Sabtu, 25 Juli 2020 | 09:58 Wita

Metamorfosis Universitas Muhammadiyah Enrekang

Editor: Firman
Share

■ Oleh: Dr Ilham Kadir, MA.

HidayatullahMakassar.id — Pendidikan akan terus menjadi bagian penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Sejak Allah menciptakan Adam sebagai manusia dan nabi pertama di muka bumi ini, sejak itu pula terlihat jelas bagaimana pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu, kesuksesan, dan kebahagiaan.

Yang sukses dan bahagia adalah mereka yang ingin belajar lalu mengamalkan, mengajarkan ilmu yang pernah dipelajari, yang gagal dan sengsara adalah mereka yang sombong, tidak mau belajar, dan sok tahu lalu berkubang dengan kejumudan dan kebodohan. Itulah yang tergambar dalam kisah awal penciptaan manusia, ketika Allah mengabarkan kepada malaikat dan iblis bahwa akan ada makhluk bernama manusia yang akan diciptakan oleh Allah.

Iblis yang kala itu ketaatannya sama dengan para malaikat bersama-sama merasa keberatan, sebab mereka berdua sejak tercipta suasana sangat harmonis, tenang, dan tidak ada masalah. Iblis dan malaikat berburuk sangka bahwa jika makhkuk manusia itu tercipta ada dua perkara akan muncul: “yufsidu fiha”, membuat kerusakan di bumi dan, “yasfikud-dima” menumpahkan darah. Sementara, iblis dan malaikat kerjanya bertasbih dan menyucikan Allah. Nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisulak, (QS. 2: 30).

Allah sebagai sesembahan dan Pencipta tentu maha tahu apa tujuan penciptaan manusia dan apa kehebatan dan kelebihan dan kelemahan manusia dibanding dengan iblis dan malaikat. Terlihat jelas, bagaimana Allah mendidik iblis, malaikat, dan Nabi Adam. Golongan pertama dari iblis dan malaikat dididik untuk tunduk dan patuh atas kehendak Sang Pencipta, sedang manusia didik dengan ilmu sehingga memiliki keistimewaan dibandingkan dua ciptaan tersebut. “Dan Allah ajarkan kepada Adam nama-nama [alam] semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua ini, jika kamu yang benar!”, (QS. 2:31).

Intinya, manusia menjadi mulia karena ilmu melalui pendidikan. Kala itu, para malaikat lulus ujian, siap tunduk dan sujud kepada manusia sebagai penghormatan atas kelebihan yang dimiliki manusia, ada pun iblis yang kala itu tingkat ketaatannya membawa mereka berdiri di barisan para malaikat justru gagal ujian, bahkan bersikap congkak dan membangkang “aba wastakbara”. Tidak sampai di situ, dia bahkan membanding-bandingkan asal penciptaan. Iblis merasa lebih mulia karena terbuat dari api, sementata manusia dari tanah.

Pada akhirnya, malaikat tetap dalam kemuliaannya surga adalah tempatnya dan iblis yang gagal akan dilempar ke neraka, ada pun manusia memiliki dua kemungkinan. Jika bersikap seperti malaikat maka akan ikut jejak malaikat, jika bersikap seperti iblis, pun akan ikut jejak iblis. Maka pendidikan yang akan membuat orang sengsara atau bahagia, sukses atau gagal. Sebab hanya dengan pendidikan ilmu dapat diraih. Dengan ilmu seseorang dimuliatan, tanpanya ia akan terhina.

Pendidikan dan sarana pendidikan adalah dua sisi mata uang yang melekat, harus saling menopang dan tidak bisa saling menegasi. Lembaga pendidikan yang mumpuni akan melahirkan out put berkualitas. Walau tidak bisa dicapai dalam waktu sekejap namun perlu perencanaan, tahapan, pengendalian hingga evaluasi, butuh waktu untuk mencapai target-target tertentu.

Salah satu lembaga pendidikan yang kini berlari kencang untuk meraih cita-cita adalah Universitas Muhammadiyah Enrekang dulu disebut dengan STKIP Muhammadiyah Enrekang yang kini telah resmi berganti bentuk menjadi Universitas Muhammadiyah (UM) Enrekang. Perubahan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia nomor: 300/M/2020 ditetapkan di Jakarta 19 Februari 2020. Dalam keputusan itu Kemendikbud RI menyetujui izin perubahan bentuk STKIP Muhammadiyah Enrekang, menjadi Universitas Muhammadiyah Enrekang. Kedudukannya sebagai universitas dipermantap dengan pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Enrekang, Drs. Yunus Busa, M.Si, pada Selasa (16/6/2020).

Namun untuk kelas universitas maka seorang rektor harus dibantu oleh para kabinet handal, siap bekerja sesuai harapan, bergerak bersama meraih visi untuk menjadikan UM Enrekang sebagai perguruan tinggi terbaik di kawasan Ajattappareng.

Hari ini, Sabtu 4 Dzulhijjah 1441 Hijriah bertepatan dengan 25 Juli 2020 Masehi sejarah akan mencatat diadakannya “Pelantikan Wakil Rektor & Pejabat Struktural Universitas Muhammadiyah Enrekang, Priode 2020-2024”. Perlahan tapi pasti UM Enrekang akan menjadi bagian penting dari perjalan sejarah Bangsa Indonesia secara umum, dan daerah Enrekang secara khusus, bahkan UM Enrekang sudah menggebrak dunia pendidikan dengan mencatarkan diri sebagai peraih rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai kampus yang mampu menghadirkan peserta sebanyak 6.692 Peserta ketika menggelar bimtek pembuatan media pembelajaran media daring. Peserta yang mengikuti bimtek daring sesuai dengan target yaitu dari kalangan civitas akademika.

Saya, selaku bagian dari UM Enrekang, sangat optimis jika ke depan kampus ini akan menjadi episentrum pencetak insan adil dan beradab. Di sini wadah yang tepat untuk menyemai benih-benih tunas harapan bangsa. Tunggu apa lagi, ajak saudara, kerabat, handai taulan, untuk sama-sama meraih cita-cita di kampus yang ‘unggul, islami dan enterpreneurship’ ini. Wallahu A’lam!

*) Dosen Universitas Muhammadiyah Enrekang. Kampus UM Enrekang, 09.00, Sabtu, 25 Juli 2020.



BACA JUGA