Selasa, 1 Juni 2021 | 01:57 Wita
Palestina Menguji Kemanusiaan Kita
■ Oleh : Aswar Hasan, Pemerhati Sosial dan Keislaman
HidayatullahMakassar.id — Seorang ibu bule dengan bayinya, membawa poster yang bertuliskan :”You don’t need to be Moslem to stand for Gaza you just need to be human. Ya ibu itu benar secara nurani, atau pun akal sehat, bahwa anda tidak perlu menjadi Muslim untuk membela Gaza -Palestina-, Anda hanya perlu menjadi manusia.
Persoalan Palestina di Gaza, atau pengusiran sepihak oleh tentara Israel terhadap penduduk Palestina yang sudah hidup dari generasi ke genasi di Syeikh Jarra, dengan cara merampas rumah warga Palestina, untuk dihuni oleh warga Yahudi tanpa rasa malu, adalah tindakan sewenang-wenang, bertaraf biadab.
Dr. Sakir Naik ahli sejarah perbandingan agama dalam ceramahnya menyatakan bahwa ketika Nazi Hitler membantai dan mengusir 6 juta kaum Yahudi keluar dari Jerman, lalu kaum Yahudi itu memilih Palestina untuk sekadar bernaung, penduduk Palestina bersedia menampung mereka dan memperlakukan sebagai tamu yang harus dihormati.
Namun, seiring dengan waktu dan proses yang tak pernah disangka, situasi pun berbalik 180 derajat. Tamu yang terusir secara terhina oleh Hitler itu, balik berlagak sebagai pemilik tanah dan rumah yang tadinya dia tumpangi. Si penduduk yang pernah menolongnya dengan tulus itu pun diusirnya.
Bahkan difitnanya pula dengan tuduhan teroris. Bayangkan kalau anda yang mengalaminya sendiri, tamu yang anda perlakukan dengan baik justru kemudian mengusir anda dari rumah anda untuk dia huni. Biadab tidak?
Apakah anda membiarkan ulah kebiadaban si Yahudi tersebut yang juga tak henti mengganggu ketentraman bangsa Palestina dalam beribadah di Masjid Al Aqsa? Siapa pun faham bahwa itu pelanggaran HAM berat yang tak pantas dibiarkan.
Al Qur’an sebagai Kalam Ilahi yang pasti kebenarannya, telah menggambarkan perilaku mereka, yaitu; Pertama, mempermainkan dan mengubah ketetapan Tuhan sesuai seleranya (QS, Annisa: 46). Kedua, Terkenal dengan track record membunuh para Nabi, karena ajaran para Nabi tersebut, tidak sesuai dengan tradisi mereka (QS, Al Imran:112).
Ketiga, Membunuh orang-orang yang menyeru berbuat baik dan adil (QS, Al Imran: 21-21). Keempat, Suka memutar balikkan fakta dan tidak bisa dipercaya karena suka menyembunyikan kebenaran (QS, Al Baqarah:75, 101). Kelima, terkenal sebagai manusia yang tamak dan rakus dalam mengejar dan mempertahankan kehidupan dunianya (QS. Al Baqarah: 96).
Demikianlah diantara sifat dan sikap Yahudi yang disinggung dalam Al Qur’an, dan masih banyak lagi sifat lainnya yang tercela. Maka jangan heran, jika ada pepata yang mengatakan; “jika kamu ketemu dua jenis makhluk, yaitu; Orang Yahudi dan Ular, maka pilihlah membunuh Yahudinya terlebih dahulu.
Wallahu A’lam Bishawwabe.■
TERBARU
-
Transformasi dan Transmisi di Masa Transisi Hidayatullah
24/11/2024 | 07:58 Wita
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita