Senin, 7 September 2020 | 17:40 Wita

Mencari Pemimpin Terbaik

Editor: Firman
Share

■ Oleh: Syamril, Direktur Sekolah Athirah

HidayatullahMakassar.id — Pada akhir pekan lalu 6 September 2020 KPUD telah menerima pendaftaran bakal calon bupati, walikota dan gubernur. Terdapat 270 daerah yang akan mengadakan pilkada serentak pada Desember 2020 nanti. Terdiri atas 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota. Semoga seluruh tahapan dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin terbaik idaman rakyat.

Para calon adalah orang yang baik karena berhasil mendapat dukungan partai atau sejumlah tertentu individu untuk jalur independen. Selanjutmya rakyat akan memilih yang terbaik dari yang baik. Animo masyarakat mengantarkan calonnya ke KPUD sangat besar. Ini mencerminkan harapan yang besar dari rakyat untuk memiliki pemimpin yang dapat membawa perubahan menuju kondisi yang lebih baik.

Apa saja yang perlu dicermati dari para kandidat sebagai calon pemimpin harapan rakyat? Pertama, sebagai calon pemimpin dia harus sudah kokoh sebelum jadi tokoh. Kokoh dalam aspek ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Kokoh artinya sudah tuntas dengan dirinya. Misinya ingin memberi bukan memiliki.

Jika secara ekonomi sudah kokoh dan tuntas maka dia tidak akan menjadi pemimpin yang transaksional. Tidak akan menghitung laba dan rugi. Tidak akan berfikir pengeluaran di pilkada sebagai modal. Jika biaya dipandang sebagai modal maka pasti saat nanti terpilih, pertama yang dilakukan adalah mengembalikan dan mencari keuntungan dari kas negara.

Pemimpin yang sudah tuntas dengan dirinya dan siap untuk berkontribusi bagi masyarakat akan melihat biaya pilkada sebagai dana perjuangan. Biaya yang keluar sebagai infak dan sedekah. Biaya untuk membuka jalan berbuat kebaikan yang lebih besar. Jika gagal tidak masalah karena sudah dapat pahala. Jika berhasil maka siap untuk bersedekah yang lebih besar lagi untuk menjalankan amanah dengan baik. Telah bergeser dari transaksional ke spiritual.

Kokoh dalam aspek ideologi berarti niatnya siap meniru para pemimpin bangsa di awal revolusi kemerdekaan. Semangat berjuang dan ingin membebaskan rakyat dari penderitaan lahir dan batin. Dia siap berkorban demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dia siap memegang teguh Pancasila sebagai dasar negara dan mewujudkannya dalam kehidupan. Dia siap membangun masyarakat yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis dan adil.

Syarat kedua pemimpin di era sekarang yaitu siap bekerja keras, cerdas dan tuntas. Kondisi negara di era pandemi sedang terancam krisis. Artinya tantangan dan masalah yang akan dihadapi sangat besar dan kompleks. Menjadi pemimpin harus siap bekerja melakukan perbaikan. Harus siap melayani masyarakat bukan dilayani sebagai pejabat. Harus siap aspek lahir dan batin, heart, head and hand.

Pemimpin di era krisis harus mampu bertindak dengan cepat, tepat dan bersahabat. Lead by heart dan manage by head. Memimpin dengan hati dan mengelola dengan pikiran. Seimbang imtak dan iptek. Selaras jiwa dan raga. Memimpin dengan hati siap membangun harapan, impian dan imaginasi. Membangun kepercayaan, semangat tim dan siap mendengar dengan komunikasi yang terbuka.

Syarat ketiga yaitu siap menjadi role model atau teladan. Pemimpin berada di posisi puncak. Pasti selalu terlihat. Tindakannya menjadi sorotan dan pembicaraan rakyat. Untuk itu harus siap menjaga diri. Berfikir sebelum bertindak. Hanya melakukan hal yang baik. Berusaha memberi contoh sebelum memerintah. Memberi teladan kebaikan untuk menginspirasi rakyat untuk juga berbuat yang baik.

Semoga dengan ketiga syarat di atas yaitu motivasi spiritual memberi bukan transaksional memiliki, siap bekerja keras, cerdas & tuntas, dan siap menjadi role model/teladan akan diperoleh pemimpin terbaik untuk 270 daerah di Indonesia. Selamat menikmati perjalanan proses demokrasi pilkada serentak 2020 ini.■


Tags:

BACA JUGA