Jumat, 5 Februari 2021 | 11:15 Wita

Aktivis Politik Libanon Pengkritik Hizbullah Ditembak Mati di Mobilnya

Editor: Firman
Share

Hidayatullah.com — Seorang penerbit terkemuka Libanon dan pengkritik vokal kelompok militan Syiah Hizbullah ditemukan tewas di dalam mobilnya hari Kamis pagi (4/2/2021).

Mayat Lokman Slim, 58, seorang aktivis politik dan peneliti Syiah, tergeletak di kursi penumpang dengan beberapa luka peluru di tubuhnya akibat tembakan jarak dekat, kata aparat keamanan dan petugas forensik, lapor Associated Press.

Dia menghilang selama beberapa jam sejak Rabu malam dan keluarganya menyampaikan pesan di media sosial untuk mengetahui di mana keberadaannya.

Bagi teman-temannya, Slim adalah seseorang yang tidak kenal takut mengkritik politisi-politisi kelas kakap dan pentolan-pentolan Hizbullah beserta sekutu-sekutunya seperti Iran dan Suriah.

Namun, pihak lain menuding Slim berusaha menyulut perselisihan, pertikaian,mengusik persatuan nasional dan dia bahkan dituding sebagai seorang Zionis karena mengecam keras Hizbullah.

Petugas keamanan menemukan mobil Slim di sebuah jalan di pedesaan dekat Addoussieh, sebuah desa di Provinsi Sidon bagian selatan Libanon. Dia pergi ke sana untuk mengunjungi teman-temannya dan sedang dalam perjalanan kembali ke Beirut pada Rabu malam.

Afif Khafajeh, seorang petugas koroner yang memeriksa jasad Slim, mengatakan ada 6 peluru di tubuhnya –tiga di bagian kepala, satu di bagian dada dan satu di bagian belakang tubuhnya. Darah berceceran di bagian kursi penumpang.

Seorang petugas keamanan yang berada di lokasi kejadian mengatakan kartu identitas, telepon dan senjata api milik Slim hilang. Ponselnya ditemukan kemudian, kata para petugas yang berbicara secara anomim mengikuti aturan yang berlaku.

Sebelum mayat itu ditemukan, istri dan saudara perempuan Slim mengatakan di media sosial bahwa teleponnya tidak dijawab selama berjam-jam. Adik perempuannya, Rasha al-Ameer, mengatakan Slim meninggalkan rumah temannya setelah pukul 8 malam. Keluarga mulai khawatir ketika dua jam kemudian dia tidak juga pulang ke rumah.

Tanpa menyebut nama, Al-Ameer mengisyaratkan Hizbullah ada di balik pembunuhan terhadap abangnya, seraya menambahkan bahwa masyarakat umum sudah tahu siapa yang menguasai daerah di mana lokasi abangnya ditemukan tidak bernyawa. Sebagaimana diketahui, Hizbullah selama ini mendominasi wilayah bagian selatan Libanon.

“Dia membawa beban negara ini di pundaknya,” kata Rasha al-Ameer kepada para reporter di rumah mereka setelah kabar pembunuhan Slim tersebar. Wanita itu mengaku tidak percaya dengan penyelidikan yang dilakukan oleh aparat setempat dan bahwa keluarganya akan melakukan penyelidikan forensik sendiri.

“Hingga saat ini dalam sejarah Libanon, semua penyelidikan berujung buntu,” kata al-Ameer. 

Istri Slim, Monika Borgmann, yang berdiri di samping al-Ameer, menyeru dilakukannya penyelidikan internasional. “Pembunuhnya harus dihukum,” kata Borgmann.■



BACA JUGA