Jumat, 17 Januari 2020 | 19:25 Wita

Eksistensi Basyar Dan Nabi Adam AS

Editor: Irfan Yahya
Share

Manusia Milenial, Oleh : Drs. H. Ahkam Sumadiyana, MA

HidayatullahMakassar.id — “Manusia yang tidak lain adalah ‘Basyar’ penamaan tersebut ternyata secara universal juga merupakan sebutan untuk semua makhluq ciptaan Allah Ta’alaa, mulai dari nyamuk, lalat, cacing serta makhluq jelata lainnya.”

Karena basyar mempunyai pengertian adanya persamaan umum yang selalu menjadi ciri pokok, yaitu kenyataan lahiriah yang bergantung dengan ruang dan waktu, serta terikat oleh hukum-hukum alamiahnya. Basyar mempunyai anatomi tubuh yang sama terutama makan dan minum dari bahan yang sama yang terdapat dalam alam semesta ini, dan bertambahnya usia, kondisi tubuhnya akan menurun, menjadi tua dan akhirnya meninggal.

Yang dimaksud ‘Khalifah’ oleh Allah Ta’alaa adalah ‘basyarun’ memiliki kemampuan untuk wakil dan menjaga serta melestarikan kehidupannya melalui keturunnanya dengan berkembang biak dan membangun peradaban.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ ﴿٢٠﴾
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. (Ar-ruum [30]:20).

Penjelasan ayat yang mulia tersebut diatas bahwa Allah ta’ala berfirman وَمِنْ آيَاتِهِ dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, yang menunjukkan keagungan-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan bapak kalian, Adam dari tanah, أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ‘Dialah yang menciptakan kalian dari tanah’. ثُمَّ إِذَا أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ ‘Kemudian kamu tita-tiba menjadi ‘al-basyar’ berkembang biak’ Asal kalian adalah dari tanah, kemudian dari air yang hina, lalu dibentuk menjadi segumpal darah, kemudian segumpal daging, lalu menjadi tulang-belulang yang berbentuk manusia, lalu Allah membalut tulang-tulang itu dengan daging dan meniupkan ruh kedalam tubuhnya. Lalu dia dapat mendengar dan melihat.

Kemudian dia keluar dari perut ibunya sebagai bayi yang lemah. Kemudian semakin panjang umurnya, maka semakin sempurna pula kekuatan dan daya geraknya, hingga menjadi dewasa.

Hingga mampu membangun kota-kota dan benteng pertahan, melakukan perjalanan di pelosok bumi, mengarungi samudra, mengelilingi berbagai benua dan menghimpun berbagai harta. Diapun meiliki pemikiran dan pendalaman, kejelian, pendapat, ilmu dan wawasan tentang perkara-perkara dunia dan akhirat sesuai dengan kemampuannya masing-masing. [Baca juga; Imam Jalaluddin al-Mahally. Imam Jalaludin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, (Bandung: CV Sinar baru: tth), h. 1720].

Maha suci Rabb yang memberikan kekuatan kepada mereka, memperjalankan, mengatur dan mendistribusikan mereka dalam berbagai jenis kehidupan dan usaha serta terjadinya berbagai tingkatan dikalangan mereka dalam bidang ilmu, pemikiran, kebaikan dan keburukan, kekayaan dan kemiskinan serta kebahagiaan dan kecelakaan.

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Abu Musa, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الله خلق أدم من قبضة قبضها من جميع الأرض فجاء بنو آدم على قدر الأرض جاء منهم الأبيض و الأحمر والأسواد وبين ذلك والخبيث والطيب والسهل والحزن وبين ذلك.

Artinya:“Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dari satu genggaman yang digenggamnya dari seluruh bumi. Lalu datanglah anak-anak Adam sesuai dengan bumi, ada yang putih, merah, hitam, dan ada diantara yang demikian.

Ada pula yang jahat, baik, senang, dan yang berduka serta ada diantara yang demikian”. (Hadits ini diriwayatkan jugaoleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dari beberapa jalan, dari ‘Auf al-A’raby. At-Tirmidzi berkata Hadts ini hasan shahih”. [Lihat; Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Dar al-Hilal Kairo: Pustaka Imam Asy-Syafie’ Muassasah, 2008), h.363].

Adam AS/Basyar mempunyai semua persyaratan sebagai wakil Allah Ta’alaa di atas dunia, mengingat eksistensinya sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah Ta’alaa lainnya. Kemudian sebagai makhuk ciptaan Allah al-Basyar memiliki potensi yang sama persis dengan kebanyakan makhluk hidup lainnya khususnya kebutuhan akan makan, minum dan berkembang biak, dapat sakit dan mati.

Namun kesamaan tersebut justru memberikan gambaran bahwa memang semua yang dilakukan al-Basyar sifatnya manusiawi artinya seluruh pekerjaannya juga dapat dikerjakan oleh orang lain.
“Karena itulah Iblis menjadilah argumentasi untuk menolak sujud kepada basyar, yang secara lahiriyah merupakan makhluk jelata seperti ciptaan Allah yang lannya”

Berikut dialog Allah Ta’alaa bersama Iblis dalam al-qur’an;

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلاَّ تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ ﴿٣٢﴾ قَالَ لَمْ أَكُن لِّأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ ﴿٣٣﴾

Artinya “Allah berfirman: “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (al-Hijr [15]:33).

Kemudian Iblis memberikan argumetasi tentang eksistensi dirinya yang Allah Ta’alaa ciptakan dari api;
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿١٢﴾

Artinya; Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang ‘basyar’ Engkau ciptakan dari tanah”. (Al-A’raaf [7]:12).
*) Anggota Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar



BACA JUGA