Senin, 21 April 2025 | 06:25 Wita
Abdullah Said, Bayang Syanggit dalam Mimpi Seorang Kader

SOSOK, HidayatullahMakassar.id — Suatu malam, kamar Muhsin Kahar diselimuti keheningan. Hanya suara jam dinding yang terdengar perlahan, seperti detik-detik yang berdzikir.
Di depannya, rak buku tua berdiri kokoh, penuh sejarah. Tangannya bergerak perlahan, menyapu beberapa judul yang sudah agak lama tak disentuh.
Tapi tiba-tiba, jemarinya berhenti di sebuah buku yang tampak sederhana namun memikat: “Rangkaian Mutu Manikam”, kumpulan pikiran K.H. Mas Mansur, Ketua Muhammadiyah Jawa Timur tahun 1920-an.
Dengan penasaran, ia membuka lembar demi lembar. Matanya menyala ketika membaca bagian tentang gagasan K.H. Mas Mansur yang disampaikan kepada K.H. Ahmad Dahlan.
Sebuah gagasan mendirikan pusat pengkaderan seperti yang pernah ia lihat di Afrika Utara, tepatnya di sebuah desa bernama Syanggit, dekat Libya. Sebuah tempat yang pernah pula disinggahi K.H. Imam Zarkasyi, pendiri Gontor.
Bacaan itu menyeret Muhsin Kahar jauh dalam lamunannya. Ia seperti berdiri di tengah Desa Syanggit yang rimbun.
Di sisi sebuah sungai yang mengalir jernih, ia melihat pepohonan rindang memeluk langit. Udara bersih menyapa wajahnya, dan kicauan burung menar i di telinganya.
“Masya Allah…”, gumamnya lirih.
Bayangan itu semakin hidup. Ia menyaksikan ribuan santri yang hidup tertib dan bersih dalam satu perkampungan besar.
Lima ribu santri menempati asrama yang luas, dengan 100 kamar megah. Dari jumlah itu, lima ratus hafidz al-Qur’an, seribu menghafal Al-Muwatta’ Imam Malik.
Ada perpustakaan yang luas, lengkap dengan ribuan kitab klasik. Tidak ada yang merokok, tidak ada keributan. Santri yang sakit pun ditemani dua penjaga penuh kasih.
Hidup mereka tertata rapi. Bangun sebelum Subuh, muraja’ah pelajaran, belajar di kelas dari pagi hingga siang, belajar bebas di bawah pohon atau di tepi sungai, latihan pidato dan debat selepas Ashar, tadarrus dan wirid selepas Maghrib, hingga belajar tasawuf dan akhlak sampai larut malam.
Tahajjud di tengah malam jadi penutup dan pembuka di setiap harinya.
Hari Jum’at menjadi hari khusus: mereka berkuda, berenang, memanah, dan bermain strategi perang sebagai upaya mengikuti jejak Rasulullah.
Namun, ada satu hal yang membuat Muhsin tertegun. “Tidak satu pun perempuan di sana. Bahkan anak kecil pun tidak kulihat,” tulis K.H. Mas Mansur.
Muhsin mengangguk kecil. “Berarti memang dipisah total… agar fitrah terjaga, agar kader tumbuh utuh,” bisiknya pada diri sendiri.
Keesokan paginya, Muhsin duduk bersama beberapa rekan seperjuangan di serambi sebuah masjid tua. Mereka adalah orang-orang yang sevisi dan telah lama berbagi mimpi tentang masa depan dakwah.
“Semalam aku membaca tentang Syanggit,” kata Muhsin memulai.
“Yang di Afrika Utara itu?” tanya Djalil, matanya berbinar.
“Iya. Luar biasa. Di sana, pengkaderan itu bukan hanya teori, tapi penerapan langsung cara hidup sesuai Islam. Bayangkan, 5.000 santri, hafidz Qur’an, disiplin, mandiri serta lingkungan yang benar-benar Islami.”
“Seperti surga kecil untuk membentuk mujahid,” celetuk Mahyuddin.
Muhsin mengangguk. “Kita bisa memulainya di sini. Tidak harus 5.000 orang. Tapi visi dan semangatnya bisa kita hidupkan.”
“Kapan kita mulai, Kak Muhsin?” tanya Djalil bersemangat.
Muhsin tersenyum. Pandangannya menerawang, seolah Syanggit ada di depan matanya.
“Hari ini. Kita mulai dengan mimpi, lalu kita jejakkan langkah pertama. Lahan bisa kita cari, kurikulum kita susun. Tapi semangat, itu yang harus kita jaga.”
Mereka saling pandang. Di antara cangkir kopi dan coretan kertas rencana, lahirlah komitmen yang tak terucap oleh kata-kata—hanya terpahat di dalam dada.
“Bismillah,” bisik Muhsin. “Kita bangun Syanggit di tanah kita sendiri.” (bersambung ke seri 20)
*) Oleh : Dr Abdul Qadir Mahmud MPd, Direktur STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar


TERBARU
-
Abdullah Said, Bayang Syanggit dalam Mimpi Seorang Kader
21/04/2025 | 06:25 Wita
-
Abdullah Said, di Sini Jalan itu Kembali Kutemukan
18/04/2025 | 09:13 Wita
-
Abdullah Said, Sang Kader di Tengah Arus Sejarah Politik
13/04/2025 | 10:36 Wita
FOTO

Galeri – Powerfull Ramadhan di Ponpes Al Bayan Bersama Tokoh Muda
17/03/2025 | 07:19 Wita
Galeri – Powerfull Ramadhan Bersama Al Quran, Tarhib Ramadhan Al Bayan
23/02/2025 | 06:20 Wita
Galeri – Visitasi Asesmen Prodi Ekonomi Syariah STAI Al Bayan
09/01/2025 | 20:50 Wita