Rabu, 8 Desember 2021 | 16:35 Wita

Teliti Manhaj Gerakan Ormas Hidayatullah, Ketua STAI Al Bayan Raih Doktor Sosiologi di Unhas. Predikat Cumlaud

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar Dr Irfan Yahya ST MSi meraih gelar Doktor Ilmu Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unhas.

Gelar yang merupakan derajat tertinggi akademik itu diraih usai mempertahankan disertasi berjudul Konstruksi Sosial Miniatur Peradaban Islam Merujuk pada Pola Sistematika Wahyu Ormas Hidayatullah pada Ujian Promosi Doktoral di Aula Prof Syukur Abdullah Fisip Unhas, Makassar, Rabu (8/12/2021).

Tim penguji Prof Dr HM Tahir Kasnawi SU (promotor), Dr Suparman Abdullah MSi dan Drs Hasbi MSi PhD (Co Promotor), Dr Firdaus Muhammad MA (penguji eksternal), Dr Rahmat Muhammad MSi, Dr Mansyur Radjab MSi dan Dr Nuvida RAF SSos MA (penilai) mengganjar dengan predikat kelulusan Cumlaud (nilai 91,28) atas ujian disertasi yang mengupas Sistimatika Wahyu yang merupakan manhaj gerakan/perjuangan dakwah dan tarbiyah Hidayatullah tersebut.

Dalam uraiannya dalam sidang Promosi Doktor yang dipimpin Rektor Unhas diwakili Wakil Dekan I Fisip Unhas Dr Phil Sukri MSi itu, mantan Staf Ahli Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari senator Sulsel tiga periode Dr Abd Aziz Qahhar Mudzakkar tersebut memastikan nilai-nilai agama dapat dijadikan filter dalam mengkonstruksi sebuah peradaban yang eksis dalam masyarakat.

“Dengan bukti-bukti dari pola interaksi dan prilaku jamaah Hidayatullah sebagai sistem sosial, Sistematika Wahyu yang merupakan manhaj gerakan telah menjadi rujukan/metode dalam melakukan konstruksi sosial miniatur peradaban Islam dengan proses dialektik fundamental dari tiga momentum yaitu internalisasi, obyektivasi dan eksternalisasi,” urainya.

Dari ketiga proses dialektik fundamental tersebut, rincinya peran aktor dan lingkungan merupakan faktor penentu dominan. “Sekaligus ini juga yang menjadikan Hidayatullah berbeda dengan ormas lain, menjadikan wahyu sebagai rujukan metode tapi secara parsial, sementara Hidayatullah menjadikan wahyu sebagai rujukan secara utuh, khususnya lima surah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi washalla,” tegasnya.

Turut hadir secara langsung pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Murabi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ust Ir Abd Majid MA, Ketua Komisi A DPRD Sulsel Ir Selle Ks Dalle, Ketua Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar Ust Suwito Fatta MM dan jajaran, Dekan FTI UMI Dr Ir Zakir Sabara HW MT dan komunitas UPPM UMI.

Tampak pula politisi senior Sulsel Ir H Majid Tahir dan pengusaha Papua H. Ismail, Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel H Firmansyah Abd HAR ST. Serta didampingi pihak keluarga arsitek Ir Muaz Yahya, istri Dewi Yuliana dan putra-putri. Juga disaksikan secara virtual melalui Zoom.

Pada pemaparan ringkasan dari disertasi setebal 400an halaman itu, sosok pehobi Ikan Koi itu menguraikan hal yang menjadi alasan kenapa Hidayatullah terus berkembang dan meraih kepercayaan ummat dalam berbagai program dakwah dan tarbiyahnya hingga sekarang berusia 50 tahun.

Hal inilah membuat Prof Tahir Kasnawi dalam sambutan penutup sidang tersebut mengatakan nilai-nilai Islam perlu terus di ketengahkan di masyarakat, sebagaimana Hidayatullah telah menerapkan pada 600an pesantrennya sebagai miniatur peradaban Islam.■ fir



BACA JUGA