Jumat, 23 September 2022 | 21:19 Wita
Musibah karena Dosa maka Beristigfarlah
Oleh : Ust Ahmad Zaki Ibrahim Lc, Dai Muda Hidayatullah
HidayatullahMakassar.id — Tidak diragukan lagi dan tak diyana apapun yang seorang muslim hadapi dan menimpanya, baik berupa kesedihan dan musibah maupun yang lainnya adalah akibat ulah perbuatan manusia itu sendiri. Karena Allah ta’alla berfirman
وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ
“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” (QS. Asy-Syuuraa: 30).
Bahwa tidak ada satu musibah pun yang menimpa kita kecuali akibat ulah perbuatan kita sendiri. Hal itu selaras dengan apa yang disampaikan Rasulullah dalam sebuah haditsnya dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573).
Segala yang menimpa kita akibat dosa yang kita lakukan baik hati yang tidak senang tidak tenang bahkan dua tahun kita mengalami pandemi Covid 19 bisa jadi karena dosa yang kita lakukan.
Oleh karenanya tidak ada kesulitan baik dunia dan akhirat kecuali karena dosa yang kita lakukan. Dari situlah kita mengetahui dzikir yang agung dzikir istighfar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
طُوْبَى ِلمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا.
“Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak” (HR Ibnu Maajah no 3818, dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah)
Inilah ciri orang beruntung di dunia dan juga di akhiratnya kelak. Karena ketika dia beristigfar maka dosa-dosanya akan diampuni dan akan mendapatkan kemudahan dunia dan di akhirat.
Apa makna al istighfar. Dari dari kata al istgfaro berarti memohon ampunan kepada Allah. Artinya tatkala seorang beristigfar dia memohon kepada Allah untuk menutup dosa-dosanya dan agar Allah ta’alla tak mengungkapkan aibnya di dunia maupun akhirat kelak.
Sungguh merugi seseorang tatkala aibnya Allah bongkar di dunia ini, maka orang akan menghinakan dan mengucilkan kita ini suatu kerugian di dunia. Sedangkan jika aib terbongkar di akhirat maka menjadi kehancuranya.
Kedua yang dimaksud Al Istigfar adalah kita memohon kepada Allah ta’alla agar dosa kita tak menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita. Karena tidaklah seseorang melakukan dosa kecuali akan dibuatkan titik hitam pada hatinya sehingga hatinya akan kelam.
Semakin banyak dosa semakin gelap hatinya, menyebakan kurang khusuk shalat, gampang terpengaruh subhat, mudah terjerumus dalam maksiat. Belum lagi keletihan hingga kegelisahan maupun diganggu orang lain yang disebut di atas sebagai dampak dari dosa yang kita lakukan.
Maka tatkala seseorang mengatakan “astagfirullah” Ya Allah aku memohon ampunan darimu artinya dia memohon tutuplah aib dan hindarkan dampak dosa bagiku.
Sesungguhnya lafal istighfar ada beberapa jenis diantaranya “astagfirullah”, أَسْتَغْفِرُ اللّّهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ
“astagfirullah waatubuillaih”, dan lainnya.
Istigfar jika disebutkan secara sendiri maka maknanya seperti taubat. Taubat derajatnya lebih tinggi dari pada istighfar. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Hud Ayat 52
وَيَٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ
“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.
Dari redaksi ayat di atas seakan-akan martabat taubat lebih tinggi dari istigfar
Apa bedanya antara taubat dan istigfar tatkala digabungkan. Taubat melajimkan seorang meninggalkan dosa dan maksiatnya. Berarti tidak lagi melakukan maksiat tersebut.
Ketika seorang beristigfar bisa jadi belum bisa melepas dirinya dari maksiat yang dilakukannya. Jadi jika belum mampu lepaskan kemaksiatan maka ucapkan selalu istighfar kepada Allah.
Oleh karenanya pada zikir pagi dan petang terdapat lafal istigfar “Ya allah aku memikul dosa yang tak mampu aku tinggalkannya..” maka dawamkan terus hingga mampu meningglakan dosa tersebut.
Karena Allah berfirman QS Az Zumar : 53
۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Jika seseorang bermaksiat kepada Allah dan membangkang kepada perintah-Nya lalu berisitgfar dan bertobat kepada Allah maka yakinlah Allah akan mencintainya.
Takala ia bermaksiat, Allah akan membencinya dan menghilangkan rahmatt kepadanya namun jika dia bertobat maka Allah akan ampuni dan yakinlah Allah mencintainya. Karena Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Albaqarah [2]: 222)
Dan Allah juga berfirman dalam surah Ali Imran : 31
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Kata Syaikh Nasiruddin Assahdi, Allah gabungkan dua namanya algafur dan alwadud artinya tatkala seseorang bermaksiat kepada Allah kemudian Allah membencinya, kemudian dia beristigfar lalu Allah mengampuninya maka Allah akan mencintainya.(fir)
*) Disarikan dari khutbah di Masjid Umar al Faruq Ponpes Al Bayan Hidayatullah Makassar
TERBARU
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita
-
Borong 5 Emas, Al Bayan Taekwondo Juara Umum ElevenKick Makassar
18/11/2024 | 05:20 Wita