Selasa, 4 Februari 2020 | 19:44 Wita

Apa Tujuan Masuk Pesantren Hidayatullah?

Editor: Firman
Share

HidayatullahMakassar.id — Seperti pada malam lainnya. Setiap ba’da maghrib ada beberapa ustadz ataupun ustadzah yang memberikan materi diniyah.

Materinya bervariasi. Ada yang membahas Sistematika Wahyu, Ada yang membahas fiqhul islam, dan lainnya.

Pada malam Senin, (2/22020) lalu pemateri taklim diniyah putri ialah ustadzah Aminah. Beliau biasa membahas tentang fiqih shalat, sekaligus memberikan motivasi pada santriwati.

“Untuk apa kalian bersusah-susah disini? Shalat lima waktu, puasa Senin-Kamis, qiyamullail, gak taat aturan dapat iqob?. Kenapa?”

Bermacam jawaban pun muncul. Ada yang ingin menjadi wanita shalihah. Ada yang ingin mencari ridha Allah. Dan berbagai jawaban lainnya.

Sejatinya fitrah manusia ialah bertauhid. Fitrahnya condong pada kebaikan. Hanya saja. Faktor eksternal yang banyak mempengaruhinya. Olehnya, dibutuhkan lingkungan yang mendukung.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Yusuf 53

وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢبِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Hidayatullah hadir sebagai sarana membangun fitrah tersebut. Membangun peradaban Islam kaffah. Itulah visi dan misi Hidayatullah.

Tempatnya sudah ada. Hanya saja kembali kepada setiap pribadi. Bahkan Allah SWT dalam firmannya Ar-Ra’d [13] : 11

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Lingkungan sudah ada. Namun pribadinya tidak ingin berubah. “Percuma sekolah 3 tahun, 6 tahun di sini. Diajarkan shalat lail, diwajibkan shalat lima waktu berjamaah. Puasa Senin Kamis. Gak disiplin mendapat iqob. Kalau memang dalam dirinya tak ingin menjadi lebih baik. Maka selama itu pula kamu menahan rindu”

Maka, semua musti dikembalikan pada niat, lalu jangan lupa berusaha.■Evianingsi