Sabtu, 25 Januari 2025 | 18:13 Wita
Abdullah Said The Man Of Action, Warisan Spiritual di Tengah Kesederhanaan
HidayatullahMakassar.id —
Meski Desa Lamatti Rilau tertinggal jauh dalam pembangunan fisik, ada satu hal yang selalu menjadi kebanggaan: kehidupan beragama yang kuat.
Surau-surau kecil di setiap sudut kampung tak pernah sepi dari lantunan ayat-ayat suci, terutama saat senja menyelimuti desa.
Bagi masyarakat Lamatti, agama bukan hanya bagian dari kehidupan, melainkan napas yang menghidupkan hari-hari mereka.
Kiai Abdul Kahar Syuaib, Ayah dari Muhsin kecil memainkan peran penting dalam menjaga kesalehan masyarakat kampung ini.
Sebagai imam di distrik yang meliputi beberapa desa, ia tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga menjadi panutan dalam setiap keputusan yang melibatkan masyarakat.
Murid-muridnya datang dari berbagai tempat, bahkan dari luar Lamatti, untuk belajar ilmu agama darinya.
Namun, ayah Muhsin bukan satu-satunya ulama besar di wilayah itu. Di kota Sinjai, nama dua tokoh besar mengemuka: K.H. Muhammad Thahir, yang menjadi kadi di Balangnipa dan dikenal sebagai Kali Thahirong, serta K.H. Hasan Syuaib, seorang ulama kharismatik yang memimpin di Bulo-Bulo dengan julukan Kali Cambang.
Kehadiran mereka menciptakan atmosfer spiritual yang kuat, bahkan mempengaruhi desa-desa kecil di sekitarnya, termasuk Lamatti.
Muhsin kecil tumbuh di lingkungan ini. Sejak usia dini, ia sudah terbiasa mendengar cerita-cerita bijak dari ayahnya dan melihat langsung bagaimana agama menjadi pedoman hidup masyarakat.
Setiap kali Muhsin duduk di serambi rumah, mendengarkan para murid ayahnya berdiskusi tentang hukum agama atau membaca Al-Qur’an, ia merasa hidupnya dipenuhi cahaya yang menuntunnya ke arah kebaikan.
Di balik kehidupan spiritual yang kuat, Lamatti tetaplah sebuah desa yang terpencil. Jalanannya masih berupa bebatuan bercampur tanah berlumpur, terutama saat musim hujan datang sehingga menghambat orang-orang yang ingin bepergian ke kota.
Transportasi pun sangat terbatas. Kendaraan bermotor bisa dihitung dengan jari, sementara kebanyakan warga mengandalkan kaki atau sepeda engkol untuk bepergian.
Bagi Muhsin, keterbatasan ini tidak pernah menjadi penghalang. Bahkan, seiring waktu, ia mulai melihat hikmah besar di balik semua itu.
Degradasi moral yang sering terdengar di kota-kota besar tidak sempat merembes ke desa-desa seperti Lamatti. Kehidupan di sini sederhana, tetapi bersih dari pengaruh buruk seperti bacaan-bacaan yang merusak atau hiburan yang melalaikan.
Pesawat radio pun masih jarang ditemukan, karena tingginya harga dan rendahnya daya beli masyarakat.
“Apa yang kita miliki mungkin tak banyak,” ujar ayahnya suatu malam, saat mereka duduk di depan lampu minyak.
“Tapi dalam kesederhanaan ini, kita diberi perlindungan dari hal-hal yang bisa menyesatkan.” Kata-kata itu melekat di hati Muhsin.
Ia mulai memahami bahwa kehidupan sederhana di kampungnya bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan. Lingkungan yang jauh dari keramaian kota menjadi tempat ideal untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat.
Muhsin sering berlari-lari kecil di sekitar rumah, menikmati udara sejuk pegunungan Lamatti. Dari atas bukit, ia suka memandang hamparan pulau-pulau di Teluk Bone.
Baginya, pulau-pulau itu seperti dunia lain yang penuh misteri. Ia sering bertanya pada ibunya, “Ibu, apakah aku bisa pergi ke pulau-pulau itu suatu hari nanti?”
Ibunya, seorang perempuan lembut yang selalu terlihat tegar, hanya tersenyum sambil membelai rambut anaknya. “Kelak, Muhsin. Tapi ingat, kemanapun kau pergi, jangan lupa pulang. Desa ini adalah akar kita, tempatmu kembali.”
“Kelak, aku ingin ke sana,” gumamnya dalam hati, membayangkan dunia di luar desa kecilnya. Namun, ia tahu satu hal pasti: ke mana pun langkahnya membawanya pergi, akar spiritual yang tertanam di desa ini akan selalu menjadi fondasi hidupnya. (Bersambung ke seri 03)
Oleh : Dr Abdul Qadir Mahmud MA, Ketua STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar
TERBARU
-
Abdullah Said The Man of Action, Kehidupan Kampung Menggurat Hati
27/01/2025 | 04:01 Wita
-
Abdullah Said The Man Of Action, Warisan Spiritual di Tengah Kesederhanaan
25/01/2025 | 18:13 Wita
-
Buka Rakor Zona KTI, Dewan Pertimbangan Motivasi Penguatan Peran Murabbi
25/01/2025 | 14:21 Wita