Selasa, 30 Maret 2021 | 09:00 Wita
Ada Bom di Makassar
■ Oleh : Aslam Katutu
HidayatullahMakassar.id — Saya terkaget , terheran, terhenyak dan tersentak
Mendengar berita ada bom meledak di Makasar Minggu pagi jam 10.28 Wita di depan Gereja Katedral.
Makassar gempar, Indonesia gempar bahkan dunia pun ikut gempar. Semua mengutuk, tak terkecuali. ‘Hanya setan yang membenarkan pelaku keji. Padahal semua agama mengutuk kekejian, Kekejaman dan Pembunuhan.’
Begitu kutulis di walls FB ku, menggambar betapa sulitmya kulukiskan suara hatiku yang ambigu mengecam perbuatan keji tak bermartabat ini. Lalu kawanku, yang kutahu dia seorang pendeta, merespon statusku dengan memposting foto pelaku bomber yang berpakaian muslim dengan sorban melilit di kepala membonceng istrinya bercadar. Ia lalu memberi komentar ‘Ini yang diduga setan’.
Alamak…..ada apa yang sedang terjadi di negeri ini?
Pria berpakaian sorban, wanita bercadar, bom meledak, di depan gereja katedral. Kira-kira narasi apa yang bisa disusun dari fakta-fakta ini? Sangatlah mudah jika ada yang ingin menjudge ‘Islam menyerang Kristen!’
Mungkin inilah tujuan “mereka” ingin mengadu domba antar pemeluk agama di negeri ini.
Mereka? Ya mereka saya juga tidak tahu siapa mereka. Yang jelas mereka bukan atas nama agama, apalagi Islam. Karena Islam tidak mengajarkan bahkan mengharamkan kelakuan keji dan biadab seperti ini. Dan pasti semua agama manapun mengajarkan hidup damai bukan kekerasan. Itu pasti.
Lalu mereka siapa? Yah itulah yang ingin saya tanyakan juga kepada Anda. Atau kita sama-sama mungkin tidak tahu. Lalu akibat ketidaktahuan kita, janganlah diantara kita ada yang membuat opini ketololan penuh kebodohan dengan menyebut nama agama tertentu, yang seharusnya mengganti nama agama dengan kata ‘oknum’. Karena menyebut-nyebut nama agama sedang sensitif di saat aparat sedang meneliti siapa mereka. Belum jelas semuanya.
Seharusnya, ini sikap cerdas yang harus kita miliki. Di saat negeri ini bertegang saraf pada persoalan agama sejak Ahok divonis menistakan agama, bahwa opini tetap fokus pada ‘mereka’ bukan Islam, Kristen, Hindu, Budha dan agama-agama yang diakui di negeri ini.
Karena negeri ini sudah sukses melewati babak ujian ketika terjadi penistaan agama Islam, ummatnya tidak ada yang melakukan pembalasan dengan meledakkan bom, membantai, dan sebagainya. Malah ummatnya berkumpul dalam agenda 212 yang damai menyatakan sikap agar pelakunya dihukum, biar tidak ada preseden buruk di negeri yang Pancasilais ini.
Nah, mari kita fokus kepada ‘mereka’ yang bukan Islam, bukan Kristen, atau Hindu, Budha atau agama yang ada di negeri ini. Yang jelas mereka tidak Pancasilais, pemecah belah, perusak persatuan, mau memporak-porandakan NKRI, pengkhianat bangsa , pelaku makar, penjajah, bedebah, bajingan dan seterusnya. Silahkan sebut sendiri.
Mereka tidak mewarisi patriotisme orang tua kita yang telah bersimbah darah bahkan mengorbankan nyawanya untuk memerdekakan negeri ini dari lilitan penjajah.
Mereka pasti bukan penganut agama yang taat, karena semua agama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Semua Agama punya Tuhan yang sudah mengingatkan manusia melalui kitabNya untuk berkasih sayang di muka bumi.■
TERBARU
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita
-
Borong 5 Emas, Al Bayan Taekwondo Juara Umum ElevenKick Makassar
18/11/2024 | 05:20 Wita