Selasa, 28 Januari 2020 | 13:37 Wita

Ustadz Aqib Junaid : Teknologi Islam Jauh Lebih Canggih

Editor: Firman
Share

Laporan : Arfah Bandule, Pengurus Yayasan Al Bayan dari Jakarta

HidayatullahMakassar.id, JAKARTA — Sekarang ini teknologi sangat dahsyat dan mau tak mau kita harus bisa mengikuti trend itu. Hal ini dikatakan Anggota Dewan Mudzakarah, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ustadz Aqib Junaid, saat menyampaikan materi tentang teknologi di gedung dakwah Hidayatullah Pusat, Jakarta. Senin, 2 Jumadil Akhir 1441 H (27/01/2020)

Ia memberikan gambaran kecil tentang penggunaan teknologi di jalan tol. Bahwa untuk melalu jalur tersebut, uang tunai tidak berlaku lagi di sana. Semua serba teknologi.

“Saat ini, untuk bisa lewat tol, kita harus menggunakan kartu tol, mereka sudah tidak terima uang cash, jika Anda menolak untuk menggunakan kartu, selamanya Anda akan mematung di depan pintu tol,” kata Aqib.

Bicara soal teknologi, sebetulnya Islam jauh lebih hebat. Bisa kita lihat dalam lembaran lembaran sejarah, seperti pada kisah Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Musa dan yang sangat fenomenal adalah kisah burung Ababil.

Teknologi Nabi Ibrahim, dibakar hidup-hidup dalam kobaran api yang begitu besar, tapi justru beliau keluar dalam keadaaan kedinginan.

Nabi Sulaiman tidak kalah dahsyat, Ia bisa memindahkan singgasana ratu Balqis dalam sekejap.

Pun dengan teknologi Nabi Musa, sangat mencengangkan, mampu membuat tol laut hanya dengan satu pukulan tongkat.

Dalam teknologi perang, Burung Ababil ini yang paling hebat. Ribuan terbang berkerumun menutup awan, membawa batu yang sangat panas sebagai senjatanya, konon pada batu itu sudah tertulis masing masing nama target, ketika batu itu dijatuhkan dia akan mencari target sesuai yang tertulis dibatu tersebut.

Aqib menyampaikan agar manusia tidak terlalu membangga-banggakan kecangggihan teknologi saat ini, sebab suatu saat ia akan hilang mengikuti zaman. Tapi kata dia, bukan berarti kita juga gagap dan tidak mengikuti perkembangan zaman.

“Jangan sampai kita mabuk dengan semua ini, lantas melupakan nilai-nilai spiritual yang ada dalam agama kita,” terangnya.■