkan sunnah.

▪️Adapun sifat mengangkat tangan dalam takbir dalam hadits ini adalah bertakbir dahulu lalu mengangkat tangan; “… Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir dan beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya.”

▪️Boleh juga bertakbir terlebih dahulu, kemudian mengangkat tangan. Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Malik bin Al-Huwairits: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika usai takbir, beliau mengangkat tangan” (HR. Muslim).

▪️Atau mengangkat tangan itu berbarengan dengan bertakbir.Sebagaimana dalam riwayat Ibnu ‘Umar disebutkan; ”Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai takbiratul ihram ketika shalat, beliau mengangkat kedua tangannya ketika takbir. (HR. Bukhari)

▪️Ketiga cara ini bisa dilakukan sesuai pilihan, karen ketiga cara tersebut terdapat riwayat Rasulullah melakukannya. Akan tetapi, yang masyhur dilakukan adalah bertakbir bersamaan dengan mengangkat kedua tangan, lalu takbir berakhir bersamaan dengan berakhirnya mengangkat tangan. Karena asalnya mengangkat tangan memang untuk bertakbir.■



BACA JUGA