Selasa, 19 Januari 2021 | 08:49 Wita

Artis Langit

Editor: Firman
Share

■ Sapa Pagi: Dr Nasrullah Bin Sapa Lc MM

HidayatullahMakassar.id — Baginda Umar Bin Khattab dan Ali Bin Abi Thalib terlihat resah, sudah beberapa hari ini dia menunggu di gerbang Mekkah. Setiap kali ada rombongan dari Yaman dia selalu bergegas dan bertanya tentang seseorang. Namun, hasilnya nihil. Tahun ini orang yang ditunggu oleh Umar Bin Khattab tidak datang ke Mekkah untuk menunaikan haji. Padahal Rasulullah SAW semasa hidupnya sudah berpesan kepadanya untuk mencarinya dan meminta doa agar diampunkan dosa-dosanya.

Tahun berikutnya Umar RA kembali melakukan hal yang sama. Dia bahkan mendatangi tenda-tenda rombongan yang berasal dari Yaman. Akhirnya dia sampai pada tenda yang berdiri paling sudut, lalu dia bertanya tentang seorang pemuda yang bernama Uwais.

Anggota rombongan tidak begitu yakin dengan pertanyaan seorang sahabat nabi yang sangat terkenal. Di rombongan kami hanya ada seorang Uwais pemuda miskin yang bahkan tidak banyak orang yang mengenalnya. Akhirnya Umar berhasil menemuinya dan meminta doa kepadanya.

Uwais adalah seorang pemuda miskin yang mempunyai penyakit kulit hidup bersama ibunya di Yaman. Segala kebutuhan ibunya dia penuhi, hingga suatu waktu ibunya meminta untuk diantar pergi haji mengingat usianya tidak lama lagi. Uwais berpikir keras, tidak mungkin dia sanggup membeli hewan yang bisa ia dan ibunya kendarai hingga ke Mekkah.

Akhirnya dengan uang yang ia punya dia membeli anak sapi yang paling kecil lalu ia buatkan kandang diatas bukit yang jauh dari tempatnya mengembala. Setiap hari dia gendong anak sapi itu naik turun gunung untuk diberi makan.

Orang-orang menganggapnya gila, namun delapan bulan kemudian dia sudah punya kekuatan yang cukup untuk mengangkat sapi yang berusia satu tahun dan sanggup untuk menggendong ibunya berangkat haji. Setelah selesai melaksanakan semua ritual haji sambil menggendong ibunya dia lalu berdoa agar Allah SWT mengampuni dosa-dosa ibunya dan memasukkannya ke dalam surga. Lalu ibunya bertanya kenapa kamu tidak meminta untuk diampuni juga atas dosa-dosamu. Lalu dengan tersenyum dia menjawab, semoga Allah SWT memasukkan aku surga dengan ridha dari ibuku.

Uwais adalah salah satu artis langit yang tidak ada mengenalnya di dunia kecuali setelah Rasulullah SAW memperkenalkannya melalui pesannya kepada Umar Bin Khattab RA. Artis-artis langit seperti Uwais mungkin banyak di sekitar kita, namun tidak banyak yang bisa menandinginya lalu Umar datang meminta doa kepadanya.

Melihat dari dua musibah yang baru saja menimpa kita, jatuhnya pesawat Sriwijaya dan gempa bumi di Sulbar. Kedua musibah ini tiba-tiba mengorbitkan dua sosok dengan amal shalehnya masing masing selama hidupnya. Jatuhnya pesawat Sriwijaya mengorbitkan kapten Afwan dan gempa bumi Mamuju mengorbitkan dr. Adriani.

Dari keduanya banyak orang bersaksi tentang kebaikan kebaikannya. Kebaikan tentang ajakan untuk tidak meninggalkan shalat, kebiasaan bersedekah kepada orang yang membutuhkan, hingga menggratiskan biaya pengobatan kepada santri dan pembina pesantren yang berobat di kliniknya. Semua itu adalah kebaikan dan wasilah untuk menjadi artis di langit.

Meskipun kita sadari bahwa yang menentukan surga dan nerakanya seseorang adalah Allah SWT. Namun sebuah hadits Rasulullah SAW memberikan indikasi tentang tanda tanda yang dimiliki oleh para artis langit:

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Mereka lewat mengusung jenazah, lalu mereka memujinya dengan kebaikan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib.” Kemudian mereka lewat dengan mengusung jenazah yang lain, lalu mereka membicarakan kejelekannya.

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib.” Umar bin Al-Khattab lantas bertanya, “Apakah yang wajib itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِى الأَرْضِ

“Yang kalian puji kebaikannya, maka wajib baginya surga. Dan yang kalian sebutkan kejelekannya, wajib baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari, no. 1367; Muslim, no. 949).■

*) Ketua DPD HidayatullahMakassar.id