Sabtu, 17 Juli 2021 | 08:04 Wita

Istigfar

Editor: Firman
Share

■ Oleh : Akib Junaid QahharDai Hidayatullah

HidayatullahMakassar.id — Allah ta’alla berfirman

وَسَارِعُوۤا۟ إِلَىٰ مَغۡفِرَةࣲ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِینَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Ali ‘Imran 133)

Istighfar adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk sering dikerjakan, bahkan hendaknya mejadi wirid harian. Rasulullah sendiri melakukannya tidak kurang dari 70 – 100 kali setiap hari.

Salah satu isyarat yang sangat jelas terkait perintah di atas, betapa manusia tidak ada yang luput dari kesalahan. Untuk itu Allah melarang keras seseorang merasa dirinya suci.

Tidak dapat dibayangkan apa jadinya jika seluruh perbuatan salah yang pernah kita perbuat ditampakkan secara nyata, hingga diketahui bukan saja segelintir orang-orang dekat di sekitar, tapi menjadi pemahaman umum setiap orang.

Allah Maha penyayang hingga menutup rapat aib-aib kita, sembari membuka lebar pintu maghfirahNya, agar aib itu tetap menjadi rahasia dan kita memperoleh ampunan dariNya.

Istighfar menuntut jiwa besar bukan sebatas memohon ampun, tapi juga kejujuran mengakui kesalahan dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya, jika kesalahan terkait dengan orang lain (baik hak mereka yang diambil atau pernah mendzaliminya), jangan ragu meminta maaf sambil mengembalikan hak-hak mereka.

Jangan gengsi apa lagi memperturutkan arogansi, lebih-lebih jika Allah telah memberi sinyal peringatan yang sudah berulang, baik berupa teguran bahkan hukuman, sebab levelnya akan naik menjadi azab alias kutukan. Wanaaudzubillahi Min Dzaalik.

Ayat di atas diawali dengan kata bersegera, mengandung pesan jika kasih sayang dan ampunan Allah yang sangat luas punya batasan waktu, manfaatkan sebelum peluang itu sudah tertutup rapat.

Tertangkapnya dua orang sekaligus (anak dan mantu) dari kalangan keluarga terhormat, dimana sekian lama banyak orang mengimpikan kehidupan seperti mereka, sebab wajah dan aktifitasnya senantiasa menghiasi berbagai media, sesungguhnya adalah kode keras, betapa mudahnya Allah membalikkan keadaan seseorang.

Bila masih sebatas teguran dan hukuman, masih ada kesempatan introspeksi dan melakukan evaluasi, bukan saja mengembalikan citra diri sebagai orang terhormat, bahkan surga yang seluas langit dan bumi akan dinikmati.■



BACA JUGA