Jumat, 11 September 2020 | 07:30 Wita
Beramal Lalu Berdoalah, Allah Ijabah
■ Kajian Kitab Tafsir As Sa’di! Al Baqarah Ayat 126-132
HidayatullahMakassar.id — Pada kajian surah Al Baqarah hingga ayat 126 yang telah berlalu sebelumnya nampak jelas interaksi Nabi Ibrahim dengan Allah ta’alla. Bagaimana Ibrahim alaihiwassalam dan anaknya Ismail alahissalam bermuamallah dengan Allah ta’alla.
Maka kita sebagai hamba dituntut mengetahui dengan baik bagaimana cara bermuamalah dan berinteraksi dengan Allah ta’alla.
Dari dari Nabi Ibrahim kita belajar. Sampai kemudian Allah membalas keikhlasannya menjalankan perintah. Baik di dunia terlebih di akhirat kelak.
Tidak ada ruginya kita bermuamalah dengan Allah, yakin tidak akan Allah siasiakan. Di antara balasannya, Allah kabulkan permintaan kita.
Ada 4 permintaan Nabi Ibrahim yang diijabah Allah. Diantaranya Allah jadikan dia dan keturunannya pemimpin panutan. Sehingga dikenal sebagai Abul Anbiyah bapak para nabi.
Juga yang diijabah doa ibrahim agar Makkah, menjadi daerah yang aman dan rejeki yang berlimpah bagi penduduknya.
Sebagaimana tersebut dalam Surat Al-Baqarah Ayat 126
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
Kenikmatan bagi orang kafir Allah berikan pengecualin, orang kafir hanya merasakan nikmat sedikit namun siksaan yang pedih di neraka.
Inilah keutamaan bermuamalah dengan Allah ta’alla. Maka di setiap aktivitas kita mari niatkan bermuamallah dengan Allah agar Allah memberikan kemuliaan seperti kemuliaan Ibrahim
—000—
Kemudian Allah kisahkan ketika Ibrahim dan Ismail membangun Kakbah, rumah Allah, kiblat ummat Islam dikemudian hari. Dalam Ayat 127
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Mereka tidak menyianyiakan kesempatan menjalankan perintah itu untuk berdoa, “Wahai tuhanku terimalah amal usaha kami, ibadah kami. Sesungguhnya engkau maha mendengar dan maha mengetahui.
Bayangkan seorang nabi yang tak diragukan keikhlasannya beribadah dan beramal shaleh tidak lupa meminta agar usahanya dipermudah. Terlebih lagi kita seharusnya sebagai manusia biasa. Lebih pantas lagi untuk terus meminta amal usaha kita diterima Allah.
Mintalah teruslah keikhlasan dan ibadah diterima Allah.
—000—
Di antara doa Ibrahim yang lain, dalam ayat 128
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Lagi-lagi dalam doanya, Ibrahim tak lupa mendoakan anak cucunya.
Ada dua penafsiran ulama terkait kata “manasik” yakni cara berhaji dan cara beribadah secara umum.
Doa ini diijabah. Kita tahu ibadah haji dikekalkan sampai sekarang. Tak jauh dari apa yang dilakukan, terinspirasi dan terkait Ibrahim.
Syaikh penulis mengatakan bahwasanya namanya manusia betapa pun dengan upaya ibadah yang dilakukan pasti ada saja kekurangan. Oleh karena itu tetap beristigfar dan meminta pengampunan. Karena kesalahan yang diampuni menjadikan manusia menjadi mulia.
—000—
Selanjutnya Ibrahim kembali berdoa di Ayat 129
رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
Dan ternyata kemudia hadir Rasulullah Muhammad. Rasulullah bersabda “Ketahuilah saya hasil doa bapakku Ibrahim.”
Mari jadikan ibadah dan amal saleh sebagai tawasul agar doa lebih mudah diterima Allah.
—000—
Surat Al-Baqarah Ayat 130-132
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَٰهِۦمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُۥ ۚ وَلَقَدِ ٱصْطَفَيْنَٰهُ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
إِذْ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”.
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
Tiga ayat ini menjelaskan antara lain selain berdakwah, para nabi juga berusaha memperbaiki keluarganya.
Sebagaimana Ibrahim dan Yaqub mewasiatkan kepada anak keturunannya “Wahai anakku sesungguhnya Allah memilih agama ini sebagai pesoman. Oleh karwna itu jangalah meninggal kecuali dalam keadaan beragama.
Ini juga sindiran Allah kepada orang Yahudi mengapa menduakan Allah.
Wallahuallam.■ fir
*) Oleh Al Ustadz Henra Wijaya, Lc, MH di Masjid Umar Al Faruuq pondok pesantren Hidayatullah BTP Makassar, Kamis 22 Muharram 1441 H (10/9/2020).
TERBARU
-
Nilai dan Keutamaan Hidup Muhammad Sebelum jadi Rasul
22/11/2024 | 06:04 Wita
-
Raih Belasan Medali, Atlet Tapak Suci Pesantren Ummul Quro Hidayatullah Tompobulu Terbaik di Kejurnas UINAM Cup
18/11/2024 | 05:42 Wita
-
Borong 5 Emas, Al Bayan Taekwondo Juara Umum ElevenKick Makassar
18/11/2024 | 05:20 Wita