Kamis, 7 Agustus 2025 | 13:37 Wita

Komunikasi Profetik di Era Digital: Peluang dan Ujian di Persimpangan Takdir

Editor: admin
Share

Oleh : Dr M Saleh Usman SS MIKom, Ketua Departemen Perkaderan DPP Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Di tengah hiruk-pikuk era digital yang melanda setiap aspek kehidupan, kita seolah berdiri di persimpangan takdir. Setiap arah yang kita pilih, bak firman ilahi, menyuguhkan peluang tak terbatas di satu sisi, dan di sisi lain, tantangan yang menguji keteguhan iman dan akal.

Seperti seorang nabi yang dengan bijak menuntun umatnya melalui badai perubahan zaman, kita wajib memahami hakikat kedua sisi mata uang digital ini.

Ini bukan sekadar tentang beradaptasi, melainkan tentang kesiapan hati dan pikiran untuk meraih keberkahan dan kesuksesan sejati di tengah revolusi teknologi ini, sejalan dengan nilai-nilai komunikasi profetik yang selalu menyerukan pada kebaikan dan kemaslahatan umat.

Peluang di Era Digital: Membuka Pintu Kebaikan, Menggapai Berkah Illahi

Jika kita maknai dengan benar, era digital adalah anugerah Allah SWT yang membukakan gerbang-gerbang kebaikan, serupa dengan ayat:

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi yang berpikir. ” (QS.Al-Jatsiyah : 13)

Inilah wujud nyata bagaimana teknologi dapat menjadi sarana untuk:

Akses Global dan Pasar yang Lebih Luas: Ibarat menyebarkan risalah kebaikan ke seluruh penjuru dunia, teknologi digital melalui perdagangan elektronik (e-commerce) memampukan kita menjangkau konsumen tanpa sekat geografis.

Ini adalah kesempatan emas untuk memperluas manfaat produk dan jasa, bukan semata untuk keuntungan duniawi, melainkan juga untuk kemaslahatan bersama.

Inovasi dan Kewirausahaan: Era ini memicu gelombang inovasi, bak ilham yang mendorong kreasi. Para wirausahawan (entrepreneur) dapat dengan mudah memulai bisnis baru melalui pendanaan ramai (crowdfunding) dan perdagangan elektronik (e-commerce), menciptakan lapangan pekerjaan dan solusi bagi permasalahan umat.

Model bisnis seperti pengiriman langsung dari pemasok (dropshipping), pemasaran afiliasi (affiliate marketing), pendidikan daring (online education), dan pemasaran digital (digital marketing) adalah wujud kreativitas yang patut kita syukuri dan manfaatkan sebaik-baiknya.

Efisiensi dan Produktivitas: Integrasi teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), Internet untuk Segala (Internet of Things – IoT), data raksasa (big data), dan platform berbasis komputasi awan (cloud computing) bagaikan karunia yang melipatgandakan efisiensi operasional dan produktivitas.

Dari pertanian hingga perikanan, teknologi cerdas ini mengoptimalkan sumber daya demi kesejahteraan yang lebih baik, sejalan dengan anjuran untuk menjadi produktif.

Akses Informasi dan Pendidikan: Internet dan perangkat seluler adalah jembatan ilmu yang memungkinkan akses informasi jauh lebih mudah dan cepat.

Transformasi pendidikan yang lebih fleksibel, interaktif, dan dapat diakses dari mana saja ini adalah berkah besar, membuka gerbang pengetahuan bagi siapa saja yang haus akan ilmu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Pekerjaan Baru dan Fleksibilitas Kerja: Era digital menciptakan beragam jenis pekerjaan baru, seperti analis data, pengembang perangkat lunak, dan ahli AI, yang bisa menjadi ladang amal baru.

Munculnya kerja jarak jauh (remote work) dan fleksibilitas waktu kerja juga merupakan wujud kemudahan yang diberikan, memungkinkan keseimbangan hidup yang lebih baik antara dunia dan akhirat.

Peningkatan Kualitas Hidup: Dalam bidang kesehatan, teknologi medis canggih seperti robot bedah dan alat diagnostik adalah rahmat yang meningkatkan kualitas hidup manusia.

Digitalisasi juga berpotensi mengurangi emisi karbon, menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, sejalan dengan ajaran menjaga bumi sebagai amanah dari Allah SWT.

Inklusi Keuangan: Platform digital seperti layanan pembayaran digital dan aplikasi ekonomi berbasis pekerjaan singkat (gig economy) memberdayakan masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem ekonomi formal.

Ini adalah langkah menuju keadilan ekonomi, memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk berkembang, karena “Sesungguhnya Allah menyukai apabila salah seorang dari kalian beramal, ia mengerjakannya dengan sebaik-baiknya.” (HR. Baihaqi)

***

Tantangan di Era Digital: Ujian Keimanan di Tengah Kemajuan

Namun, di balik peluang besar, era digital juga membawa sejumlah ujian yang perlu kita antisipasi dan atasi dengan bijaksana, layaknya peringatan profetik dari Rasulullah SAW:

“Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak peduli dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR. Bukhari)

Inilah beberapa tantangan yang patut menjadi perhatian serius:

Keamanan Siber dan Privasi Data: Dengan melimpahnya data pribadi di dunia maya, menjaga privasi adalah amanah yang tak boleh disepelekan.

Ancaman keamanan siber (cybersecurity) seperti peretasan, penipuan pancingan (phishing), dan pemerasan digital (ransomware) adalah godaan yang mengancam integritas dan kepercayaan.

Kita wajib meningkatkan kewaspadaan tinggi dan berpegang pada prinsip kehati-hatian, karena informasi adalah amanah.

Perubahan yang Cepat dan Kesenjangan Keterampilan (Skills Gap): Perkembangan teknologi yang pesat menuntut kita untuk terus belajar dan beradaptasi.

Kesenjangan keterampilan (skills gap) antara keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dan yang dibutuhkan di era digital adalah tantangan.

Kita tak boleh tertinggal dalam arus perubahan ini, karena ilmu adalah cahaya dan kunci kemajuan.

Ketergantungan pada Teknologi dan Dampak Sosial: Ketergantungan yang berlebihan pada perangkat digital dan otomatisasi dapat memengaruhi kesehatan mental dan mengurangi interaksi sosial, bahkan menyebabkan isolasi.

Penyebaran berita palsu (fake news) dan penipuan daring adalah racun yang merusak tatanan sosial, menuntut kejernihan berpikir dan verifikasi.

Sebagaimana firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Persaingan yang Ketat: Digitalisasi telah mempermudah persaingan global. Ini menuntut kita untuk berinovasi dan menawarkan nilai unik, menjaga kualitas dan kebermanfaatan agar tetap relevan dan tidak kalah bersaing.

Perubahan Pola Konsumen: Perilaku konsumen terus berubah. Kita harus mampu beradaptasi dengan tren belanja daring (online) dan penggunaan media sosial, memahami kebutuhan umat agar dapat memberikan pelayanan terbaik dan bermanfaat.

Integrasi Sistem dan Perubahan Organisasi: Mengintegrasikan teknologi digital baru seringkali rumit, memerlukan kesabaran dan kebijaksanaan.

Perubahan budaya organisasi juga menjadi tantangan, butuh kepemimpinan yang dapat menuntun semua pihak untuk menerima dan memanfaatkan teknologi baru demi kemajuan bersama.

Regulasi dan Perpajakan: Regulasi terkait digital yang terus berkembang, termasuk masalah data, privasi, dan perpajakan, bisa menjadi kompleks. Ini menuntut pemahaman mendalam dan ketaatan pada aturan demi keadilan dan ketertiban.

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta Ulil Amri di antara kalian.” (QS. An-Nisa: 59)

Limbah Elektronik: Peningkatan penggunaan perangkat elektronik berdampak pada lingkungan. Ini adalah pengingat akan tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi untuk menjaga kelestarian alam, mengurangi limbah, dan mencari solusi yang berkelanjutan.

***

Kesimpulan

Era digital adalah pedang bermata dua: ia adalah anugerah besar yang membuka pintu-pintu kebaikan dan kemaslahatan, sekaligus ujian keimanan yang menuntut kebijaksanaan, kewaspadaan, dan adaptasi berkelanjutan.

Menghadapi era ini, kunci utamanya adalah adaptasi berkelanjutan yang didasari oleh prinsip-prinsip kebajikan, pembelajaran seumur hidup sebagai bagian dari pencarian ilmu yang tak pernah usai, dan kolaborasi yang mengedepankan persatuan dan tolong-menolong.

Dengan memahami setiap peluang dan tantangannya, kita dapat memanfaatkan potensi maksimal dari teknologi ini untuk kemajuan umat manusia dan kesejahteraan bersama, sejalan dengan risalah kebaikan yang tak lekang oleh zaman.(*)